Yuni Kembali Trending, Selain Kualitas Film, Netizen Puji Posternya
Kisah film Yuni adalah kisah seorang remaja putri pintar yang punyai mimpi besar.
Meski tak menang diajang Piala Citra, Film Yuni kembali trending.
Sebelumnya Yuni trending usai memenangkan penghargaan di Internasional Film Festival 2021 yang digelar di Toronto, Kanada.
Sedang di ajang Festifal Film Indonesia, Yuni hanya meraih penghargaan pemeran wanita terbaik atas nama Arawinda Kirana, pemeran Yuni.
Kisah film Yuni adalah kisah seorang remaja putri pintar yang mempunyai mimpi besar.
Namun perjalanan hidupnya tersandera dengan citra seorang wanita desa.
Dimana ia seolah dibatasi umur agar segera menikah.
Ketika beberapa kali menolak lamaran pria yang ingin menikahinya, Yuni pun menjadi bahan gunjingan.
Nah, di FFI film Yuni kalah jauh dibanding film penyalin Cahaya yang memperoleh 12 kategori penghargaan.
Meski demikian, netizen tetap memuji Yuni, selain cerita film dan akting Arwinda Kirana, juga posternya yang bagus.
Berikut Komentar Sejumlah netizen tentang Yuni
@Putiayua: Abis ngecek trailer film Indonesia yang bakal tayang di bioskop dan 2 ini visual pleasing banget. Penyalin Cahaya yang dominan hijau dan YUNI yang dominan ungu. Demen banget gue liat warna-warna ini ditonjolin sekali. Tema ceritanya juga menarik
@HabisNontonFilm: Suka banget sama posternya Yuni Hati unguHati unguHati unguHati unguHati ungu
@hafilova: Selamat buat “PENYALIN CAHAYA” yg berhasil menggondol Piala Citra di kategori Film Cerita Panjang Terbaik tahun ini. Belum nonton sih, tp ngeborong banyak kemenangan & ngalahin YUNI, sudah pasti dia bukan film sembarangan! Mari kita tunggu Januari nanti.
@popcultalk: Di live Youtube FFI tadi yang trending Aghniniy Haque kalau di twitter yang trending Yuni dan Penyalin Cahaya.
@filmtaeri: ya belom nonton keduanya sih gabisa decide jg which one is the best TAPI YUNI DONG YUK
@RidhyTabutty: Film Yuni ini asik, selain dapet nominasi di Oscar Arawinda dapet piala citra, dan timnya dateng ke ffi pakai kostum serba ungu, sesuai tone di film Yuni Wajib nonton!
@dilarangparkour: dialog di trailer yuni bikin aku mikir hmmm ini bahasa n logat daerah mana yaa? kedengeran sunda, tapi ada ‘bae’ kaya nenek aku di cirebon, tapi ada jawanya juga??? bingung. sebelum tidur browsing dulu, OOHH ternyata ini bahasa daerah banten….
@daffikadaffi_: Tapi film Yuni pun ngga kalah menarik, karena disana mba Kamila mampu mengemas cerita yang sangat menarik dengan pendekatan artistik yang berbeda dari film yang lain
Raih Penghargaan di Toronto
Sebelumnya Film Yuni memenangkan penghargaan Platform Prize di Toronto Internasional Film Festival 2021.
“Selamat kepada YUNI atas kemenangannya dalam kategori Platform di Toronto International Film Festival 2021. Semoga para penonton di Indonesia bisa bertemu film ini secepatnya di layar lebar.” Demikian akun @MisbarDotID
Sementara itu Sutradara @jokoanwar mengungkapkan “YUNI karya sutradara Kamila Andini menang Platform Prize yg bergengsi di Toronto International Film Festival. Justru di kala pandemi film Indonesia berkibar di dunia. Sebelumnya Edwin menang di Locarno. Masa yg sangat optimistis buat film Indonesia! Indonesian Wave is happening!”
Demikian cuitan terkait Film Yuni yang trending hari ini.
Film Yuni berhasil memenangi penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021.
Kabar tersebut dibagikan oleh produser Ifa Isfansyah, yang juga adalah suami dari sutradara Yuni, Kamila Andini.
Pengumuman kemenangan Yuni disampaikan langsung oleh Riz Ahmed selaku perwakilan juri di kategori Platform Prize.
