Hastag Eko Out Trending, Ia Tak Hadiri Jumpa Pers Kekalahan Persis Solo
Maene ajek wae long pass wes genah ora efektif tapi iseh wae dipertahankan #ekoout
Persis Solo baru sekali kalah dan masih memimpin klasemen Grup C Liga 2.
Melalui akun resminnya @persisofficial menulis, bukan hasil yang kita inginkan, cepat berdiri dan bangkit! Seraya membagikan hasil pertandingan.
Namun hastag Eko Out atau #EkoOut tetap menggema.
Eko yang dimaksud adalah pelatih Persis Solo Eko Purjianto.
Netizen menyuarkan Eko mundur alias #Ekoout bukan sekadar kekalahan perdana oleh PSIM 0-1, namun perilakunya yang dianggap tak bisa jadi teladan.
Betapa tidak, saat sesi jumpa pers usai pertandingan, Coach Eko Purjianto tidak muncul.
Berikut Cuitan Netizen tentang #EkoOut
@hungrybois: Ngrasakne opo seng dirasakne PSIM fans musim wingi awokwoak kalahe sitik isine full sak musim #ekoout
@ryon_693: Nek nyimak permainan seko anyakan liga teko saiki orenek progres permainan, maene ajek wae long pass wes genah ora efektif tapi iseh wae dipertahankan #ekoout
@YudhaRambo: MUDENG HARGA DIRI ORA !!! #ekoout
@arisskristiawan: Sekalian minggat seko solo T
@VernandoBID: Maine elek sido ngalahi pilih mentingne urusan liyane?
@fajri_alfallah: Walaupun kemaren sempat menang dengan skor telak, tapi diri saya pribadi tetap konsisten dengan #ekoout , dan emang seharusnya sekarang sadar diri, #ekoout , Persis Solo bukan untuk uji coba menjadi Pelatih Kepala :)) , tapi KEBANGGAAN TETAPLAH KEBANGGAAN #ekoout #ekoout #ekoout
@soloposdotcom: Persis Solo Kalah dari PSIM, Eko Purdjianto Tak Hadiri Jumpa Pers
Seperti dilansir Solopos.com, Persis Solo harus mengakui keunggulan PSIM Yogyakarta dalam laga lanjutan pekan kedelapan Liga 2 dengan skor 0-1 di Stadion Manahan pada Senin (15/11/2021) malam.
Kekalahan itu menjadi kekalahan perdana Persis Solo dalam Liga 2 tahun ini. Kekalahan Persis Solo justru terjadi di partai sarat gengsi Derbi Mataram.
Persis Solo bermain tanpa arah saat menghadapi skuat PSIM Yogyakarta.
Irfan Bachdim yang tampil sebagai starter gagal memberikan performa terbaik.
Irfan dimainkan Eko Purdjianto menjadi pemain sayap. Persis Solo bahkan kesulitan mencetak tendangan ke gawang.
Di sisi lain PSIM Yogyakarta bermain efektif. Umpan-umpan pendek PSIM Yogyakarta mampu meredam permainan cepat Persis Solo.
Gol PSIM Yogyakarta terjadi menit ke-52 oleh Sugeng Effendi yang memanfaatkan bola muntah dari luar kotak penalti.
Usai laga, ratusan pendukung Persis Solo memenuhi kawasan luar Stadion Manahan.
Polisi memukul mundur para suporter menggunakan gas air mata.
Hingga pukul 23.15 WIB, para owner Persis Solo belum meninggalkan Stadion Manahan.
Sementara itu, Coach Eko Purdjianto tidak menghadiri sesi jumpa pers usai laga. Persis Solo diwakili oleh asisten pelatih Haryanto Prasetyo Adi Utomo.
Baru pertama kali Eko Purdjianto tidak hadir dalam jumpa pers. Sedangkan perwakilan pemain Persis Solo diwakili oleh Rian Miziar.
Coach Haryanto mengatakan permohonan maaf kepada para suporter atas kekalahan itu.
Ia segera memperbaiki kondisi tim untuk menyapu bersih dua laga sisa.
Ia menegaskan coach Eko tidak hadir dalam jumpa pers karena ada sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan.
“Kekalahan ini kami tanggung bersama-sama tidak saling menyalahkan,” kata dia.
Sementara itu Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro, mengapresiasi kinerja para skuat PSIM Yogyakarta.
Persis Solo sudah bermain bagus namun kurang beruntung.
“Saya percaya dengan kemampuan pemain, kenapa saya tidak berdiri memberi instruksi karena saya percaya pemain,” kata dia.
Tentang Eko Purjianto
Eko Purjianto (lahir 01 Februari 1976) adalah seorang pelatih Sepakbola yang kini menangani Persis Solo.
Ia adalah mantan pemain pemain sepak bola Indonesia yang sebelumnya bermain sebagai bek untuk PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya, PSIS Semarang serta tim nasional Indonesia.
Setelah pensiun sebagai pemain, Eko mengawali karier kepelatihan dengan menjabat sebagai asisten pelatih PSIS Semarang dengan modal lisensi C AFC dan B Nasional.
Eko menemani Bonggo Pribadi dan Firmandoyo.
Mei 2013, Eko menjadi asisten Pelatih Indra Sjafri untuk membantu menangani Timnas U-19.
Eko memulai pekerjaan barunya tersebut pada saat training center (TC) di Yogyakarta.
Bukan hanya karena pengalaman Eko malang melintang bersama Timnas sejak ia berusia 15 tahun, namun kesamaan visi lah yang menyatukan Eko dan coach Indra Sjafri. berhasil menjuarai Piala AFF yang digelar di Sidoarjo dan Gresik.
Tak hanya itu, Eko juga menemani timnas U-19 menjalani kualifikasi Piala Asia U-19 hingga lolos sebagai pemuncak klasemen grup di atas Korea Selatan.
Eko bertugas mengurus segi teknikal dan taktik, selain itu karena background dirinya sebagai pemain bertahan, ia juga fokus pada sektor belakang timnas.
Eko kembali mengikuti langkah pelatih Indra Sjafri selepas menangani Timnas U-19.
Kali ini berlabuh di klub Bali United F.C..
Eko yang merupakan pria asli kota Semarang pada tahun 2013 mendirikan akademi sepak bola bernama Eko Primavera Football Camp (EP FC) yang berdomisili di Semarang.
Eko berdomisili di Surakarta mempunyai istri bernama Dyah Kusumawardani.
Eko merupakan penggemar klub AC Milan dan merupakan anggota Milanisti Indonesia.
Eko dikenal sangat dekat dengan pelatih Indra Sjafri, Eko mengikuti ke mana Indra Sjafri berlabuh.
Pertemuan pertama dengan Indra Sjafri adalah pada saat Indra Sjafri menjadi mentor dalam pengambilan kursus lisensi C AFC tahun 2012.
Eko dapat bergabung dalam tim yang dikepalai Indra Sjafri karena satu sebab yaitu kesamaan visi dalam pengembangan prestasi usia dini.
Jadi arahnya bukan pembinaan lagi, tapi lebih ke prestasi.