Hastag Telegram Trending, Aplikasi Itu Sedang Down, Netizen Mengeluh
@Machitiss: gue udah maki maki wifi eh ternyata telegram nya yg down #Telegram
Hastag Telegram atau #Telegram trending.
Aplikasi media sosial itu trending karena sedang down #TelegramDown.
Netizen seluruh dunia pun menyampaikan keluhan, tak terkecuali dari Indonesia.
Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis awan yang bersifat gratis seperti halnya twitter, facebook dan WhatsApp.
Pada Februari 2016 saja, Telegram menyatakan bahwa mereka memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan, mengirimkan 15 miliar pesan per hari.
Tahun 2021 lalu pengguna aktifnya diklaim sudah mencapai 500 juta.
Berikut cuitan sejumlah netizen terkait trending #Telegram
@Machitiss: gue udah maki maki wifi eh ternyata telegram nya yg down #Telegram
@Ihyunjinest: kesel banget, kenapa sih errornya pas aku lagi ngebucin ma doi #Telegram #telegramdown
@sahil_baser: Why #Telegram down
@Thahir4444: #Telegram users coming to Twitter like… #TelegramDown
@iam_pragyaT: #Telegram down since 30 minutes. Me who is unable to talk
@yabhishekhd: Telegram Down again
@rohitdevani9: #Telegram users checking telegram down on Twitter
Tentang Telegram
Para pengguna tidak bisa memakai aplikasi Telegram di smartphone, Telegram web, maupun aplikasi Telegram versi PC, Senin (17/1/2022) malam.
Aplikasi Telegram PC maupun web tidak dapat menampilkan chat pengguna.
Sementara, aplikasi Telegram di smartphone Android maupun iPhone tidak hanya menampilkan status updating tetapi berbagai pesan yang dikirimkan tidak terkirim.
Berdasarkan pantauan di laman pendeteksi situs down, Downdetector, Senin malam, cukup banyak pengguna Telegram yang mengeluhkan Telegram down dan tidak bisa digunakan sama sekali.
Laporan keluhan Telegram down telah mencapai lebih dari 7.000 keluhan pada pukul 22.19 WIB.
Sementara, status Telegram error dirasakan oleh para pengguna di berbagai negara di dunia, termasuk Australia, Jepang, Kanada, Jerman, Indonesia, Swiss, dan lain-lainnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, belum ada informasi apa pun dari pihak Telegram, termasuk melalui akun Twitter resminya @telegram.
Mengutip laman Channel News Asia, pengguna di seluruh dunia merasakan Telegram error dan tidak bisa diakses sama sekali.
Telegram dirilis oleh 2 bersaudara Nikolai dan Pavel Durov pada tahun 2013.
Sebelumnya mereka telah membuat platform media sosial Rusia yaitunya Vkontakte, yang mereka tinggalkan pada tahun 2014 karena diambil alih oleh sekutu Presiden Putin.
Pavel Durov menjual sisa sahamnya di VK dan meninggalkan Rusia setelah mendapat tekanan pemerintah.
Nikolai membuat protokol platform digital yang berbasis pada pengiriman pesan, sementara Pavel menyediakan dukungan pendanaan dan infrastruktur dari perusahaannya Digital Fortress.
Telegram menyatakan bahwa tujuan akhir mereka bukanlah untuk profit semata,tetapi juga bukan termasuk organisasi non-profit.
Telegram terdaftar sebagai organisasi bisnis berbentuk LLP di Inggris dan LLC di Amerika.
Artinya mereka tidak mengungkapkan dimana mereka menyewa kantor atau badan hukum mana yang mereka gunakan, dengan alasan kebutuhan untuk melindunggi tim dari permintaan data dari pemerintah.
Pavel Durov mengatakan bahwa kantor pusat mereka berada di Berlin, Jerman, antara tahun 2014 hingga awal tahun 2015, pindah dikarenakan perbedaan yuridiksi izin tinggal untuk setiap orang didalam timnya.
Sesudah Pavel Durov meninggalkan Rusia, dia berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain bersama sekelompok kecil programernya yang terdiri dari 15 anggota inti.
Berdasarkan informasi media, Telegram mempunyai karyawan di Saint Petersburg, sedangkan tim intinya bermarkas di Dubai per 2017.
Pada bulan Oktober 2013, Telegram mengumumkan 100.000 pengguna aktif harian.
Pada 24 Maret 2014, Telegram mengumukan bahwa telah mencapai 35 juta pengguna bulanan dan 15 juta pengguna aktif harian.
Oktober 2014, rencana pemerintah Korea Selatan untuk mengawasi warganya membuat ramai warganya berpindah ke Telegram.
Pada Desember 2014, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 50 juta pengguna aktif, yang menghasilkan 1 miliar pesan setiap harinya, dan 1 juta pengguna baru setiap minggu,
Lalu lintas pesan menjadi dua kali lipat dalam lima bulan dengan 2 miliar pesan setiap hari.
Pada September 2015, Telegram mengumumkan bahwa aplikasinya telah mencapai 60 juta pengguna aktif dan telah mengirimkan 12 miliar pesan harian.
Februari 2016, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 100 juta pengguna aktif setiap bulan, dengan 350.000 pengguna baru setiap harinya, mengirimkan 15 miliar pesan harian.
Pada Desember 2017, Telegram mencapai 180 juta pengguna aktif bulanan.
Pada Maret 2018 Telegram mencapai 200 juta pengguna aktif bulanan.
Pada 14 Maret 2019, Pavel Durov mengklaim bahwa “3 juta pengguna baru telah mendaftar dalam kurun waktu 24 jam.
“Durov tidak menyebutkan secara khusus apa yang mendorong banyaknya pengguna baru mendaftar, tetapi waktunya tepat ketika pemadaman teknis berkepanjangan yang dialami oleh Facebook dan aplikasi anaknya, termasuk Instagram.
Melansir Komisi Sekuritas dan Bursa AS, jumlah pengguna aktif perbulan Telegram hingga Oktober 2019 adalah 300 juta orang di seluruh dunia.
Pada 24 April 2020, Telegram mengumumkan bahwa telah mencapai 400 juta pengguna aktif per bulannya.
Pada 8 Januari 2021, Durov mengumumkan dalam postingan blog di Telegram bahwa telah mencapai 500 juta pengguna aktif per bulan.