Business is booming.

Stadion Puskas Arena Penuh Sesak, Padahal Masih Pandemi Covid-19, Diizinkan Sang PM Hungaria?

67.000 Penonton Sesaki Stadion Puskas Arena, Budapest, Bebas Covid-19?

Suara gemuruh yang memekakkan telinga di Puskas Arena, Budapest akan menjadi kabar mengejutkan.

Dimusim pandemic covid-19 dimana warga dunia dilarang berkerumun, bagaimana bisa mereka memenuhi stadion seolah taka da wabah corona.

Lebih dari 67.000 penggemar sepakbola menyaksikan laga Hungaria menghadapi Portugal, Rabu (16/6) dini hari WIB.

Kota Budapes pun sempat menjadi trending topic.

Stadion yang kosong atau hanya sebagian penuh telah menjadi hal biasa selama pandemi COVID-19.

Seringkali menciptakan suasana steril bagi para pemain dan penonton.

Namun pemerintah Hungaria telah melawan tren tersebut, dengan mengizinkan penonton memenuhi stadion.

Seperti dilansir.channelnewsasia.com, kabarnya penyebab stadion penuh karena memang diizinkan Perdana Menteri Viktor Orban yang dikenal gila sepak bola.

Orban adalah pemimpin populis dan berkuasa sejak 2010.

Tetapi ia kini menghadapi oposisi bersatu dalam pemilihan yang sulit April mendatang.

Ia telah melonggarkan peraturan jarak sosial untuk memungkinkan para penggemar duduk berdampingan.

Dia berusaha memanfaatkan momen Hongaria dalam sorotan sepak bola dengan menjadi tuan rumah empat pertandingan Euro 2020 di Puskas Arena.

Semua terjual habis saat orang-orang Hongaria memanfaatkan kesempatan untuk menonton sepak bola langsung.

Apapun alasannya, bagaimanapun, itu membuat suasana parau dan memberikan dorongan yang pasti ke tim tuan rumah juara bertahan Eropa, Portugal.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut di Tol Japek, Polri Evaluasi Kebijakan Contraflow

Setiap sentuhan bola di dekat kotak Portugal disambut dengan sorak-sorai keras, sementara peluit berbunyi setiap kali tim tamu menguasai bola.

Hungaria dengan cepat memanfaatkan vaksin COVID-19.

Negara ini menjadi satu-satunya negara Uni Eropa yang telah menyetujui dan menggunakan suntikan Rusia dan China sebelum Badan Obat Eropa menyetujuinya.

Ini telah melewati gelombang kedua virus, dengan kasus baru rata-rata 100 hingga 200 pada minggu lalu.

Hungaria memiliki jumlah kematian COVID-19 tertinggi di dunia per 100.000 orang berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Para penonton bola Hungaria vs Portugal pun harus menunjukkan sertifikasi vaksin untuk bisa menonton.

Pede Tanpa Masker

Sebelumnya, Viktor Orban mengklaim pemerintahannya telah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.

Dalam sebuah jumpa pers pada, Jumat (21/5/2021), Orban menyebut Hungaria telah memvaksinasi hampir 5 juta warga.

Ia menambahkan bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk berpisah dengan penggunaan masker di tempat umum.

Pemimpin sayap kanan itu juga menyebut akan mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19, termasuk jam malam.

Selain itu, Orban mengatakan, publik dapat mengadakan pertemuan hingga 500 orang.

Syaratnya, pertemuan diadakan di udara terbuka.

Sementara acara di ruang tertutup untuk warga yang telah memiliki kartu vaksinasi.

Hungaria adalah satu-satunya negara Uni Eropa (UE) yang telah menyetujui dan menggunakan vaksin racikan Rusia dan China dalam jumlah besar sebelum Badan Obat-obatan Eropa memberi persetujuan.

Hal itu memungkinkan Hungaria untuk mencapai tingkat inokulasi tertinggi UE, dengan 50% dari populasi yang berjumlah sekitar 10 juta telah disuntik paling tidak sekali.

Sebagian besar aspek industri jasa di Hungaria sudah kembali beroperasi, termasuk hotel, restoran, spa, teater, bioskop, pusat kebugaran, dan arena olahraga.

Baca Juga:  Tolak No 10 dari Neymar, Lionel Messi Ditawari Nomor 30 oleh PSG

Profil Viktor Orban

Viktor Orban (lahir di Székesfehérvár, Hongaria, 31 Mei 1963 (umur 58 tahun)

Dia menjabat Perdana Menteri Republik Hongaria pada 1998-2002.

Partai sayap tengah-kanan, Fidesz yang konservatif pimpinannya meraih mayoritas kursi di parlemen dalam pemilu putaran kedua yang dilaksanakan pada 25 April 2010.

Lembaga Pemilu Nasional hari Minggu menyebutkan, dari 98,1% suara sah, Fidesz meraih 263 kursi dari total 386 kursi parlemen.

Perolehan suara mayoritas itu lebih banyak lima kursi dari 258 kursi yang dibutuhkan untuk mendominasi dua per tiga mandat parlemen.

Pada putaran pertama yang dilaksanakan 11 April 2010, Fidesz meraih 53% suara atau 206 kursi.

Pada saat berkampanye, Fidesz berjanji akan melakukan reformasi di sejumlah sektor strategis dan vital.

Agenda besar dimulai dengan reformasi atau restorasi bidang hukum, khususnya undang-undang dan peraturan termasuk Undang-undang Pemilihan Umum dan Konstitusi.

Pemerintahan Orbán juga berjanji akan menarik Hongaria keluar dari resesi ekonomi yang membelit negara.

Fidesz pernah memimpin koalisi pemerintahan pada tahun 1998-2002.

Melalui Orbán, Fidesz kembali bertekad mewujudkan janji-janjinya seperti mengurangi gaji pegawai pemerintah pusat dan daerah yang sebelumnya mengalami kenaikan sangat besar.

Dia juga ingin memangkas birokrasi pusat dan daerah yang telah menguras uang kas negara.

Orbán berjanji merevisi undang-undang tentang kewarnegaraan ganda untuk 3 juta etnis Hongaria yang tinggal di negara-negara tetangga.

Selama masa kampanye, Orbán juga berjanji untuk menciptakan satu juta lapangan pekerjaan selama 10 tahun di negaranya.

Semua itu bertujuan menggairahkan perekonomian.

Orbán bertekad menyederhanakan sistem perpajakan.

Investor ingin sekali menyaksikan rencana-rencana yang jelas dalam mewujudkan pajak rendah dan berharap tidak akan ada lagi defisit anggaran.

Baca Juga:  Rumini Trending, Pilihan Meninggal Bersama Ortu Mengundang Empati

Bermula dari kemenangan pada pemiliha di tingkat kota pada Oktober 2009, Fidesz mencatat hal itu sebagai pemulih kepercayaan publik tentang pentingnya reformasi.

Orbán ingin memperbarui kontrak dengan lembaga donor internasional seperti IMF dan Uni Eropa yang telah menyelamatkan Hongaria dari krisis finansial pada Oktober 2008.

Kontrak terdahulu akan segera berakhir pada Oktober 2010.

Fidesz ingin mengajukan proposal baru untuk menggairahkan kembali pertumbuhan ekonomi.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...