Business is booming.

RIP Arifin Panigoro, Sempat Bilang Ingin Sembuh dan Berbuat untuk Jokowi

Anggota Watimpres RI 2019-2024 itu meninggal dunia di Mayo Clinic, Rochester, AS

Tokoh nasional Arifin Panigoro meninggal dunia dalam usia 76 tahun.

Anggota Watimpres RI 2019-2024 itu meninggal dunia di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat pukul 14.29 waktu setempat atau Senin (28/2/2022) pukul 03.29 WIB.

Arifin Panigoro adalah pengusaha dan pemilik PT Medco Energi Internasional Tbk.

Presiden Jokowi sempat meneleponnya saat Arifin Panigoro masih sehat namun dalam perawatan di RS.

Keduanya saling mendoakan agar diberi kesehatan.

Saat menutup perbincangan, Arifin yang ditemani istri dan anak, menyampaikan ingin sembuh dan berbuat sesuatu untuk Presiden Jokowi.

 

Arifin Panigoro saat menerima telepon dari Presiden Jokowi saat dalam perawatan di rumah sakit di AS.

Kabar meninggal dunianya Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi Ketua Umum PSSI, langsung beredar luas.

Ucapan belasungkawa pun mengalir deras.

Jenazah Artifin Panigoro kabarnya akan dibawa ke rumah duka yang berlokasi di Jalan Jenggala I Nomor 2, Jakarta.

@WantimpresRI: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, Wantimpres berduka cita atas wafatnya Bapak Arifin Panigoro, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Periode 2019-2024

@erickthohir: Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Selamat jalan Pak Arifin Panigoro.

@ridwankamil: Pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta jajaran mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Bpk. Dr HC. Ir. H.Arifin Panigoro bin Yusuf Panigoro. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Profil Arifin Panigoro

Arifin Panigoro (14 Maret 1945 – 27 Februari 2022).

Dilansir dari Wikipedia, Ia adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki “Raja Minyak Indonesia”.

Orang tuanya berasal dari Gorontalo yang merantau ke Pulau Jawa sebelum kemerdekaan.

Keluarga besar Panigoro berasal dari Potanga, sebuah desa di wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Arifin Panigoro dikenal sebagai pendiri dan pemilik MedcoEnergi yaitu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.

Baca Juga:  Lagi Enak2 Trending, Gempa M 6,7 Jumat Sore Mengejutkan Warga

Saat ini, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama dengan Sophan Sophiaan, Laksamana Sukardi, Roy B.B. Janis, Sukowaluyo Mintorahardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit, dan RO Tambunan.

Sebelumnya, ia pernah bergabung dengan PDI-P.

Alumni Elektro Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1973 ini memulai usahanya sebagai kontraktor instalasi listrik door to door.

Selanjutnya, ia memulai proyek pemasangan pipa secara kecil-kecilan.

Medco kemudian dikenal saat memulai usaha pengeboran minyak tahun 1981 yang salah satu modalnya dari bantuan pemerintah.

Salah satu tonggak sejarah Medco ialah ketika melakukan pembelian Stanvac yang dimenangkan melalui tender yang kemudian namanya diubah menjadi Expan.

Dengan pembelian itu, PT Stanvac tidak lagi dikuasai orang asing sebab perusahaan minyak tertua di Indonesia itu sudah dimiliki sepenuhnya oleh Medco.

“Petualangan politiknya” menjadi kontroversi ketika ia dituduh berupaya menggagalkan Sidang Umum MPR 1998 pelantikan Presiden Soeharto untuk ketujuh kalinya, karena ia melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik di Hotel Radisson, Yogyakarta pada tahun 1998.

Sebuah memo dari asisten Wakil Presiden kala itu, Sofian Effendi, menuduhnya berencana melakukan makar.

Selanjutnya, ketika aksi mahasiswa semakin memanas, Arifin memberi bantuan konsumsi kepada para demonstran yang melakukan aksi di Gedung DPR.

Ribuan kotak makanan dikirim. Tak heran jika kemudian muncul opini bahwa Arifin adalah tokoh di belakang aksi atau cukong para mahasiswa.

Tentang hal itu, dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa ia ingin mencegah terjadinya kekacauan.

“Saya katakan, salah satu yang membuat keadaan kita makin buruk adalah naiknya harga sembilan bahan pokok, sehingga muncul kerusuhan-kerusuhan.

Kepedulian saya adalah jangan sampai hal itu berubah menjadi sentimen anti-Tionghoa, muncul permusuhan muslim-nonmuslim, dan merebak ke seluruh Indonesia. Kalau itu sampai terjadi, akan timbul situasi chaos dan korbannya bisa sampai jutaan.

Baca Juga:  Persis Solo Juara Liga 2, Solo Full Senyum Trending, Bawa Pulang Rp 1 M

Hal itu menjadikan kita semua harus peduli dan mengambil langkah-langkah sebelumnya,” kata Arifin Panigoro, dalam wawancara dengan D&R.

Di era Presiden Presiden Republik Indonesia Ketiga (1998-1999) yaitu BJ Habibie, Arifin Panigoro juga pernah dijerat dengan tuduhan pidana korupsi penyalahgunaan commercial paper senilai lebih dari Rp 1,8 triliun.

Pada waktu itu, sejumlah kalangan percaya dijeratnya Arifin karena kedekatannya dengan gerakan mahasiswa.

Perkenalannya lebih mendalam dengan dunia politik adalah ketika partai-partai baru bermunculan tahun 1998-1999 setelah lengsernya Presiden Soeharto.

Pada awalnya, Arifin menjalin hubungan dengan berbagai tokoh politik, baik tokoh masyarakat yang sudah lama dikenal maupun tokoh yang baru muncul.

Saat deklarasi partai baru dilangsungkan, Arifin kerap menghadirinya.

Bersama Sudirman Said (mantan Menteri ESDM), sempat pula ia mencoba menginisiasi gerakan untuk memunculkan Cendekiawan Muslim (alm), Nurcholish Madjid untuk menjadi presiden.

Arifin Panigoro kemudian bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada tahun 1999 untuk daerah pemilihan Kabupaten Tangerang dan terpilih sebagai anggota DPR.

Ia juga sempat terpilih menjadi Ketua DPP dan Ketua Fraksi PDIP pada tahun 2002-2003.

Kemudian, ia terpilih lagi di DPR RI di dapil Banten 1 yang saat itu meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Kota Cilegon.

Akan tetapi, ia mengundurkan diri dari DPR dan PDIP pada tahun 2005 dan membentuk Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Gerakan Pembaharuan PDIP.

Di dunia olahraga, Arifin turut berkontribusi dalam persepak bolaan nasional. Ia menghelat turnamen Piala Medco dan tercatat sebagai penggagas Liga Primer Indonesia (LPI).

Pada 13 Agustus 2019. Ia menerima Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo.

Komentar
Loading...