Profil Habib Kribo, Tinggalkan Dunia Adem Ayem Demi Lawan Radikalisme
Sebut saya takut, takut…aduh Saya gadaikan nyawanya untuk negeri ini kok
Habin Zen Assegaf atau dikenal sebagai Habib Kribo karena membiarkan rambutnya kribo makin terkenal.
Hari ini bahkan trending topic dan banyak netizen mendoakannya.
Habib Kribo menjadi trending sejak debat di TVOne dan membuat Haikal Hassan keteter.
Haikal terus terang tak mau menanggapi Habib Kribo bukan karena materi debatnya, namun karena cara debatnya yang dianggap kasar.
Sejak itu video-video tentang Habib Kribo pun bermunculan.
Dari semua video yang tersebar, gaya Habib Kribo memang begitu.
Cara bicaranya memang lantang, melawan kekerasan atau radikalisme harus dengan kekerasan, dan itu justru kelembutan.
“Orang mungkin mengatakan saya kasar, loh saya menghadapi orang-orang brutal, masa dengan kelembutan” ujarnya dalam sebuah video.
Masa menghadapi Islam radikal halo sayang, nggak nyampek kok, gebraak,” katanya seraya memperagakan tangannya menempeleng.
“Kalau anda punya dalil jihad, saya juga punya dalil jiwad melawan anda,” imbuhnya terhadap seseorang dalam videonya.
“Sebut saya takut, takut…aduh Saya gadaikan nyawanya untuk negeri ini kok,” imbuhnya.
Sebelumnya Habib Kribo dalam program Catatan Demokrasi tvOne, Rabu (5/1/2022).
Ia menyebut bahwa Habib Bahar hanyalah orang yang ditunggangi kelompok tertentu.
Meskipun sama-sama punya julukan Habib, ia tak mengaku tak pernah sejalan dengan Habib Rizieq maupun Bahar Bin Smith.
“Saya ini bergerak melawan kelompok radikal dan dikomandoi oleh gerombolan Bahar dan Rizieq, itu bukan orang baru. Semenjak FPI itu saya sudah melawan, boleh tanyakan sama orang-orang. Saya diancam ke sana ke mari,” katanya.
Siapa Habib Kribo
Dalam tulisan di muhsinlabib.com tentang fenomena Habib Kribo dituliskan bahwa Habi Kribo adalah fenomena di dunia habib.
Ia tak pernah muncul di panggung majelis zikir dan tak pernah berpenampilan sebagai agamawan.
Ia seorang akuntan yang menjalani gaya hidup modern.
Namun ia sekonyong muncul bak petir menyambar.
Dia tinggalkan kehidupan yang sahaja dan adem ayem lalu merelakan dirinya menjadi antitesis bagi habib residivis demi menyadarkan masyarakat.
Menyadarkan para habib untuk teriak lantang menentang pembodohan umat dan penistaan agama oleh beberapa anasir habib.
Ia memperkenalkan tipe alternatif seorang habib. Dialah Habib Kribo.
Meski beberapa pernyataannya dalam video-videonya terdengar sangat keras bahkan vulgar, tapi kehadfirannya menyegarkan.
Pemilik nama Zen Assegaf mungkin mewakili suara hati silent majority komunitas habib yang jauh dari hiruk pikuk.
Meski terlihat keras dalan diksi, jiwanya yang lembut melukiskan sosok yang memikul derita psikis komunitas habib dan keturunan Arab yang cemas.
Cemas akibat ulah habib residivis dan reaksi sinis para penentangnya di media sosial.
Kita boleh setuju dan tidak sepakat dengan cara dan sebagian pernyataan Habib Kribo yang kadang terlihat sangat emosional.
Tapi kehadirannya bisa memahamkan sebagian masyarakat bahwa komunitas habib juga keturunan Arab tidak homogen.
Di dalamnya ada yang ekstremis jumud, ada pula yang moderat bahkan super moderat dan sangat liberal tanpa beban primordialisme.
Zen Assegaf di balik konten-kontennya yang spontan menyampaikan sebuah pesan lirih yang melejit dari relung sanubari seorang habib proletar kepada seluruh bangsa Indonesia.
Khususnya untuk bersikap adil kapan dan di manapun terhadap siapapun sekaligus sekelumit ucapan tulus permohonan maaf atas ulah sekawanan penista agama yang suci ini.