Jenderal Dudung Nyanyi Lagu Dangdut, Dipuji Follower Dikecam di Twitter
Kasad Pimpin Prajurit Nyanyikan Lagu Dangdut Tentang Ngopi
Belum lama ini lagu yang dibawakan KSAD Jendral TNI Dudung Abdurachman viral di tiktok.
Jendral bintang 4 alumni 1988 tersebut menyanyikan lagu melankolis, Cinta Tak Bisa Dipaksakan karya grup band Dadali.
Suara Jendral Dudung dalam lagu yang muncul di Tiktok tersebut banyak yang memujinya.
Banyak juga yang menggunakan sebagai back ground video para pengguna Tiktok.
Kali ini Jendral Dudung muncul lagi membawakan lagu baru berirama dangdut.
Ia membawakan lagu riang tentang ajakan ngopi.
Video Dudung menyanyi berdurasi satu menit lebih diunggah akun instagram @dudung.ar88 pada Sabtu (8/1).
Akun tersebut mengklaim sebagai fansbasenya Jendral Dudung.
Jenderal Dudung terlihat berada di hamparan rumput yang luas.
Jenderal Dudung berdiri paling depan dan di belakangnya terdapat para prajurit TNI.
“Presiden ngopi, gubernur ngopi, Pak Camat ngopi, RT, RW juga ngopi,” dendang Dudung seperti dalam video.
Jenderal Dudung tampak sumringah. Dengan luwes, mantan Pangkostrad itu berjoget sambil bernyanyi.
Begitu pula para prajurit TNI di belakangnya yang terlihat ikut berjoget dengan koreografi yang sama.
“Pak hakim ngopi, pak jaksa ngopi, pengacara ngopi, terdakwa juga ngopi,” lanjut Dudung.
Penampilan Jendral Dudung dipuji followernya
@mustaririo: Apapun identitasnya ngopi slh satu persatuan masa kini. Jika fans sm kopi
@emarlyna: Ijin repost ya pak…
@opah_htob: Ngopi….ngopi….ngopi……
@timotius_heru: Mantap Suaranya …. Jenderal ku
19 jam1 suka
@dianaheloudi: Mantap pak Kerenn
@moro_hady: Pagi ini udh nyiapin cangkir, tapi baru inget stok kopi udh abis pak jendral
@baronsuhaya: Keren kang
Sementara itu Jendral Dudung trending dengan kata Kasad di twitter.
Beda dengan di Instagram, di twitter banyak yang menghujatnya.
Berikut cuitan sejumlah netizen tentang Kasad.
@BangNapiMilenia: Kasad nyanyi dangdutan. Tentara kelas Banser
@Randavrian: Tindakan KASAD dudung membuat video clip dengan mengarahkan pasukan bisa dimaknai dengan sikap abuse of power.Prajurit yang harusnya ditempa dan diberikan penugasan mempertahankan kedaulatan, malah ditugaskan untuk mahakarya ini. Ingat prajurit digaji oleh pajak rakyat
@boyamir2: KASAD yg sekarang ini jauh beda kelas sama yg sebelum2 nya.pokok nya aneh,kasian prajurit TNI dipake buat dancer.padahal mereka dibayar oleh negara jadi prajurit yg profesional bukan Nyambi jadi dancer. Pak @mohmahfudmd,tegur dong jgn selalu buat rame anak buah nya
@abrormiftah1: Bernyanyi dikala TNI dirundu kekalahan melawan teroris OPM adalah bentuk kemunafikan seorang KASAD
@tonnypriatna86: Jiji apa ngiri… Beliau KASAD yang di cintai prajurit dan rakyat Indonesia. Nah elu,siapakah elu hanya seekor kampret bin Kadrun,yang prestasinya hanya kumpul2 di Monas.
Seperti diketahui Jendral TNI Andika Perkasa dilantik menjadi Panglima TNI, pada saat bersamaan Letjen TNI Dudung Abdurachman dilantik menjadi KSAD.
Dudung pun naik pangkat menjadi jendral bintang 4 alias jendral.
Presiden Jokowi langsung menyematkan pangkat jendral di pundak Dudung.
Panglima TNI Jendral Andika Perkasa dan KSAD Jendral Dudung Abdurachman (Agus Suparto)
Nah, usai menyematkan pangkat jendral, Jokowi menepuk pundak Dudung 3 kali.
Melalui akun twitternya @jokowi Presiden Jokowi membagikan foto saat melantik dan menepuk pundak Jendral Dudung.
“Selamat bertugas Jenderal Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.”
Atas cuitan Jokowi ada saja yang menanggapi prestasinya menurunkan BALIHO IBHRS.
“Ingatan Baliho itu seperti tak terpisahkan dari “prestasi” pak dudung,” tulis akun @suhardidaniel1
Tentu cuitan tersebut langsung dibantah netizen lainnya.
