Business is booming.

Profil Arya Wedakarna, Senator Bali yang Viral karena Ucapannya Dianggap Rasis

Bali yg selama ini penuh toleransi ternodai orang spt itu.

Tagar Rasis trending di media sosial X (Twitter) pada Selasa (2/1/2024), menyusul ucapan Senator Bali Arya Wedakarna dianggap rasis lantaran menyinggung jilbab atau hijab yang dikenakan Muslimah.

“Saya gak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek,” ucap Arya dikutip http://Republika.co.id di Jakarta, Senin (1/1/2024).

Netizen gaduh menanggapi tagar Rasis yang trending hingga tercatat 18.100 ciutan yang mereka sampaikan. Sejumlah netizen pun kritik ucapan Senator Bali yang tidak toleran, meskipun begitu ada pula yang memaklumi sikap senator ini.

Seperti pemilik akun Twitter @davidhermansyah menulis, “Dia tahu konsumennya adalah pemilih di Bali. Jadi dia memang sengaja utk menunjukkan jati diri rasisnya. Kalau terpilih lagi menjadi senator patut disayangkan. Bali yg selama ini penuh toleransi ternodai orang spt itu.”

Lalu pemilik akun Twitter @mhbahaudin menulis, “Masih ada di Indonesia Rasis seperti ini?”

@dawiguna menulis, “Sah sah saja Senator Bali bilang demikian. Bali adalah Pulau Dewata, tempatnya masyarakat Hindu Bali. Tidak rasis utk mengutamakan penduduk Bali beragama Hindu dlm pelayanan terdepan, sebagai wajah Bali”

@DS_yantie menulis, “Bali kan terkenal dengan agama nya Hindu jadi benar jika memang mengutamakan yg gak pakai jilbab biar khas Bali nya tidak tergerus”

@yuki__bitcoin menulis, “walaupun mungkin yg dikatakan benar, tapi jangan kasar seperti itu. langsung saja ganti atau suruh orangnya secara baik2, bagaimanapun kita hidup dimayoritas muslim, kalau umat mayoritas main kasar dan rasis nanti habis kamu.”

@tijabar menulis, “Bali kan… memang ada sih pejabatnya yg rasis spt itu 🤦”

@negativisme menulis, “Patut disayangkan ada kejadian begitu yg memicu kesalahpahaman, padahal bea cukai itu salah satu sektor pemasukan buat keuangan negara, semoga permasalahannya segera selesai”

@andri_parcox menulis, “Boleh ngak sukak..tp jangan esmosi gtu lahh..mana bawa2 middle east itu maksudnya apa? Di Vatikan aja suster2 pake kerudung koq bukan di middle east aja.. lagian di middle east macem di Abu Dhabi malah bnyk juga yg terbuka2.. biasakan pakek diksi yg menentramkan apalagi senator!!”

@ArdaChandra10 menulis, “Ini islamofobia karatan, rekam jejak kebencian terhadap Islam sudah banyak. Setahu saya orang Bali sendiri banyak yang tidak suka.”

@cattheseekers menulis, “Si Arya mengaku Soekarnois. Tapi gw pgn tau kira2 apa yg di pake oleh Ibu Fatmawati ini menurut si Arya masuk ke kategori penutup kepala ga jelas ga ya? 😁”

@NelfidaDjamil menulis, “Yang muslim harusnya juga mikir, sdh dihina & diperlakukan tdk baik oleh senator rasis begini, masih saja mau libur ke Bali, gue sdh lama mendelete Bali dari destinasi wisata lokal yg akan gw kunjungi. Hrsnya muslimin stop kunjugi bali biar ada efek jera buat mnsia2 rasis spt ini”

@RidNgemil menulis, “Potensi wisatawan muslim lokal & international di Bali besar banget. Gak perlu rasis kalau di bandara ada yg hijab juga. Kan bisa dikasih hiasan bunga kamboja sbg ikon bali. Staf berhijab itu selain mjd welcome person, juga bentuk apresiasi utk wisatawan muslim di sana”

@bungdree menulis, “Maksudnya baik tapi penyampaian sangat buruk, rasis dan penuh kebencian…”

@SuaraMerdu16 menulis, “Si Arya ini memang kafir rasis radikal.. Dia benci semua yg berbau Islam”

Profil Arya Wedakarna

Arya Wedakarna bernama lengkap Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa. Pria kelahiran 23 Agustus 1980 ini adalah anggota DPD Bali periode 2014-2019 yang mendapat suara sebesar 178.934 suara.

Baca Juga:  Blackpink di Coachella 2023 Siang Ini, Tampil Bersama Solena Gomez dan Lady Gaga?

