Ahli Psikologi Forensik Beri Tips Hadapi Begal yang Mulai Marak, Ini Katanya
Saat ini banyak orang nekat berbuat kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ahli Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel berpendapat, keadaan tersebut karena zaman yang serba sulit akibat hantaman pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Karena itulah Reza meminta pada pihak polisi agar bergerak cepat memburu pelaku kejahatan jalanan dengan mengerahkan seluruh unsur yang dimiliki untuk memberikan efek jera.
Bila tidak segera diberikan efek jera pada para pelaku, jangan sampai, di zaman yang serba sulit dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, akan muncul kriminal jalanan baru.
Pasalnya, jenis kejahatan jalanan seperti ini, sangat mudah ditiru oleh orang yang sedang sulit secara ekonomi dan berpikiran sempit.
“Kabarnya polisi punya tim-tim reaksi cepat. Kerahkan secara cepat dan ajek (stabil).
“Jangan cuma cepat tapi tak ajek, atau ajek tapi tak cepat. Itu dua syarat efek gentar sekaligus efek jera,” jelas Reza seperti dikutip Poskota.co.id, Selasa (26/10/2021).
Yang dikhawatirkan, bila penegak hukum tidak bergerak cepat memburu para pelaku kejahatan jalanan, masyarakat tidak lagi percaya pada polisi dan akhirnya membuat ‘Hukum’ sendiri.
“Kalau berlangsung terus, bisa-bisa terjadi vigilantisme (main hakim sendiri). Ini berbahaya. Jangan sampai terjadi. Namun pada sisi lain, ‘hukum’ seperti itu kerap lebih menakutkan sehingga punya efek gentar dan efek tangkal secara lebih kuat,” ungkapnya.
Reza meminta pada masyarakat terutama perempuan, saat bepergian agar tidak membawa barang berharga secara berlebihan untuk menekan risiko menjadi korban kejahatan jalanan.
Selain itu, masyarakat juga jangan bepergian pada tengah malam apalagi melewati jalanan yang sepi dan minim penerangan untuk mengurangi risiko menjadi korban pembegalan.
“Jangan bawa barang berharga secara demonstratif untuk menekan risiko menjadi korban,” kata Reza saat dihubungi.
Baru-baru ini telah terjadi pembegalan terhadap perempuan hingga menyebabkan korbannya tewas akibat sejumlah luka bacokan.
Menurut Reza, perempuan termasuk pada kelompok yang rentan menjadi korban kejahatan jalanan.
“Sesuai teori klasik bahwa perempuan adalah satu dari tiga kelompok manusia yang paling rentan mengalami viktimisasi (menjadi korban), termasuk viktimisasi akibat kejahatan,” ujarnya.