Business is booming.

Pasukan Elit TNI AU, Satbravo 90 Evakuasi 80 WNI dari Ukraina dengan Selamat

Bu Retno dan sejumlah pejabat menyambut langsung kedatangan WNI dari Ukraina.

Pasukan elit TNI AU yakni Satbravo 90 diterjunkan untuk membawa pulang 80 WNI dan 3 WNA dari daerah yang sedang berperang, Ukraina.

TNI AU bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri berhasil mengevakuasi 80 warga Indonesia hingga tiba di tanah air dengan selamat.

Ada pun kerjasama Kemenlu dengan TNI AU antara lain

Sebanyak 80 WNI dan 3 WNA dievakuasi terlebih dahulu oleh Kemenlu ke bandara Bucharest Rumania dari Ukraina lewat darat.

Lalu pada tanggal 3 Maret, satgas TNI AU melakukan evakuasi lanjutan dari bandara Bucharest ke Bandara Soekarno – Hatta.

Mereka diterbangkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Satuan Bravo 90 (Satbravo-90) sebelumnya bernama Denbravo 90.

Satbravo 90 adalah satuan pelaksana operasi khusus Komando Pasukan Gerak Cepat yang berkedudukan langsung di bawah Dankopasgat.

Satuan Bravo 90 yang bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya.

Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik.

Berikut thread atau utas yang dibagikan pihak TNI AU melalui akun @_TNIAU

Sebanyak 9 pers Satbravo 90 Kopasgat dan 1 dokter Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, dilibatkan dalam evakuasi WNI dari Ukraina. Kasau menyiapkan Para personel TNI AU tersebut untuk bergabung dalam Satgas Operasi TNI dalam rangka Evakuasi WNI dari Ukraina.

Baca Juga:  Garut Trending, Hujan Deras Bikin Banjir Bandang, Warga Mengungsi

Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, menjelaskan, pers Satbravo 90 Kopasgat bertugas sebagai Tim Pam sementara 1 dokter TNI AU sebagai tim kesehatan. Penugasan ini sesuai dgn perintah Panglima TNI, atas permintaan Kemenlu, untuk evakuasi WNI di Ukraina

Sesuai instruksi Panglima TNI, Kasau Marsekal TNI Fadjar memberangkatkan pers TNI AU yang berkompeten, untuk melaksanakan tugas evakuasi WNI. Tim berangkat pada Rabu, 2 Maret 2022 dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten.  Rute yg dilewati adalah Jakarta – Madinah- Bucharest Rumania.

Sebanyak 80 WNI dan 3 WNA berhasil dievakuasi dari bandara Bucharest Rumania yg sebelumnya dievakuasi lewat darat oleh tim Kemlu dari Ukraina ke Rumania.

Pada 3 Maret 2022 pukul 17.00 WIB, seluruh WNI & WNA dan tim Satgas berhasil mendarat di Bandara Soekarno – Hatta.

Disambut Bu Retno di Soekarno-Hatta

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan sejumlah pejabat menyambut langsung kedatangan WNI dari Ukraina.

Bu Retno sendiri hari ini trending terkait sikap INdonesia terhadap konflik Rusia vs Ukraina.

Sebanyak 83 WNI dari Ukraina diangkut meninggalkan Ukraina menggunakan pesawat carter Garuda Indonesia.

Proses panjang dilalui untuk mengevakuai WNI dari Ukraina melalui 2 Negara yaitu Romania dan Polandia.

Rencananya, rombongan WNI dari Ukraina akan kembali menjalani serangkaian pemeriksaan.

Mulai dari pemeriksaan dokumen imigrasi dan pemeriksaan kesehatan.

Dukung Resolusi PBB

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, tak sepakat bila Indonesia disebut memihak kepada Ukraina meski mendukung Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyesalkan agresi Rusia.

Resolusi ini juga menuntut “penyelesaian dalam istilah yang paling keras atas agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina”.

Sekalipun tak mengikat secara hukum, Resolusi PBB yang dikeluarkan pada Rabu (2/3/2022) meminta agar Rusia segera menghentikan penggunaan kekuatan militernya terhadap Ukraina tanpa syarat apa pun.

Baca Juga:  Kiky Saputri Dicap Cebong Usai Roasting Anies, Kiky pun Trending

Menurut Irine, keputusan Indonesia mendukung Resolusi PBB merupakan wujud dukungan terhadap prinsip hukum internasional dan Piagam PBB, terutama penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

Ia mengatakan, pilihan tersebut bukan berarti Indonesia membela Ukraina dan mengabaikan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.

“Sikap Indonesia tersebut sudah sesuai dengan prinsip hukum internasional dan kepentingan kemanusiaan, bukan soal memihak atau ‘mengekor’ negara lain,” kata Irine, Jumat (4/3/2022).

Dalam voting Resolusi PBB soal agresi Rusia ke Ukraina, hanya Belarus, Suriah, Korea Utara, dan Eritrea yang menolaknya.

Sebanyak 35 negara memilih abstain. Resolusi Majelis Umum PBB itu disetujui oleh 141 dari 181 negara yang hadir melalui voting (pemungutan suara).

Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanamr, Filipina, Singapura, Thailand, dan Timor Leste termasuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menyetujui resolusi menyayangkan agresi Rusia terhadap Ukraina.

Irine mengatakan, invasi militer Rusia di Ukraina telah mengorbankan dan terus mengancam nyawa warga sipil.

Selain itu, agresi Rusia terhadap Ukraina disebut telah mempertaruhkan perdamaian regional dan global.

“Sikap Indonesia dan 140 negara lainnya dilatari oleh kepentingan yang lebih besar,” tutur Irine seperti dilansir Kompas.com

Politikus PDI-Perjuangan tersebut mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia. Irine menilai, ada pertimbangan lain yang perlu dilihat dari keputusan Indonesia.

“Bukan sekadar sikap politik luar negeri terhadap konflik negara lain. Ada pertimbangan kedaulatan wilayah dan kemanusiaan di sana,” tegasnya.

Resolusi Majelis Umum PBB hanya sebagai refleksi atas opini internasional terhadap agresi Rusia ke Ukraina.

Resolusi yang mengikat secara hukum adalah yang diterbitkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Namun, pada 25 Februari 2022, Rusia menggunakan hak veto membatalkan resolusi Dewan Keamanan PBB itu.

Baca Juga:  Profil Kolonel Kav Valian Wicaksono Magdi, Akmil 1998, Promosi Waasintel KSAD Bid Jemen Intel
Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...