Harga Cabai sampai Terong Jatuh Paling Buruk
Rp 4.000 Harga Cabai, Rp 6.000 Harga Letuce, Rp 1.000 Terung Ungu

HARGA sejumlah jenis sayuran seperti cabai, terong, hingga letuce terpuruk bikin petani menderita. Untuk menekan kerugian, petani pun mencoba peruntungan dengan menjual langsung hasil panen ke konsumen melalui toko online.
Harga berbagai jenis cabai di pasaran, saat ini tak sampai Rp 10.000 per kg. Bahkan di beberapa daerah, ada yang cuma dihargai Rp 4.000 per kg, jauh di bawah biaya tanamnya.
Demikian juga dengan terong ungu, harganya cuma Rp 1.000 per kg. Sementara letuce harganya cuma Rp 6.000 per kg, padahal dalam kondisi normal bisa Rp 30.000 per kg.
Untuk mencegah kerugian lebih besar, petani berupaya menjual langsung hasil panen mereka ke konsumen, melalui toko online. Hal ini terpantau ramai di beberapa akun sosial media.
Akun twitter @valentinehemas seperti dikutip Kumparan.Com, misalnya, menawarkan cabai rawit merah hasil panen ayahnya asal Purworejo, Jawa Tengah.
Menurutnya, cabai rawit merah jenis Cimpluk itu dipanen setiap 5 hari sekali. Tapi harga jual di tengkulak yang biasa menampung hasil panen sangat rendah, sehingga tak menutupi modal menanam.
“Di sini kami mencoba untuk menjual langsung hasil panen bapak kami dengan harapan bisa menutup modal dan rasa lelah menanam selama berbulan-bulan hingga waktu panen tiba,” tulisnya dikutip Kamis, (2/9).
Dia pun menyertakan link tokopedia yang menawarkan hasil panen ayahnya. Hal ini diikuti petani lainnya yang menawarkan terong ungu dan letuce di lini masa yang sama.
“Nitip. Bapak aku juga petani nanem cabai juga, tapi cabai merah besar. Harganya sama Rp 4-5 ribu per kg. Dipetik seminggu sekali. Tapi bapak aku juga nanem terong, dipetik 2-3 hari sekali dengan harga Rp 1.000 per kg. Tolong kasihan petani,” tulis akun @nanaeiln.
Sedangkan letuce, sayuran hijau segar yang biasa digunakan sebagai isian kebab atau burger, ditawarkan cuma seharga Rp 6.000 per kg oleh akun @halumaan.
Hancurkan Tanaman
Bulan Agustus lalu, seorang petani nekat merusak tanaman cabai karena anjloknya harga jual cabai. Hal tersebut dilakukan diduga karena ia merasa kesal lantaran harga cabai yang kian turun.
Video tersebut viral setelah dibagikan akun TikTok @laukbecik beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut tampak petani yang mengenakan kaus lengan panjang merusak tanaman cabai yang dengan susah payah ia tanam.
Dengan penuh emosi, petani itu mencabut satu per satu tanaman cabai tersebut. Ia tampak begitu kesal karena harga cabai yang kian turun. Tanaman cabai yang semula rapi, kini hancur berantakan.
“Hari: Jumat, tanggal: 20 Agustus 2021, 1. cabai merah besar varietas: Gada mk Rp 8000, mola Rp 6000, 2. cabai merah keriting Rp 5000,” tulis dalam keterangan video.
Sementara dari Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Detik.Com melaporkan bahwa harga jual cabai merah keriting di tingkat petani berkisar Rp 2.500-3.000 per kg.
Rendahnya harga tersebut membuat para petani di Kalurahan Garongan, Panjatan, membakar atau membagikan cabai secara cuma-cuma kepada warga yang membutuhkan.
“Karena harganya terlalu murah dan tidak seimbang dengan biaya operasional maka lebih baik kami cabutin (pohon cabai) saja untuk dibakar lalu mau cari alternatif tanaman lain aja. Selain itu kami juga membagikannya kepada warga yang sekiranya mau,” ungkap salah seorang petani, Dwi Wahyu Adi Wibowo (31), saat ditemui di lahan pertanian cabai miliknya, Selasa (24/8/2021).
Dwi mengatakan langkah ini ditempuh ini sebagai bentuk kegusaran lantaran harga cabai saat ini terlampau murah.
Per hari Selasa, 24 Agustus 2021, harga 1 kg cabai merah keriting paling tinggi berkisar Rp 3.000. Nominal ini jauh di bawah Break Even Point (BEP) atau titik impas biaya produksi yang idealnya di atas Rp 10.000 per kg.
“Harganya sekarang itu turun drastis ya, kalau standarnya itu Rp 10.000 ke atas, saat ini cuma Rp 2.500 sampai Rp 3.000,” ujarnya.
Dwi menuturkan anjloknya harga cabai berlangsung sejak awal Agustus 2021. Saat itu harga masih berkisar Rp 5.000-6.000 per kg. Kemudian terus merosot hingga sekarang.