Profil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang Kini Berurusan dengan Polda Metro dan KPK
Hasto diperiksa oleh penyidik Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa (4/6) hari ini.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto trending.
Ia memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya, Selasa (4/6), terkait kasus pelaporan terhadap dirinya.
Hasto diperiksa oleh penyidik Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa (4/6) hari ini.
Melalui instagram @pdiperjuangan menyatakan tentang pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia dan terkait sikap politik partai.
Pernyataan itu bisa dipertanggungjawabkan dan penyampaiannya dilindungi oleh Undang-Undang.
Saya sampaikan dalam tanggung jawab saya untuk melakukan pendidikan politik dan fungsi komunikasi yang melekat dengan eksistensi partai.
Karena PDI Perjuangan adalah partai sah menurut Undang-undang serta fungsi itu melekat dan menurut AD/ART Partai sudah saya jalankan menyatakan hal hal terkait sikap politik partai.
Hasto tegaskan PDI Perjuangan merupakan Partai Sah dan Miliki Fungsi Komunikasi yang Melekat.
Ia menyadari beberapa pernyataannya mengungkap fakta yang mungkin menyinggung. Namun, hal itu disampaikannya demi memberikan edukasi kepada masyarakat.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengaku belum tahu persis Hosto diperiksa soal apa.
Hasto diketahui dilaporkan oleh dua orang bernama Hendra dan Bayu Setiawan ke Polda Metro Jaya.
Hal itu buntut Wawancara Hasto di sebuah televisi.
Akan Diperiksa KPK
Nah kasus di Polda belum selesai. KPK memanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait kasus dugaan suap dengan tersangka mantan caleg dari PDIP Harun Masiku.
Hasto akan diperiksa pekan depan.
“Informasi dari teman-teman penyidik yang bersangkutan dimungkinkan di minggu depan akan dipanggilnya ya,” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di kantornya, Selasa (4/6/2024).
Ali menyampaikan hal tersebut saat ditanya soal rencana pemanggilan Hasto sebagai saksi.
Namun Ali belum bisa menjelaskan detail Hasto akan dipanggil pada hari apa.
Sebelumnya, KPK telah memeriksa saksi-saksi terkait kasus Harun Masiku selama tiga hari berturut-turut. Dua saksi di antaranya merupakan mahasiswa.
Saksi lain yang telah diperiksa penyidik itu ialah Simon Petrus, yang berprofesi sebagai pengacara.
Dia diperiksa di gedung Merah Putih KPK pada Rabu (29/5).
Sehari berselang, tepatnya pada Kamis (30/5), penyidik juga memeriksa satu saksi lainnya terkait Harun Masiku.
Satu saksi yang diperiksa itu seorang mahasiswa bernama Hugo Ganda.
Sebagai informasi, Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menyuap Wahyu Setiawan, yang saat itu menjabat Komisioner KPU.
Suap Rp 600 juta itu diduga terkait pengurusan PAW DPR.
Wahyu Setiawan telah divonis bersalah menerima suap senilai Rp 600 juta terkait pengurusan PAW bagi Harun Masiku.
Wahyu pun dijatuhi hukuman 7 tahun penjara dan telah dieksekusi sejak 2021.
Dia telah bebas bersyarat pada 6 Oktober 2023.
Sementara Harun Masiku masih berstatus buron. Keberadaan Harun Masiku masih menjadi tanda tanya hingga saat ini.
Hasto juga pernah diperiksa sebagai saksi oleh KPK dalam kasus ini tahun 2020.
Profil Hasto Kristiyanto
Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. lahir 7 Juli 1966.
Ia adalah politikus kebangsaan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan).
Posisi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan dijabat dari tahun 2014 -sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan-, menggantikan Tjahjo Kumolo yang saat itu diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri.
Kemudian pada kongres 2015, jabatan Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDI Perjuangan dikukuhkan oleh Kongres.
