Business is booming.

Jenang Solo dan Maknanya dalam Lima Fase Kehidupan Manusia

Semarak Jenang Sala 2022 dimeriahkan dengan pertunjukan Tari Perang Kembang

Jenang  merupakan makanan khas Jawa. Makanan dengan rasa manis itu ternyata punya makna sendiri.

Dan semarak Jenang Solo dipertontonkan dengan disertai maknanya.

Acara ini digelar di Halaman Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta, pada Sabtu (18/6/2022).

Acara itu digelar dalam rangka pelestarian budaya dan peringatan hari jadi ke-76 Pemerintah Kota Surakarta.

Acara tersebut mengusung tema “Jenang dalam 5 Fase Kehidupan Manusia.”

Semarak Jenang Sala 2022 dimeriahkan dengan pertunjukan Tari Perang Kembang, Tari Jatayu, Atraksi Prajurit Keraton dan Kirab 17 Jenang yang dibawakan oleh Putra-Putri Solo.

Terdapat 5 booth stand jenang yang menggambarkan 5 fase kehidupan manusia.

Fase tersebut diawali dari fase mantenan atau pernikahan.

Seseorang akan memulai hidup baru dengan pasangannya pada tahap ini.

Bukan hanya menyatukan dua insan, namun dua keluarga akan bersatu menjadi keluarga besar.

Pernikahan dalam adat Jawa memiliki prosesi, antara lain serah-serahan, siraman, dodol dawet, midodareni, upacara panggih, upacara balangan suruh, dan sebagainya

Kemudian, fase mitoni atau 7 bulan kehamilan. Bagi masyarakat Jawa, tradisi menjadi hal yang melekat dengan kehidupan, bahkan sejak masih dalam rahim.

Seperti tradisi mitoni ini, masyarakat Jawa percaya dengan melakukan tradisi ini, dapat menghindarkan ibu dan janin dari malapetaka.

Tujuannya untuk meminta kelancaraan saat ibu menjalani persalinan, agar ibu dan bayi selalu diberi kesehatan.

Fase selanjutnya adalah puputan atau sepasaran atau 5 hari kelahiran.

Tradisi puputan biasanya dilakukan dalam rangkaian kelahiran seorang anak.

Upacara tersebut umumnya menjadi penanda putusnya tali pusar si bayi.

Rangkaian tradisi puputan dimulai dengan upacara sepasar (Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing), yang menandakan bahwa bayi telah berusia sepasar (5 hari).

Baca Juga:  Bossy, Lagu Karya Ramengvrl bareng Cinta Laura Berikut Terjemahannya!

Lalu fase tedak siten yang dilakukan ketika anak telah berusia 35 hari.

Menurut istilah, tedak siten berasal dari bahasa Jawa, tedhak memiliki arti kaki dan Siten (siti) yang berarti tanah.

Secara keseluruhan, upacara ini bertujuan untuk mempersiapkan anak supaya mampu melewati setiap fase kehidupan.

Berawal dari tuntunan kedua orang tuanya hingga ia mulai berdiri sendiri dan memiliki kehidupan mandiri di masa depan.

Fase yang terakhir yaitu perjuangan kejayaan. Saat manusia sudah berhasil melewati beberapa fase sebelumnya, maka manusia akan dihadapkan dengan fase kehidupan yang sesungguhnya yaitu perjuangan kejayaan.

Simbolisme dari fase ini, adalah manusia dituntut untuk berjiwa kuat dan pantang menyerah dalam mempertahankan apa yang telah menjadi pegangan hidupnya.

Semarak Jenang Solo 2022, diharapkan mampu menjadi pengingat masyarakat agar selalu bersyukur kepada Sang Pencipta.

Selain itu, tradisi ini dapat menarik animo wisatawan untuk berkunjung ke Kota Solo.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...