Profil Nicke Widyawati Terlibat Sukses Ambil Alih Blok Rokan Chevron
Nicke "Most Powerful Women International" versi Fortune
PT Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan resmi ambil alih pengelolaan lapangan minyak bumi di Blok Rokan, Provinsi Riau pada hari ini, Senin (9/8).
Lapangan minyak itu selama lebih dari 50 tahun dikuasai PT Chevron, perusahaan minyak terbesar dunia dari AS.
“Ini merupakan momen yang sangat bersejarah untuk kita semua. Blok Rokan hari ini resmi dikelola oleh Pertamina yang tentunya akan menunjang ketahanan energi nasional,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Siapa Nicke Widyawati?
Mengutip Wikipedia, Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 25 Desember 1967 (umur 53 tahun).
Ia adalah Direktur Utama Pertamina sejak 30 Agustus 2018, setelah sebelumnya menjadi pelaksana tugas Direktur Utama menggantikan Elia Massa Manik yang dicopot.
Ia adalah penerima penghargaan Women’s Work of Female Grace dari Indonesia Asia Institute pada tahun 2013.
Dalam berpenampilan ia dinilai modis.
Majalah Fortune pada tahun 2020 menobatkan Nicke sebagai salahastu dari “Most Powerful Women International” dimana ia mendapatkan ranking yang cukup tinggi, yaitu di urutan ke-16 dari 50.
Nicke adalah alumni SMA Negeri 1 Tasikmalaya.
Setelah itu ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung mengambil jurusan teknik industri dan lulus pada tahun 1991.
Ia juga melanjutkan pendidikan strata dua di Universitas Padjajaran mengambil jurusan hukum bisnis dan lulus pada tahun 2009.
Nicke mulai bekerja pada usia 21 tahun, saat masih menjalani pendidikan strata satu di Bank Duta cabang Bandung.
Setelah itu ia sempat bekerja di PT. Rekayasa Industri.
Ia terlibat dalam beberapa proyek yang bekerja sama dengan Pupuk Sriwijaya di Palembang, Lhokseumawe, Cilegon, dan Malaysia.
Kemudian, ia bergabung dengan Mega Eltra, BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan hingga menjadi direktur utama perusahaan tersebut.
Setelah dari Mega Eltra, ia ditarik ke PLN sebagai Direktur Pengadaan Strategis I pada tahun 2014.
Pada tahun 2017, ia mulai berkarier di Pertamina sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan pelaksana tugas Direktur Logistik, Rantai Pasokan dan Infrastruktur.
Baru beberapa bulan menjabat ia dijadikan pelaksana tugas Direktur Utama merangkap Direktur Sumber Daya Manusia menyusul dicopotnya 5 direksi Pertamina yang dipimpin direktur utama Elia Massa Manik mengenai kebijakan yang dinilai merugikan sektor minyak dan gas dalam negeri.