Selama kepemimpinannya 2015-2019, Hasto dinilai berhasil membawa PDI Perjuangan sebagai Partai Pemenang Pemilu dan Mayoritas Kemenangan di Pilkada-Pilkada antara 2015-2019, sehingga di tahun 2019, pada Kongres V PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto diputuskan kembali menjadi Sekjen PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024.
Baru pertama kali-nya PDI Perjuangan memposisikan jabatan Sekjen dua kali periode pada orang yang sama.
Hasto Kristiyanto, lahir dari ayah bernama Antonius Krido Pardjono dan ibu bernama Yohana Sutami.
Semasa sekolah di Sekolah Dasar Hasto Kristiyanto sangat tertarik dengan cerita-cerita wayang, alam budaya Jawa sangat berpengaruh dalam dirinya.
Kisah yang paling ia sukai adalah Mahabharata, sebuah adegan konflik kekuasaan antara kebenaran dan kebathilan.
Semasa SMA di Kolese de Britto, Hasto Kristiyanto mulai membaca buku-buku politik, sejalan dengan aktivitas saat SMA yang ia lalui dengan berbagai macam organisasi.
Ia banyak menyaksikan peristiwa-peristiwa kebudayaan di Yogyakarta, juga perkembangan dinamika politik yang sangat keras dan ini mempengaruhi dirinya dalam mengembangkan ketrampilan berorganisasi.
Tahun 1985, Hasto Kristiyanto berhasil menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Teknik Kimia.
Semasa kuliah di UGM, Hasto banyak ikut organisasi kemahasiswaan, bakat menonjol berorganisasi ditunjukkan dengan dipilihnya Hasto menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.
Dalam pergulatan aktivitas organisasi kemahasiswaan Hasto banyak membaca persoalan-persoalan rakyat, apalagi masa itu situasi represi rezim Orde Baru mencapai puncaknya.
Di tahun 1986-1987 kebangkitan PDI yang memunculkan nama Megawati Sukarnoputri.
Bangkitnya PDI dan memunculkan kembali ingatan publik pada sosok Bung Karno, bangkitnya ingatan publik terhadap Bung Karno ini membuat Hasto mulai memikirkan dalam- dalam masa depan Indonesia.
Dalam masa-masa kuliah ini, Hasto banyak membaca buku-buku tentang Sukarno dan gagasannya soal Indonesia Raya.
Perspektif pemikiran Sukarno inilah yang kemudian mempengaruhi dalam cara berpolitik dan idealisme politiknya.
Bagi Hasto kesadaran Sukarnois adalah kesadaran spiritual yang melampuai alam kata-kata dan alam rasio.
Kesadaran Sukarnois adalah pembentukan peradaban Indonesia lewat jalan panjang dan berliku tapi punya tujuan membangkitkan kebesaran Indonesia Raya sebagai mercusuar peradaban dunia.
Setelah lulus Fakultas Teknik Kimia UGM tahun 1991, Hasto memulai karir di BUMN PT Rekayasa Industri.
Sejak awal tahun 1990-an Hasto sudah berminat masuk ke dalam dunia politik.
Ia belajar politik dari tokoh akademisi ilmu politik UGM Cornelis Lay, kemanapun Cornelis Lay pergi ia ikut dan menimba ilmu darinya.
Selain itu Hasto juga banyak bergaul dengan senior-senior Partai PDI dari Jawa Timur.
Tahun 1999 Hasto mulai masuk ke dalam struktur Partai dan bekerja sebagai “tukang ketik” disitu ia mendapatkan banyak pelajaran dan pengertian-pengertian baru tentang semangat Partai.
Dari banyak notulensi rapat ia menyerap “suasana kebatinan Partai” dan idealisme-nya.
Setelah menamatkan Pendidikan Strata-2 nya tahun 2000 di Prasetya Mulya, Hasto memutuskan total masuk ke Partai dan berkarir di Partai PDI Perjuangan.
