Bahlil Ungkap Kondisi Investasi Akibat Banyaknya WNA Meninggalkan Indonesia Karena Covid-19
Investasi Kena Dampak dari Banyaknya WNA Pulang Kampung
MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan dampak banyaknya warga asing yang keluar dari Indonesia seiring lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia.
Hengkangnya warga negara asing yang umumnya tenaga ahli di perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia tentu berdampak pada percepatan pekerjaan atau kinerja perusahaan.
“Harus diakui setiap perusahaan yang sedang jalankan operasinya ketika sebagian tenaga ahlinya pulang, pasti ada dinamika di dalam percepatan pekerjaan itu. Dinamika ini harus kita mediasi (agar) bisa diselesaikan,” kata Bahlik dalam paparan realisasi investasi triwulan II/Semester I 2021 secara daring, Selasa, 27 Juli 2021.
Bahlil tak bisa memastikan pengaruh keluarnya tenaga asing itu terhadap jalannya investasi perusahaan asing di Tanah Air.
“Apakah ada dampaknya di Kuartal III? Saya belum bisa jawab sekarang, harus tanyakan ke mereka apa masalah dan solusi apa yang akan kami buat. Tolong kasih kami kesempatan untuk mendeteksi perusahaan mana saja yang tenaga ahlinya balik dan bagaimana agar cepat mereka datang,” ujar Bahlil seperti dikutip Antara.
Sepanjang Semester I 2021, realisasi investasi mencapai Rp 442,8 triliun atau sebesar 49,2 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp 900 triliun.
Capaian tersebut terdiri atas realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun (51,6 persen) dan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesa Rp 214,3 triliun (48,4 persen).
“Capaian Rp 442,8 triliun itu dipersentasekan dari Rp 900 triliun yang sudah mencapai 49,2 persen. Memang harus kami akui di kuartal ketiga ini pekerjaannya ekstraketat karena kita kena PPKM ini di bulan Juli hingga Agustus,” kata Bahlil.
Tantangan yang dihadapi di Triwulan III 2021 pun berat karena Indonesia mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang tinggi. Namun, Bahlil belum punya rencana untuk merevisi target.
“Kalau ditanya apakah mau revisi target? Sampai sekarang saya belum terpikir, tapi kalau ditanya apa strateginya agar target tercapai, inii lagi dijalankan. Kasih kami waktu bekerja. Kami bekerja siang dan malam untuk bagaimana bisa mendorong agar realisasi bisa tetap mencapai target,” ujar Bahlil
Realisasi Investasi
Bahlil juga mengabarkan bahwa realisasi investasi Triwulan II 2021 mencapai Rp 223 triliun. Ini berarti tumbuh 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 191,9 triliun.
Capaian tersebut juga tercatat tumbuh tipis 1,5 persen dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 219,7 triliun.
Capain tertinggi diraih pada periode April, Mei, Juni, atau sebelum PPKM secara quarter to quarter tumbuh 1,5 persen atau 16,2 persen secara year on year.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi Triwulan II 2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, dan Maluku.
Singapura, Hong Kong, Belanda, Jepang, dan China tercatat menjadi lima negara paling banyak berinvestasi di Indonesia pada periode April-Juni 2021 ini.
Sebaran sektornya meliputi perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; dan pertambangan.
Sementara itu, realisasi investasi sepanjang Semester I 2021 tersebar di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta industri makanan.
Singapura, Hong Kong, China, Belanda, dan Korea Selatan tercatat sebagai lima negara teratas yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia sepanjang Januari-Juni 2021.