Business is booming.

Jacobs Melesat Jadi Manusia Tercepat di Dunia

Memutus Legenda Jamaika Usain Bolt

LAMAN olahraga Eurosports melukiskan Lamont Marcell Jacobs sebagai pengguncang dunia setelah menjuarai nomor lari paling bergengsi 100 meter Olimpiade Tokyo 2020.

“Lamont Marcell comes from nowhere ton win 100 meter gold medal,” tulis Eurosports seperti dikutip wartakotalive.com.

Memang tak banyak dikenal, tiba-tiba saja Lamont Marcell Jacobs yang berasal dari Italia menyabet emas lari 100 meter, mengalahkan dominasi Amerika Serikat dan Jamaika selama ini.

Selama ini, gelar 100 meter putra Olimpiade identik dengan ikon Jamaika Usain Bolt sejak 2008.

Baru 12 tahun kemudian, catatan ikonik itu berlalu setelah kemunculan Lamont Marcell Jacobs.
Lamont mencatat rekor Eropa 9,80 detik.

Sesama atlet Italia, Gianmarco Tamberi, juga berbagi gelar lompat tinggi putra.

Tamberi lantas merangkul Jacobs segera setelah pelari bertato ini melewati garis finis.

Medali perak diberikan kepada pelari Fred Kerley dari Amerika Serikat dengan catatan personal terbaik 9,84 detik.

Andre De Grasse dari Kanada merebut perunggu untuk kedua kalinya secara berturut-turut dengan personal terbaik 9,89.

Sebagai salah satu kompetisi terbebat di dunia, Olimpiade baru menjadi panggung bagi Jacobs saat menurunkan rekor Eropa menjadi 9,84 di babak ketiga atau semifinal.

Comes from nowhere, itu semifinal itu menjadi batasnya.

Jacobs telah mengikuti dua kualifikasi otomatis bersama Su Bingtian dari China dan Ronnie Baker dari Amerika Serikat. Keduanya mencatat 9,83.

Baca Juga:  Plafon Ambruk Seperti Ledakan di Margocity, Jadi Perbincangan Netizen

Su merupakan pemegang rekor Asia dan masuk kandidat juara 100 meter putra Olimpiade pertama dari seorang sprinter Asia.

Pada akhirnya, Su harus menyaksikan Jacobs sebagai pelari tercepat di dunia ketika Su finis di posisi keenam dengan 9,98.

Hanya enam orang yang menyelesaikan final ketika tempat keempat jatuh ke tangan juara Commonwealth Games Afrika Selatan Akani Simbine dengan catatan waktu 9,93.

Enoch Adegoke dari Nigeria melesat pada 15 meter dari garis dan Zharnel Hughes dari Inggris terkena diskualifikasi setelah start yang salah.

Lamont Marcell Jacobs benar-benar melesat setelah paruh kedua menuju finis.

“Saya tidak tahu, ini mimpi, mimpi. Ini fantastis,” kata Jacobs, yang memiliki ibu Italia dan ayah Afrika-Amerika.

Jacobs lahir di El Paso, Texas, Amerika Serikat.

Tapi hanya menghabiskan 18 bulan pertamanya hidupnya di El Paso, sebelum hijrah ke Italia.

“Mungkin besok saya bisa membayangkan apa yang mereka katakan, tapi hari ini luar biasa,” katanya.

“Itu adalah impian masa kecil saya untuk memenangkan Olimpiade dan jelas sebuah mimpi bisa berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Ketika memasuki final, tekad saya mewujudkan mimpi menjadi kenyataan,” katanya lagi.

Ia memeluk rekannya Tamberi tak lama setelah menyelesaikan balapan. Kenapa? “Ketika saya sampai di Gianmarco, kami saling mendukung,” katanya.

“Kita semua tahu kisahnya. Dia bisa menang di Rio tetapi dia mengalami cedera. Di sini kami sama-sama mencapai prestasi yang spektakuler. Saya percaya padanya dan percaya pada diri saya sendiri,” kata Jacobs.

Kerley berada di posisi kedua dan berarti selalu ada pelari Amerika Serikat di podium 100 meter putra di setiap Olimpiade sejak Sydney tahun 2000.

Saya berlari dengan sempurna dan mendapatkan medali perak. Saya tidak bisa mengeluh. Ini lari yang indah. Catatan personal saya naik,” kata Kerley seperti dikutip wartakotalive.com.

Baca Juga:  Gadis Kretek Trending, Serial Web yang Akan Tayang di Netflix Mulai 2 November 2023

Ditanya apa yang dia ketahui tentang Jacobs, yang sebelum 2021 tidak melanggar batasan 10 detik, Kerley menjawab, “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa tentang dia.”

Seperti ulasan Eurosports itu, Jacobs memang comes from nowhere. Tak diketahui darimana asalnya dan tiba-tiba menyodok jadi manusia tercepat di planet ini.

“Di sini dia melakukan pekerjaan yang fantastis,” kata Kerley.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...