Riz Ahmed dan tim juri yang terdiri dari Clio Barnard, Anthony Chen, Valerie Complex, dan Kaiz Radwanski cukup kesulitan untuk memilih yang terbaik pada tahun ini.
“Juri tersentuh oleh film yang membawa perspektif baru dan intim ke dalam sebuah cerita remaja yang ditandai dengan struktur dan framing halus serta sinematografinya yang apik,” kata juri seperti dikutip Kompas.com dari Instagram Ifa, Minggu (19/9/2021).
Kamila Andini menerima langsung penghargaan tersebut di acara Toronton International Film Festival 2021.
“Ini sungguh terasa tak nyata. Namun, aku melihat ini sebagai sebuah harapan. Kemenangan ini untuk suara-suara perempuan di Indonesia yang belum pernah terdengar,” kata Kamila saat menerima penghargaan tersebut.
Platform Prize adalah penghargaan film tahunan yang dipersembahkan oleh Festival Film Internasional Toronto untuk film-film “bernilai artistik tinggi yang juga menunjukkan visi penyutradaraan yang kuat”.
Yuni adalah film drama Indonesia tahun 2021 yang disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini.
Film ini merupakan proyek film yang disiapkan sejak tahun 2017, diproduksi oleh Fourcolours Films dengan produser Ifa Isfansyah.
Film ini bekerjasama dengan Starvision Plus sebagai co production & yang akan mendistribusikan film Yuni di Bioskop seluruh Indonesia.
Yuni (Arawinda Kirana) seorang gadis píntar dan mempunyai mimpi yang sangat besar. Impiannya ingin bisa kuliah setinggi-tingginya.
Suatu hari, Yuni dilamar oleh seorang pría yang tidak dikenali.
Ia menolak lamaran tersebut dan menjadi bahan pembicaraan orang-orang disekitarnya
Lamaran kedua pun datang, Yuni masih menolak dan lebih memertingkan untuk menggapai cita-citanya.
Namun, sebuah mitos menghantuínya yang dimana jika seorang perempuan menolak dua kali lamaran, dia tidak akan pernah menikah selama-lamanya.
Menghadapi semua tekanan yang terjadi dalam hidupnya, membuat Yuni harus berhadapan dergan Yoga (Kevin Ardilova), teman semasa kecilnya yang pemalu serta Pak Damar (Dimas Aditya), guru sastra favoritnya di sekolah.
Dilansir dari akun Instagram Ifa Isfansyah, produser serta suami dari Kamila Andini, proyek ini mulai diinisiasi sejak 2017 saat asisten rumah tangga mereka yang masih cukup muda pamit untuk pulang kampung dan akan segera menjadi seorang nenek karena anaknya yang masih belasan tahun akan melahirkan setelah menikah di usianya yang masih sangat muda.
Sejak saat itu Kamila Andini tahu apa yarg harus ia suarakan di film berikutnya.
Mereka memiki dua anak perempuan mayoritas remaja Indonesia yang tidak tinggal di kota besar menjadi urgensi untuk mereka menceritakan tentang Yuni, seorang remaja perempuan dengan mimpî besar tapi hidup di dunia sekitarnya yang semakin mengecil.
Baca Juga: Jumlah Kematian karena Covid-19 Capai Titik Terendah
Produksi film ini adalah Fourcolours Films bekerja sama dengan Akanga Film Asia (Singapura), Manny Films (Perancis) dan Kedai Film (Indonesia) serta didukung oleh Cercamon World Sales.
Film ini juga memperoleh dukungan pendanaan dari Infocomm Media Development Authority (IMDA), Singapore Film Comission, Aide Aux Cinémas Du Monde CNC France, Visions Sud Est Switzerland, Purin Pictures Thailand, MPA-APSA Academy Film Fund Australia dan terseleksi menjadi bagian dari Torino Film Lab di Italia.
Tak lama kemudian rumah produksi film ternama di Indonesia, Starvision Plus melalui sang produser Ir. Chand Parwez Servia di Instagram pribadinya, mengumumkan bahwa ia resmi bergabung sebagai ko-rumah produksi untuk mendistribusikan film Yuni di Indonesia.