Secara struktural, Dudung memang pantas menjadi KSAD.
Bahkan tiga periode sebelumnya, jabatan KSAD selalu diambil dari Pangkostrad.
Yakni Gator Nurmantyo, Mulyono, dan Andika Perkasa.
Lalu apa artinya tepuk pundak Dudung 3 kali?
“Saat Pak Jokowi tepuk pundak Pak Dudung mungkin dalam hati Beliau berkata “Tugasmu bersihkan Kadrun” mungkin lho ya,” tulis akun @Cintada16
Kolonel G.P.H. Djatikoesoemo menjabat KSAD pertama masa kemerdekaan.
Kolonel AH Nasution menjadi KSAD kedua setelah Djatikoesoemo.
Tiga tahun kemudian AH Nasution kembali menjabat KSAD.
Sempat terjadi jabatan KSAD sementara yang dijabat colonel Zulkifli Lubis menggantikan Jendral Mayor Bambang Soegeng, ia menjabat hanya sebulan sehingga tak masuk daftar KSAD.
Juga setelah Jendral Ahmad Yani digantikan yang digantikan Mayor Jenderal Pranoto Reksosamodra selama dua pekan.
Dudung sendiri meneruskan tradisi Pangkostrad menjadi KSAD dalam empat periode terakhir.
Yakni sejak Jendral Gatot Nurmantyo, Jenderal TNI Mulyono, Jenderal TNI Andika Perkasa dan kini Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Dudung sendiri tercatat sebagai KSAD ke-33.
Daftar KSAD dari Masa ke Masa
1 Kolonel G.P.H. Djatikoesoemo 15 Mei 1948 – 27 Desember 1949
2 Kolonel AH Nasution 27 Desember 1949- Oktober 1952
3 Djenderal Major Bambang Soegeng 18 Desember 1952-8 Mei 1955.
Kolonel Zulkifli Lubis 8 Mei 1955 – 25 Juni 1955
4 Djenderal Major Bambang Utoyo 25 Juni 1955- 28 Oktober 1955
5 Jenderal AH Nasution 1 November 1955 – 21 Juni 1962
6 Letnan Jenderal Ahmad Yani 23 Juni 1962 – 1 Oktober 1965
Mayor Jenderal Pranoto Reksosamodra 2 Oktober 1965- 16 Oktober 1965
7 Jenderal TNI Soeharto 16 Oktober 1965 – 1 Mei 1968
8 Jenderal TNI Maraden Panggabean 1 Mei 1968 25 November 1969
9 Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah 25 November 1969 – 27 April 1973
10 Jenderal TNI Surono Reksodimedjo 27 April 1973 – 10 Mei 1974
11 Jenderal TNI Makmun Murod 10 Mei 1974 – 1 Januari 1978
12 Jenderal TNI R. Widodo 1 Januari 1978 – 30 April 1980
13 Jenderal TNI Poniman 30 April 1980 – 1 Maret 1983
14 Jenderal TNI Rudini 1 Maret 1983 – 7 Juni 1986
15 Jenderal TNI Try Sutrisno 7 Juni 1986 – 2 Februari 1988
16 Jenderal TNI Edi Sudradjat 2 Februari 1988 – 23 Maret 1993
17 Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar 23 Maret 1993 – 8 Februari 1995
18 Jenderal TNI R. Hartono 8 Februari 1995 – 7 Juni 1997
19 Jenderal TNI Wiranto 7 Juni 1997 – 16 Februari 1998
20 Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo 16 Februari 1998 – 20 November 1999
21 Jenderal TNI Tyasno Sudarto 20 November 1999 – 9 Oktober 2000
22 Jenderal TNI Endriartono Sutarto 9 Oktober 2000 – 4 Juni 2002
23 Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu 4 Juni 2002 – 18 Februari 2005
24 Jenderal TNI Djoko Santoso 18 Februari 2005 – 28 Desember 2007
25 Jendral TNI Agustadi Sasongko Purnomo 28 Desember 2007 – 9 November 2009
26 Jenderal TNI George Toisutta 9 November 2009 -30 Juni 2011
27 Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo 30 Juni 2011[19] 20 Mei 2013
28 Jenderal TNI Moeldoko 20 Mei 2013 – 30 Agustus 2013
29 Jenderal TNI Budiman 30 Agustus 2013 – 25 Juli 2014
30 Jenderal TNI Gatot Nurmantyo 25 Juli 2014 – 15 Juli 2015
31 Jenderal TNI Mulyono 15 Juli 2015 – 22 November 2018
32 Jenderal TNI Andika Perkasa 22 November 2018 – 17 November 2021
33 Jenderal TNI Dudung Abdurachman 17 November 2021