Pada tahun 2004, Hasto Kristiyanto terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur.
Di dalam DPR RI, ia masuk di komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, KPPU dan BKPM).
Di Alat Kelengkapan DPR RI Hasto masuk ke dalam Badan Anggaran.
Ia juga pengusul Hak Angket Tolak Impor Beras di tahun 2006.
Di tahun 2007 Hasto juga menjadi salah satu pengusul Hak Angket Kenaikan harga BBM.
Ia juga menjadi anggota Pansus RUU Penanaman Modal (UU.No 25 Tahun 2007).
Dan bersama dengan Fraksi PDI Perjuangan menolak pengesahan Perpu Free Trade Zone (Perpu No.1 Tahun 2007).
Di tahun 2008 Hasto Kristiyanto masuk ke dalam Pansus RUU ITE (UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik). Selain itu di tahun 2008 Hasto berada dalam Panitia Anggaran (Panggar) RUU APBN No.16 tahun 2008 Perubahan Uu 45-2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008.
Di tahun 2008 pula Hasto menjadi Anggota Pansus RUU UMKM (UU No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Di tahun 2009, Hasto masuk ke dalam Pansus RUU Mineral Batubara (UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba). Lalu ia juga masuk ke dalam anggota Pansus RUU Kawasan Ekonomi Khusus (UU No.39 tahun 2009) dan Pansus RUU tentang resi gudang ( UU No.2 tahun 2009). Di tahun 2009 ini pula Hasto menjadi salah satu pengusul hak angket DPT Pemilu 2009.
Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkarir dari bawah sekali di PDI Perjuangan.
Pertama kali ia menjadi “tukang ketik” pada rapat-rapat yang dilakukan oleh para senior Partai.
Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP.
Lalu atas amanah kongres 2010 ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kesekretariatan yang diputuskan pada Kongres PDI Perjuangan.
Di tahun 2014 saat Sekjen PDI Perjuangan saat itu Tjahjo Kumolo diangkat jadi Menteri Dalam Negeri, Hasto Kristiyanto-pun menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan.
Pada Kongres IV PDI Perjuangan 2015, Hasto Kristiyanto ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PDI Perjuangan untuk masa bakti 2015-2020.
Selama menjabat Sekjen pada periode 2015-2020 atas amanah kongres IV PDIP 2015, Hasto melakukan restrukturisasi administrasi
Pada tahun 2012 saat kampanye Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hasto Kristiyanto menjadi tokoh penting dibalik layar kemenangan Jokowi merebut kursi DKI-1 pada tahun 2012.
Simpul-simpul relawan dibangun dan dibuatkan koordinasinya sehingga secara efektif Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI 2012.
Pada kampanye Pilpres 2014, Hasto berperanan sebagai “Sentral Figur” yang menyatukan semua kekuatan politik untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Hasto membangun komunikasi ke banyak kelompok dan memimpin rapat-rapat koordinasi yang kemudian mewujud dalam Kampanye Politik 2014 yang kemudian memenangkan pasangan Jokowi-JK.
Dalam kampanye politik 2014 Hasto Kristiyanto mendapatkan tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri untuk menggalang seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi dan menjadi Juru Bicara Tim Sukses Jokowi-JK.
Pada kampanye Pilpres 2019, Hasto Kristiyanto berinisiatif membentuk Tim Kampanye Nasional (TKN) yang terstruktur dan sistematis juga penempatan orang per orang dalam TKN yang kelak bisa mengisi jabatan politik.
Dalam Kampanye 2019 peran Hasto begitu menonjol dari sisi koordinasi politik dari seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dalam TKN 2019, Hasto menjabat sebagai Sekretaris TKN dan mengatur seluruh administrasi serta manajemen TKN.
Juga pembentukan strategi-strategi kemenangan. Terbukti pada tahun 2019 Jokowi-Ma’ruf Amin memenangkan Pilpres 2019 dengan hasil yang gemilang.