Profil Kali Bekasi, Lokasi Penemuan Tujuh Mayat Remaja
Lokasi penemuan di belakang Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kelurahan Jatirata, Jatiasih, Kota Bekasi.
Kali Bekasi trending. Hal itu terkait penemuan tujuh mayat remaja pada Minggu (22/9/2024) pagi.
Lokasi penemuan di belakang Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kelurahan Jatirata, Jatiasih, Kota Bekasi.
Belum diketahui penyebab kematian tujuh remaja naas itu.
Yang pasti Kali Bekasi dalam kondisi kemarau. Kedalaman Kali Bekasi tak terlalu dalam.
Dugaan sementara ketujuh remaja tersebut karena aksi tawuran, lalu menghindar dengan nekat terjun ke Kali Bekasi.
Ada pun penemuan mayat berawal dari komunitas kucing yang mencari kucing hilang di Kali Bekasi.
Lalu mereka malah menemukan mayat mengambang.
Semula ditemukan dua mayat, lantas lima mayat, dan total tujuh mayat.
Semua mayat kini berada di RS Kramatjati. Polisi belum mau ungkap identitasnya.
Profil Kali Bekasi
Kali Bekasi adalah salah satu sungai besar yang melintasi Kota Bekasi, provinsi Jawa Barat yang mengalir dari arah selatan menuju utara wilayah kabupaten Bekasi.
Bersumber pada tempuran dua sungai di bagian selatan kota Bekasi, yaitu sungai Cikeas dan sungai Cileungsi yang keduanya berhulu di wilayah Sukaraja, Babakan Madang dan Sukamakmur kabupaten Bogor dan mengakhiri perjalanannya di bagian timur teluk Jakarta (laut Jawa).
Diantara aliran air Kali Bekasi, melalui saluran inspeksi Cikarang – Bekasi Laut (dikenal dengan singkatan CBL) yang dibangun pada tahun 1977 hingga selesai tahun 1980 dan dijuluki sebagai saluran terbesar dan termodern di Indonesia pada era 1980-an.
Di bagian tengah Kali Bekasi terdapat Bendung Bekasi yang bersilangan dengan Saluran Induk Tarum Barat atau dikenal sebagai Kali Malang yang berfungsi untuk menjaga elevasi muka air Kali Bekasi agar dapat mengalirkan air baku ke Jakarta dan irigasi di hilir bendung.
Sejalan dengan perkembangan pemukiman di wilayah Jabodetabek, terjadi perubahan penggunaan lahan pada DAS Bekasi yang semula dapat menyerap air hujan, berubah menjadi aliran permukaan.
Kondisi ini diperberat dengan menurunnya kapasitas alir dan tampung Kali Bekasi sebagai akibat terjadinya sedimentasi akibat erosi pada DAS bagian hulu
Kali Bekasi merupakan aliran utama dalam sistem daerah aliran sungai (DAS) Bekasi yang memiliki luas 1.410 km2 (540 sq mi) yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Bogor pada bagian hulu hingga tengah DAS, sebagian Kota Bekasi pada bagian tengah DAS, dan sebagian besar Kabupaten Bekasi mulai dari bagian tengah hingga ke hilir DAS.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tentang Sungai, pengelolaan DAS Bekasi berada dalam kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.
Juga di bawah Perusahaan Jasa Tirta (PJT) dimana air dari Kali Bekasi tersebut digunakan pula sebagai sumber air baku oleh PT. PAM Jaya Jakarta dan PT. Tirta Baghasasi untuk pengelolaan air bersih.
Pengelolaan DAS yang buruk dapat menyebabkan banjir besar di wilayah hilir.
Salah satunya, sistem pengendalian air di daerah aliran sungai Bekasi yaitu bendung Prisdo (bendung Bekasi) yang berlokasi di Jalan Mayor Madmuin Hasibuan Kota Bekasi.
Secara struktural pengendalian Bendung Prisdo berada dalam kewenangan BBWSCC.
Pada saat limpasan di bendungan telah mencapai titik yang ditentukan maka petugas operator akan melakukan pengaturan laju aliran air dengan membuka/menutup pintu bendung. Pengaturan operasional buka tutup pintu ini memerlukan standar/petunjuk teknis tertentu sehingga saat buka/tutup pintu bendung akan memberikan dampak yang positif.
Ketika pintu bendung dibuka tertalu dini, akan terjadi sejumlah dampak.
1 Dapat terjadi abrasi di sepanjang daerah aliran sungai;
2 Banjir di wilayah hilir kabupaten Bekasi;
3 Terganggunya pasokan air baku PT. PAM Jaya dan PT. PDAM Jasa Tirta;
Kali Bekasi dalam sejarah
Dalam manuskrip Prasasati Tatar Sunda Kuno dinyatakan bahwa Kali Candrabhagha merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Nusantara kedua yang berkuasa pada abad 5 sampai abad 7 Masehi.
Dalam manuskrip prasasti tersebut. Kali Candrabhagha digali bertujuan untuk mengendalikan bencana banjir pada masa itu. Raja Purnawarman yang berkuasa tahun 317-356 tahun Saka (395-434 Masehi) itu memerintahkan untuk menggali kali tersebut.
“Dulu Kali Candrabhagha di gali Purnawarman, Maharaja yang mulia yang mempunyai lengan kencang dan kuat. Setelah sampai ke istana, kali di alirkan ke laut. Istana Kerajaan Baginda Termashur. Kemudian baginda Parnuwarman menitahkan lagi menggali sebuah kali (sungai). Kali ini sangat indah dan jernih.
Kali ini di sebut kali Gomati. Kali ini mengalir melalui kediaman nenekanda Raja Purnawarman. Kali Gomati 6.122 tumbak panjangnya, pekerjaan ini di mulai pada hari baik, tanggal 8 Paro Petang Bulan Phalguna. Kemudian disudahi pada hari tanggal ke 13 Paro Terang Bulan Caitra. Jadi hanya 21 hari saja untuk itu diadakan selamatan yang dilaksanakan para Brahmana. Untuk selamatan itu, Raja Purnawarman menghadiahkan 1.000 ekor sapi,”
Wilayah Sunda Kuno yang mencakup wilayah Banten, Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Purbalingga di Jawa Tengah. Pusat ibu kota Kerajaan Tarumanegara berada di sebelah Utara Bekasi tepatnya berada di wilayah Babelan dan Tarumajaya, kabupaten Bekasi. Hal tersebut diperkuat oleh banyaknya artefak yang ditemukan pada beberapa situs di sana.