17 Kali Gempa di Ambarawa dan Sekitarnya, Begini Penjelasan BMKG
Aktivitas sesar lokal Merapi dan Merbabu memicu gempa di Salatiga
Sore tadi ternyata telah terjadi gempa di Salatiga Jawa Tengah.
Persisnya sebuah rangkaian gempa yang terjadi di wilayah Ambarawa, Semarang, Sampai Salatiga.
Gempa tektonik berkekuatan magnitutp 3 mengguncang wilayah Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, mulai Sabtu (23/10/2021) pukul 00.32 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut terjadi 17 kali gempa hingga sore itu.
“Hasil monitoring BMKG hingga pukul 15.30 WIB sore ini sudah terjadi 17 kali gempa di Banyubiru, Ambarawa, dan sekitarnya.,” tulis @DaryonoBMKG
Daryono lalu menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Ambarawa dan sekitarnya merupakan aktivitas gempa swarm.
Aktivitas gempa swarm memang jarang terjadi.
Jika kekuatan gempa swarm cukup signifikan dan guncangannya sering dirasakan, memang dapat meresahkan masyarakat.
Namun, sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm tersebut memiliki struktur yang kuat.
Fenomena gempa swarm sudah terjadi beberapa kali di Indoesia.
Di antaranya di Klangon, Madiun, pada Juni 2015; Halmahera Barat pada Desember 2015; dan Mamasa, Sulawesi Barat, pada November 2018.
Gempa swarm tidak hanya berkaitan dgn kawasan gunung api.
Beberapa laporan menunjukkan bhw aktivitas swarm jg dpt tjd di kawasan non-vulkanik. Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh yang terbangun medan tegangan, shg mudah tjdi retakan (fractures).
Jika gempa pada umumnya terjadi karena aktivitas tektonik, gempa swarm justru terjadi karena proses kegunungapian (vulkanik). Gempa swarm yang dihasilkan karena aktivitas tektonik murni hanya sedikit.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan bahwa aktivitas sesar lokal Merapi dan Merbabu memicu gempa di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya, pada Sabtu (23/10/2021) dini hari.
“Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar Merapi dan Merbabu,” kata Setyoajie Prayoedhie, seperti ditulis Antara.
Menurut BMKG, sejak Sabtu pukul 00.32 WIB rentetan gempa bumi melanda wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa di Provinsi Jawa Tengah.
Gempa dengan magnitudo 3,0 yang pusatnya berada di darat sekira 13 kilometer arah barat laut Kota Salatiga pada kedalaman 6 kilometer hingga pukul 06.44 WIB tercatat diikuti oleh 7 gempa susulan dengan magnitudo berturut-turut 2,9; 2,5; 2,5; 2,6; 2,1; 3,0; dan 2,7.
Berdasarkan peta tingkat guncangan BMKG, dampak gempa tersebut dirasakan di daerah Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen.
Pada pukul 09.34 WIB terjadi lagi gempa dengan magnitudo 3,0, yang disusul dengan gempa bermagnitudo 3,3 pada pukul 09.51 WIB.
Setyoajie mengimbau warga di daerah yang terdampak gempa mengecek kondisi bangunan tempat tinggal dan memastikan bangunan aman sebelum masuk ke rumah.