Business is booming.

Ciplukan Tiba-Tiba Trending, Anak Zaman Now Taunya Cipokan?

Sama ciplukan, biasanya di pinggir sawah atau tambak. Sekarang udah langka

Ciplukan tiba-tiba trending. Tanaman unik dan kini sudah langka mengundang tanya.

Misal soal nama yang lucu, di sejumlah tempat namanya berbeda.

Misal nama cecenet untuk orangs sunda.

Ada juga yang menduga anak jaman sekarang tak tahu tanaman Ciplukan.

Mereka akan lebih tahu nama cipokan (ciuman bibir sepasang manusia) dibanding cipokan.

Dan memang netizen yang pernah bertemu ciplukan mengaku saat ini tak mudah lagi menemukannya.

Berikut cuitan sejumlah netizen tentang ciplukan.

@ndrknd: Anak zaman OLD pasti tau CIPLUKAN. Anak Zaman NOW ma taunya CIPOKAN. Apalagi anak ALT *eh

@idabizars: Ciplukan, tapi bukan lokal.

@yunniiyp: Ini ciplukan maennya kejauhan, pindah ke kota berubah nama jadi golden berry wkwk;)

@nk_pramono: Sama ciplukan, biasanya di pinggir sawah atau tambak. Sekarang udah langka

@txtdarimanasaja: Ditempat kalian namanya apa ? Ciplukan juga ?

@dedebigwin: Iya ciplukan namanya. Dulu banyak tumbuh di belakang rumah

@RistiPouran: Aku suka lah makan ciplukan waktu kecil skrg cari nya susah hmm

@callmepehun: Jir kirain cipokan ternyata #Ciplukan hahaha

@yantea85: Ciplukan bahasa sundanya cecenet

Tentang Ciplukan

Menurut Wikipedia, ceplukan atau ciplukan adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga.

Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti cecenet atau cecendet, yor-nyeoran, dan kopok-kopokan.

Herba berumur satu tahun, tegak, tinggi s/d 1 m.

Batang berusuk (=angulata) bersegi tajam dan berongga.

Daun berbentuk bundar telur memanjang berujung runcing, dengan tepi rata atau tidak, 2,5-10,5 × 5–15 cm.

Bunga di ketiak, dengan tangkai yang tegak, keunguan, dan dengan ujung yang mengangguk.

Kelopak berbagi lima, dengan taju yang bersudut tiga dan meruncing, hijau dengan rusuk keunguan.

Baca Juga:  Kolaborasi Tri Suaka dan Dodhy Kangen Band Sukses Lambungkan Lagu 'Merayu Tuhan,

Mahkota serupa lonceng, berlekuk lima dangkal, kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam, 7–9 mm tingginya.

Tangkai sari kuning pucat dengan kepala sari biru muda.

Buah dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing, hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, 2–4 cm panjangnya.

Buah buni di dalamnya bulat memanjang, 1,5–2 cm, kekuningan jika masak, manis dan disukai anak-anak.

Umumnya tumbuh liar, ceplukan biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.

Buahnya digemari anak-anak.

Seluruh bagian tumbuhan, dari daun sampai akar dan biasanya dikeringkan lebih dulu, digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional.
Di Jawa juga diketahui adanya jenis Physalis minima yang mirip bentuknya.

Beberapa perbedaannya dengan jenis di atas ialah, P. minima berambut panjang pada bagian-bagian batang dan daun yang berwarna hijau (angulata: berambut pendek atau gundul).

Tanda V di bawah noda di leher mahkota tidak jelas (angulata: ada kelompok rambut pendek dan rapat membentuk tanda V yang jelas); dan kepala sari berwarna kuning dengan sedikit warna biru.

Ceplukan badak Physalis peruviana dibudidayakan orang di Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru. Buahnya sebagian diekspor ke Eropa.

Terdapat kandungan asam sitrat dan fisalin dalam buahnya. Selain itu, terdapat pula alkaloid, asam malat, tanin, kriptoxantin, vitamin C, dan gula buah

Komentar
Loading...