Nishiya dari Jepang Juara Skateboard Wanita Pertama Olimpiade, Jadi Pelajaran buat Orangtua
Nishiya Meraih Emas Skateboard Olimpiade
MOMIJI Nishiya dari Jepang menjadi salah satu juara Olimpiade individu termuda dalam sejarah.
Ia memenangkan medali emas dari nomor skateboard wanita perdana pada Senin, 26 Juli 2021 pada usia 13 tahun dan 330 hari.
Nishiya finis di depan pesaing utamanya dari Brasil, Rayssa Leal dan rekan sesama atlet dari Jepang, Funa Nakayama yang berusia 16 tahun.
Jika menang, Rayssa Leal dari Brasil juga menjadi peraih emas perdana termuda dari cabang scateboard yang baru dipertandingkan.
Urisa Rayssa 13 tahun dan 203 hari atau lebih muda 127 hari dari Nishiya.
Nishiya yang merupakan penduduk asli Osaka mencatat skor 15,26 poin, untuk mengklaim emas.
Sebagaimana dikutip dari laman Wartakotalive.Com, Funa Nakayama dari Jepang merebut medali perunggu dengan 14,49. Sedangkan pesaing dari Brasil, Leal memperoleh perak dengan skor 14,64 poin.
Rekor sebelumnya untuk peraih medali emas termuda Jepang dipegang oleh perenang Kyoko Iwasaki yang meraih emas di Barcelona pada usia 14 tahun.
Kemenangan Nishiya terjadi sehari setelah Yuto Horigome memenangkan kompetisi putra pada hari Minggu untuk menjadi juara Olimpiade pertama dalam olahraga tersebut.
Podium Cabang Olahraga Skateboard Olimpiade Tokyo 2020 ditempati tiga atlet putri remaja dengan usia 13 tahun, 13 tahun, dan 16 tahun.
Beberapa media peliput Olimpiade menggambarkan medali yang menggantung di leher mereka terlihat terlalu berat untuk atlet semuda itu.
Kemunculan Nishiya dkk juga mematahkan bayangan berpuluh-puluh tahun dominasi skateboard pria.
Nishiya dkk akan memberikan jalan bagi para remaja perempuan pemberani dan perintis cabang olahraga ini.
Di seluruh dunia, anak-anak gadis terus yang mencoba meyakinkan orangtua mereka agar diizinkan untuk bermain skate di luar rumah agar bisa meraih emas seperti Nishiya.
Bisa jadi kehebohan cabor skateboard semakin memuncak jika saja atlet Amerika Serikat, Alexis Sablone, bisa naik podium.
Alexis berada di posisi keempat setelah gagal meraih nilai yang signifikan pada dua trik tersisa.
Ada kisah atlet muda Leticia Bufoni dari Brasil yang mencengangkan.
Ia bercerita bahwa ayahnya pernah menghancurkan papan skate yang dipakai dengan harapan agar Leticia tidak bermain skateboard lagi.
Atlet Kanada, Annie Guglia, juga terpaksa menganggur dua tahun karena larangan yang ketat dari orangtuanya.
Masih banyak lagi cerita yang akhirnya menyebut kompetisi skateboard Olimpiade seperti cahaya di ujung terowongan yang panjang.
Tapi pandangan orangtua segera berubah dengan prestasi Nishiya yang mengagumkan itu.
“Ini akan mengubah keseluruhan permainan,” kata skater Amerika Serikat, Mariah Duran seperti dikutip The Guardian.
“Ini seperti membuka setidaknya satu pintu untuk, Anda tahu, banyak skater yang sedang mengobrol dengan orangtua mereka. Saya tidak terkejut jika mungkin ada sekitar 500 gadis yang mendapatkan papan seluncur dari orangtuanya hari ini,” katanya lagi.