Penembakan Nahel Merzouk Picu Kerusuhan Sosial di Prancis, Terjadi 2.560 Insiden Kebakaran
Lebih dari 700 lokasi bisnis di seluruh Prancis telah rusak sejak dimulainya protes.
Kerusuhan massal antara pengunjuk rasa dan polisi memasuki malam kelima.
Aksi kerusuhan disebabkan ketidakpuasan masyarakat Prancis atas kepemimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Meninggalnya remaja berusia 17 tahun, Nahel Merzouk, yang ditembak polisi Prancis, memicu unjuk rasa dan kerusuhan meluas.
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa hingga Sabtu sebanyak 1.311 orang telah ditahan setelah kekerasan malam keempat.
Sebanyak 2.560 insiden kebakaran telah dilaporkan di jalan umum, dengan 1.350 mobil terbakar, dan ada 234 insiden kebakaran di gedung-gedung.
Nahel sudah dimakamkan di Mont Valerien di Nanterre, pinggiran kota Paris.
Ibu bocah itu, Mounia, mengatakan kepada stasiun televisi France 5 bahwa dia hanya menyalahkan petugas yang menembak putranya.
Seperti dilaporkan CNN, pembunuhan Nahel telah memicu keresahan destruktif yang meluas. Simbol kekuasaan di Prancis seperti gedung DPR, kantor polisi bahkan gedung sekolah tertentu diserang warga yang marah.
Pemerintah Prancis telah mengerahkan 45.000 polisi untuk meredam para pemrotes hingga Sabtu malam.
“Saya kira semua orang paham bahwa pemerintah tidak akan mundur,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin
Dia menambahkan pemerintah Prancis akan memperkuat pasukan keamanan di Lyon dan Marseille, di mana bentrokan kekerasan terjadi Jumat malam.
Banyak dari mereka yang ditahan sejak kerusuhan dimulai pada hari Selasa adalah anak di bawah umur.
Sebanyak 79 anggota polisi terluka selama Jumat malam, sebanyak 58 serangan terhadap kantor polisi dan polisi terjadi. Adapun ribuan pemrotes dilaporkan telah ditangkap di sejumlah kota.
Sementara itu lebih dari 700 lokasi bisnis di seluruh Prancis telah rusak sejak dimulainya protes.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pada konferensi pers hari Sabtu. Bisnis, yang meliputi pusat perbelanjaan dan cabang bank, telah diserang, dijarah atau dalam beberapa kasus, dibakar habis.
Sehubungan dengan protes tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunda rencana kunjungan ke Jerman 2-4 Juli ini.
Macron berbicara dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melalui telepon untuk memberi tahu dia tentang “situasi di negaranya,”
Terkait kerusuhan Prancis, Kedutaan Besar RI di Paris (KBRI Paris) mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia yang terdampak atau terlibat.