Saat masih muda, Arya pernah terjun di dunia modeling dan menjadi cover boy majalah Aneka. Ia sempat bergabung dalam trio grup vokal FBI bersama Indra Bekti dan Roy Jordy.

Putra dari Shri Wedastera Suyasa dan Suwitri Suyasa ini dinobatkan sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan Termuda di Indonesia (saat berusia 27 tahun) dan Rektor Universitas Termuda di Indonesia (saat berusia 28 tahun) oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Saat ini, ia juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mahendradatta Bali.

Pendidikan

SD. Cipta Dharma Denpasar tahun 1992
SMP Negeri 3 Denpasar tahun 1995
SMA Negeri 1 Denpasar tahun 1998
Melbourne Language Center, Australia tahun 2000.
S1 di Universitas Trisakti (STMT) Jurusan Manajemen Transportasi Udara tahun 2002.
S2 di Universitas Satyagama Jakarta Jurusan Magister Ilmu Pemerintahan tahun 2004.
S3 di Universitas Satyagama Jakarta Jurusan Doktor Ilmu Pemerintahan (Ph.d) tahun 2007.

Organisasi

President The Hindu Center of Indonesia.

Kontroversi

Pengakuan sebagai raja Majapahit Bali

Pada tanggal 31 Desember 2009, Arya mengaku sebagai keturunan raja Majapahit Bali dengan nama lengkap Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III His Royal Majesty King of Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX.

Ia mengklaim telah dilantik sebagai Raja Majapahit Bali di Pura Besakih oleh pendeta Siwa Budha dengan gelar tersebut. Namun, tokoh Puri Jembrana, A.A. Gde Benny Sutedja saat bedah buku Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja,1966 pada bulan Mei 2016 meminta agar Arya tidak lagi mengaku sebagai raja Majapahit.

Penolakan Bank Syariah

Pada 7 Agustus 2014, melalui akun facebooknya, Arya Wedakarna, menulis status yang menyatakan penolakannya terhadap perbankan syariah di Bali.

“Aliansi Hindu Muda Indonesia dan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) hari itu berdemonstrasi di depan Kantor Bank Indonesia Denpasar untuk moratorium/stop izin Bank Syariah di pulau Bali.

Baca Juga:  Hasil dan Klasemen Piala Asia U23, Ini Potensi Lolos Perempatfinal

Penolakan Ustad Abdul Somad

Dia dituduh sebagai provokator penolakan Ustad Abdul Somad yang akan melakukan dakwah di Bali pada bulan Desember 2017.

Ustad Somad sebelumnya sempat mendapatkan penolakan dari ormas Bali pada 8 Desember 2017. Tuduhan mengarah pada Arya Wedakarna karena dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustad Abdul Somad sebagai anti-Pancasila.

“Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat 1 Desember 2017.

Wakil Ketua Komisi II DPR, Lukman Eddy kemudian melaporkan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD. Dalam laporan itu, Arya Wedakarna diduga menjadi otak pelaku atas persekusi yang dialami oleh Abdul Somad di Denpasar, Bali.

Dalam pembelaannya, Arya Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya.

Pemberhentian sementara sebagai anggota DPD

Mantan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD, AM Fatwa mengatakan Wedakarna juga pernah melakukan pelanggaran semasa dirinya masih menjabat sebagai pimpinan BK DPD.

Badan Kehormatan DPD sebelumnya telah menerima pengaduan tentang Wedakarna dari masyarakat Muslim di Bali, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Putusan MKD DPD RI No 5 Tahun 2015 dan Putusan MKD DPD RI No 3 Tahun 2017 memutuskan Arya Wedakarna diberhentikan sementara sebagai anggota DPD RI. Namun, Arya Wedakarna mengatakan kabar tentang pemberitaan sementara dirinya dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah tidak benar.

Baca Juga:  Profil Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi, Akmil 1995, Sempat Dicalonkan Jadi Cagub NTT

Penganiayaan Ajudan

Arya Wedakarna dilaporkan ke polisi oleh ajudannya, PTDM akibat dianiya oleh Arya Wedakarna. Kasus ini terjadi karena korban tidak sengaja menjatuhkan tas Arya Wedakarna.

Kehidupan Pribadi

Arya Wedakarna menikah dengan Ida Ayu Ketut Juni Supari dari Griya Suci Dencarik Banjar Buleleng. Pernikahan digelar mewah dan eksklusif di Istana Mancawarna Tampaksiring, Gianyar, Bali, Pada tanggal 23 Agustus 2017.

(Sumber: Wikipedia.org)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...