Business is booming.

Malay Trending karena Usulan Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua di ASEAN, Netizen Meragukan?

Ismail Sabri mengakui beberapa anak pejabat memiliki penguasaan bahasa Melayu yang lemah

Malay atau Malaysia trending. Salah satunya karena rencana Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN.

Usulan itu dianggap aneh oleh netizen Indonesia.

Ini karena bahasa Melayu di Indonesia seperti bahasa daerah.

Bahasa Melayu hanya digunakan oleh suku Melayu yang ada di Indonesia.

Sementara yang digunakan seluruh suku Indonesia untuk berkomunikasi yang bahasa Indonesia.

Oleh karena itu usulan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di Asia Tenggara atau ASEAN dianggap mengada-ada.

Berikut cuitan sejumlah netizen tentang Malay

@nuicemedia: Dear Malaysia, Indonesian is not Malay. We’ll accept your proposal if you swap Malay with Indonesian. Otherwise, ummm, no. Also, you watch our movies and sinetrons and listen to our songs. We watch Upin Ipin.

@dientri46: Indonesia is not Malay? I’m Indonesian and I’m Malay! Ngomong sembarangan lu!

@entahlahBin: Anak Raja Melayu pun tidak bisa bahasa Melayu. Sdgkn kita, semua keluarga Raja–Sultan–Pejabat pasti bisa Bahasa Indonesia.

@jr45_x: Malay ngerti lah gua dikit

@greenestetik: susah banget nerima fakta lagu indo lebih terkenal ya? ups lupa, org malay kan emang gitu, pengen terlihat unggul dalam segala hal

@riddikuluscharm: I love reading indo malay debate

@milosaurvs: many malaysian can’t even speak malay properly and they want to make malay to be the 2nd official asean language. what a joke.

@cioberaccount: gak usah kepedean deh haha. lagu malay yg kita tau cuma cindai. it’s too much to say that we “listen” to ur song.

Usulan PM Ismail Sabri Yaakob

Baca Juga:  Simak Daftar Mutasi Enam Pejabat Polda Banten

Seperti diberitakan ChannelnewsAsia, Malaysia akan berdiskusi dengan para pemimpin regional untuk menjadikan Bahasa Melayu atau bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di Asia Tenggara.

Hal itu disampaikan Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob.

Dia menjawab pertanyaan di Majelis Tinggi tentang upaya mengangkat bahasa nasional Malaysia ke tingkat internasional.

Ismail Sabri mengatakan selain di Malaysia, bahasa Melayu sudah digunakan di beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan dan sebagian Kamboja.

Dia mengatakan selama kunjungannya ke Kamboja baru-baru ini, dia diberitahu ada 800.000 Melayu-Cham yang menggunakan bahasa Melayu.

Dan di Vietnam, ada sekitar 160.000 penutur Melayu di antara mereka yang keturunan Melayu-Cham.

“Ada juga populasi kecil penutur bahasa Melayu di Laos,” tambahnya.

“Makanya di seluruh ASEAN ada orang yang bisa berbahasa Melayu. Oleh karena itu tidak ada alasan mengapa kami tidak dapat menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN,” kata Ismail Sabri.

Perdana menteri menambahkan bahwa dia akan membahas masalah ini dengan rekan-rekan ASEAN-nya.

“Saya akan berdiskusi dengan para pemimpin negara ASEAN lainnya, terutama di negara-negara yang sudah menggunakan bahasa Melayu.

“Saya akan berdiskusi dengan mereka tentang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN. Setelah itu, kami akan berdiskusi dengan para pemimpin negara ASEAN lainnya yang telah penduduk yang berbahasa Melayu,” kata Bapak Ismail Sabri.

Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri menanggapi anggota Senat Isa Ab Hamid yang ingin mengetahui upaya pemerintah memberdayakan bahasa Melayu dalam hubungan diplomatik dan luar negeri Malaysia.

“Saat ini, hanya empat dari 10 negara ASEAN yang menggunakan bahasa Inggris dalam acara resmi di tingkat internasional. Sedangkan enam negara lain menggunakan bahasa ibu untuk urusan resmi yang memerlukan terjemahan,” katanya kepada Senat.

Baca Juga:  Clara Wirianda, Selebgram Kota Medan yang Trending dan Bikin Penasaran

Ismail Sabri mengatakan bahwa dia selalu meminta kementerian luar negeri untuk menyiapkan catatan pidato dan dokumen terkait dalam bahasa Melayu untuk referensinya ketika melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.

“Kita tidak perlu malu atau canggung menggunakan bahasa Melayu di tingkat internasional. Upaya pemberdayaan bahasa Melayu juga sejalan dengan salah satu bidang prioritas Kerangka Kebijakan Luar Negeri Malaysia yang diluncurkan pada 7 Desember tahun lalu,” katanya.

Kementerian luar negeri juga diminta untuk menyediakan kelas bahasa Melayu bagi staf kementerian yang telah ditempatkan di luar negeri bersama anak-anak mereka.

Meski demikian, Ismail Sabri mengakui bahwa beberapa anak pejabat diplomatik memiliki penguasaan bahasa Melayu yang lemah karena mereka belajar di sekolah internasional.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...