Business is booming.

Hastag Tenggelamkan Nasdem Trending, Hasan Nasbi Berharap Surya Paloh Gentlemen

“Seperti Nasdem tampaknya menunggu dikeluarkan (Jokowi dari koalisi) agar memperoleh narasi didzolimi,” uncap Nasbi.

Hastag Tenggelamkan Nasdem atau  #TenggelamkanNasdem. Hastag itu muncul pasca Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Sikap Nasdem diikuti dengan pernyataan Presiden Jokowi kepada parpol koalisinya untuk tak sembrono dan tak terburu-buru mencalonkan capres 2024.

Pengaman politik Hasan Nasbi mengatakan pernyataan Presiden Jokowi merupakan sinyal ketidaknyamanan dengan keputusan Nasdem terutama Surya Paloh sebagai Ketua Umum Nasdem.

Nasbi mengakui bahwa pencapresan adalah hak setiap parpol.

Hanya saja, posisi Nasdem saat ini masih berada di Partai Koalisi Pendukung Jokowi.

Pemerintahan Jokowi masih berkuasa hingga tahun 2024.

Artinya secara etika, Nasdem seharusnya menyatakan mundur dari koalisi.

“Ketika Nasdem ngotot berpisah jalan, Nasdem harus keluar dari koalisi pendukung Jokowi. Nasdem harus Gentleman,” kata Hasan Nasbi.

Namun yang terjadi tak ada sinyal ke arah itu. Nasdem masih bertahan dengan jatah tiga menterinya di Koalisi Partai Pendukung Jokowi.

“Kita memang tak ada Tradisi politik mundur seperti itu. Seperti Nasdem tampaknya menunggu dikeluarkan agar memperoleh narasi didzolimi,” uncap Nasbi.

Sebelumnya beredar video Presiden Jokowi tak lagi menyambut hangat rangkulan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.

Bahasa Tubuh Jokowi

Video Presiden Jokowi memperoleh rangkulan dari Surya Paloh terjadi pada ulang tahun ke-58 Partai Golkar yang digelar di JIEXpo Kemayoran Jumat (21/10/2022) malam.

Saat itu Jokowi tengah berdiri disamping Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Mantan Wapres Jusuf Kalla yang juga petinggi di Golkar.

Baca Juga:  Polisi Akhirnya Membongkar Dua Makam Korban Kerangkeng Manusia di Kediaman Bupati Langkat

Saat tiba harus salaman dengan Surya Palloh, tampak pria brewok itu berusaha akrab dengan Jokowi dan berusaha merangkulnya.

Namun gesture atau bahasa tubuh Jokowi menanggapi sebaliknya.  Ia tak berusaha membalas rangkulan Surya Palloh.

Saat Surya Palloh menebar senyum, Jokowi tak mau menanggapi senyumnya.

Dari gerakan tangannya tampak ia justru ingin secepatnya lepas dari Surya Palloh.

“Bahasa Tubuh Jokowi Pak Jokowi Tak Bisa Membohongi Perasaannya.”  Demikian tulisan dalam video yang dibagikan akun instagram @abi_hasantoso, salah satu pendukung Jokowi.

Nasdem dulu dan sekarang memang berbeda. Demikian juga halnya dengan Surya Palloh.

Ia termasuk anggota koalisi pendukung setia Presiden Jokowi sejak Pilpres 2014.

Pilihan politik Surya Palloh terbukti menguntungkan, salah satunya memperoleh jatah tiga menteri di Kabinet.

Ironinya saat pemerintahan Jokowi masih dua tahun, Surya Palloh mengumumkan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Calon Presiden RI 2024.

Pilihan dukungan yang terkesan buru-buru itu tampaknya menganggu hubungan baik keduanya.

Betapa tidak, Anies Baswedan adalah mantan Menteri yang dipecat Jokowi.

Saat pilgub 2017, Anies juga memperoleh dukungan dari kelompok yang bukan pendukung Jokowi.

Lebih parah, Nasdem juga pernah dimusuhi pendukung Anies Baswedan. Metro TV pernah diplesetkan Metro Tipu.

Dukungan balik Nasdem kepada Anies tampaknya merupakan perjudian politik.

Sebutan Nasdem menjadi Nasdrun pun menjadi teka-teki apakan Nasdem kini akan dipilih pendukung Anies dalam Pemilu mendatang atau sebaliknya.

Yang pasti dengan julukan tersebut, kemungkinan Nasdem takkan memperoleh dukungan dari fans Jokowi.

Sejalan dengan sikap Nasdem, Surya Palloh pun memuji-muji Anies.  Sebaliknya menganggap pemerintahan sekarang sebagai kapitalis.

Surya Paloh: Tak Ada Alasan Mundur

Sementara itu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, tidak ada alasan kader-kadernya mundur dari Kabinet Jokowi-Ma’ruf saat ini.

Menurut Suya Paloh, pemerintaah saat ini sudah baik dan memiliki sejumlah keberhasilan. Oleh karenanya, tidak alasan bagi kader Nasdem mundur dari jajaran kabinet. Kecuali, diminta mundur

Baca Juga:  Profil Brigjen TNI Sabdono Budi Wiryanto, Akmil 1998, Aster Kaskostrad

“Enggak ada alasan bagi Nasdem untuk mundur (dari kabinet) kalau bukan dimundurkan. Apa alasannya bagi Nasdem? Pemerintahan ini dianggap baik oleh Nasdem. Pemerintahnya tampak dengan tingkat keberhasilan walaupun masih banyak kekurangan yang perlu juga akan diperbaiki,” ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).

“Harapan kita berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi dua tahun ke depan beliau meninggalkan sesuatu yang jauh lebih berarti sebagai legacy. Itu yang harus diperjuangkan oleh Nasdem,” katanya lagi.

Surya Paloh lantas menanggapi soal isu perombakan kabinet atau reshuffle usai pendeklarasian Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, urusan reshuffle sepenuhnya merupakan hak Presiden Joko Widodo yang harus dihargai. “Itu hak Pak Jokowi-lah. Kapan pernah kita berubah.

Hak prerogatif beliau itu yang kita tahu. Jadi, sepanjang apa saja yang dianggap itu baik oleh Pak Jokowi untuk mengatur jalannya roda administrasi pemerintahannya pasti kita hargai itu,” ujarnya.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.id, beredar informasi dari lingkungan Istana yang menyebut bahwa Presiden Jokowi tidak akan melakukan perombakan kabinet hingga awal tahun depan.

Presiden Jokowi justru akan menunggu Nasdem menarik mundur sendiri para menterinya karena sudah berbeda pandangan dengan sikap presiden.

Namun, jika Nasdem belum juga menarik menteri-menterinya dari kabinet, bukan tak mungkin Presiden Jokowi akhirnya terpaksa akan melakukan reshuffle.

”Jadi, seperti halnya PAN yang pada Pilpres 2019 mengambil sikap berbeda dengan Presiden Jokowi dan akhirnya, satu-satunya menteri asal PAN, yaitu Menpan RB Asma Abnur, pun mengundurkan diri pada 2018. Nasdem seharusnya juga begitu. Menarik menteri-menterinya di kabinet. Namun, jika sampai awal tahun depan tidak ditarik, Presiden bisa merombak kabinetnya sendiri,” ujar seorang pejabat kepada Kompas.

Partai Nasdem sendiri memiliki tiga kader yang sekarang menjabat sebagai menteri, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, serta Menteri Lingkuhan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Baca Juga:  Profil NIKI atau Nicole Zefanya, Begini Kisah Suksesnya Menjadi Penyanyi Dunia
Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...