Taliban Mendekati Kabul, Diplomat Berebut Kabur
Kedutaan Amerika Serikat Siapkan Alat Penghancur Dokumen Rahasia
PASUKAN Amerika Serikat untuk pertama kalinya tiba di Afghanistan untuk membantu staf diplomatik dan yang lainnya meninggalkan Kabul, Ibu Kota Afghanistan.
Para diplomat asing berebut untuk kabur seiring dengan banyaknya negara berebut mengevakuasi keluarga di tengah kemajuan yang cepat dari pasukan Taliban.
Pada hari Jumat (13/8/2021) waktu setempat, gerilyawan merebut Pul-e-Alam, Ibu Kota Provinsi Loghar, yang hanya 80 km (50 mil) dari Ibu Kota Kabul.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan situasinya berputar di luar kendali dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi warga sipil.
Lebih dari 250.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejauh ini.
Kemajuan Taliban sangat cepat dalam mendekati Kabul ketika AS dan pasukan asing lainnya mundur setelah 20 tahun menjalankan operasi militer.
Pertempuran itu telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan penegak hak asasi manusia.
Ini mengingatkan kekhawatiran terbesar sejak gerilyawan itu digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001.
Kehidupan di bawah Taliban pada 1990-an ditandai dengan pelanggaran HAM yang sangat kuat.
BBC melaporkan bahwa Taliban kala itu memaksa kaum perempuan untuk mengenakan burka
yang menutupi semua.
Mereka juga membatasi pendidikan untuk anak perempuan di atas 10 tahun.
Taliban juga memberlakukan hukuman yang brutal termasuk eksekusi di depan umum.
Bersamaan dengan mendekatnya mereka ke Kabul, Taliban juga merebut kota terbesar kedua di negara itu Kandahar dan kota terdekat Lashkar Gah.
Mereka juga merebut Herat di barat. Mereka sekarang menguasai sekitar sepertiga ibu kota provinsi Afghanistan.
Juru bicara Pentagon John Kirby menyebut kemajuan Taliban sangat memprihatinkan,
Tetapi John Kirby masih mengesampingkan peluang bahwa Kabul berada di bawah ancaman dari kelompok itu.
Amerika Serikat mengirimkan 3.000 tentara untuk membantu mengevakuasi staf diplomatik AS pada akhir akhir pekan ini.
AS bermaksud untuk menerbangkan ribuan orang setiap hari dari Kabul.
Penilaian intelijen AS terbaru menunjukkan gerilyawan bisa mencoba untuk maju di ibu kota nasional dalam waktu 30 hari.
Kedutaan AS di Kabul memberi tahu staf bahwa insinerator dan alat lain tersedia untuk menghancurkan materi seluruh sensitif.
Ini termasuk dokumen dan peralatan seperti bendera yang dapat digunakan dalam propaganda.
Inggris juga mengirim 600 tentara untuk membantu evakuasi warga negara Inggris dan mantan staf Afghanistan.
Inggris mengatakan staf di kedutaannya akan dikurangi seminimal mungkin sebagaimana sudah dilakukan Jerman.
Denmark dan Norwegia menutup kedutaan mereka sama sekali.
FAKTA AFGHANISTAN
- – Pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban
– Pada tahun 2001 pasukan pimpinan AS menggulingkan penguasa Taliban Afghanistan setelah serangan 9/11 yang didalangi oleh pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden, yang berbasis di sana.
– Dua puluh tahun pendudukan dan operasi militer menyusul: AS dan sekutunya mengawasi pemilihan dan membangun pasukan keamanan Afghanistan, tetapi Taliban terus melancarkan serangan.
– Akhirnya AS membuat kesepakatan dengan Taliban
– Mereka akan mundur jika para militan setuju untuk tidak menjadi tuan rumah bagi kelompok teroris.
– Namun pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan gagal.
– Pasukan pimpinan AS mundur tahun ini dan Taliban kini telah merebut kembali sebagian besar negara itu.