Film Yuni mengambil setting di daerah Banten serta dialog antar tokohnya berbahasa Jawa Banten dan Sunda Banten.
Selain artis nasional, film ini juga melibatkan banyak pemain dan kru lokal dari Banten. Untuk penggarapan film ini, para artis menjalani pelatihan dialek bahasa daerah Banten.
Kamila Andini beralasan menggunakan bahasa daerah di Banten karena film panjang dengan bahasa daerah Banten sangatlah minim bahkan nyaris tidak ada.
Film Yuni tayang perdana dan berkompetisi di ajang Festival Film Internasional Toronto 2021 di program platform bersama dan berkompetisi bersama tujuh film terpilih lainnya dari sejumlah negara, salah satunya film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang ikut berkompetisi di ajang ini.
Film Yuni juga tayang perdana di ajang Festival Film Internasional Busan 2021 dalam program A Window on Asian Cinema bersama film Indonesia lainnya, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’, Penyalin Cahaya, dan Laut Memanggilku
Sebelumnya Film Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas) memenangkan Golden Leopard, penghargaan tertinggi di Festival Film Locarno di Swiss pada Sabtu, 14 Agustus 2021.
Festival Film Locarno adalah salah satu ajang festival internasional tertua di dunia, yang tahun ini terselenggara pada tanggal 4-14 August 2021 di Locarno, Swiss.
Vengeance is Mine, All Others Pay Cash adalah kisah Ajo Kawir petarung impoten dengan kekasihnya Iteung.
Kisah ini akan bertutur tentang tinju berdarah, patah hati, dan duel pengemudi truk Jakarta.
Film ini dibintangi oleh Marthino Lio sebagai Ajo Kawir dan Ladya Cherryl sebagai Iteung.
Selain itu, Reza Rahadian, Ratu Felisha, dan Sal Priadi juga turut berperan dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
DAFTAR LENGKAP PERAIH PENGHARGAAN DI FFI 2021
1. Film Animasi Pendek Terbaik: Ahasveros
2. Film Animasi Panjang Terbaik: Nussa
3. Film Cerita Pendek Terbaik: Laut Memanggilku
4. Film dokumenter: Invisible Hopes
5. Pendek: Three Faces in the Land of Sharia
6. Penata Busana Terbaik: Fadillah Putri Yunindar (Penyalin Cahaya)
7. Penata Rias Terbaik: Novie Ariyanti (Preman)
8. Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik: Marissa Anita (Ali & Ratu Ratu Queens)
9. Pemeran Pendukung Pria Terbaik: Jerome Kurnia (Penyalin Cahaya)
10. Penata Visual Efek Terbaik: Bintang Adi Pradana (Preman)
11. Penyunting Gambar Terbaik: Ahmad Yuniardi (Penyalin Cahaya)
12. Penata musik terbaik: Yennu Ariendra (Penyalin Cahaya)
13. Pencipta Lagu Thema Terbaik: Milan Tiara (Penyalin Cahaya)
14. Penata Suara Terbaik: Sutrisno, Satrio Budiono (Penyalin Cahaya)
15. Pengarah Artistik Terbaik: Dita Gambiro (Penyalin Cahaya)
16. Pengarah Sinematografi Terbaik: Gunnar Nimpuno, I.C.S (Penyalin Cahaya)
17. Kritik Film Terfavorit: Going Gaga Jejahanam
18. Aktris Terfavorit Pilihan Penonton: Prilly Latuconsina
19. Aktor Terfavorit Pilihan Penonton: Angga Yunanda
20. Film Terfavorit Pilihan Penonton: Ali & Ratu Ratu Queens
21. Penulis Skenario Asli Terbaik: Henricus Pria, Wregas Bhanuteja (Penyalin Cahaya)
22. Penulis Skenario Adaptasi Terbaik: Gea Rexy, Bagus Bramanti, Charles Gozali (Sobat Ambyar)
23. Lifetime Achievement: Jajang C.Noer
24. Pemeran Pria Terbaik: Chicco Kurniawan (Penyalin Cahaya)
25. Pemeran Perempuan Terbaik: Arawinda Kirana (Yuni)
26. Sutradara Terbaik: Wregas Bhanuteja (Penyalin Cahaya)
27. Film Cerita Panjang Terbaik: Penyalin Cahaya