AS & Inggris Peringatkan Bandara Kabul Memburuk
Warga Asing Diimbau untuk Waspada Hingga Ada Info Lebih Lanjut
PEMERINTAH Inggris dan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan seputar keamanan Bandara Kabul, Afghanistan.
Laporan yang dirilis BBC.Com menyebutkan bahwa sekitar 19.000 orang telah dievakuasi dengan penerbangan yang diatur AS dalam 24 jam terakhir.
AS dan Inggris telah memperingatkan warganya untuk menjauh dari Bandara Kabul dan menghindari bepergian ke sana karena ancaman keamanan.
Kedua negara mengeluarkan peringatan pada Rabu malam karena ribuan orang masih menunggu di dalam dan di luar bandara untuk terbang keluar dari Afghanistan.
Lebih dari 82.000 telah diterbangkan dari Kabul, yang jatuh ke tangan Taliban 10 hari lalu.
Negara-negara bergegas untuk mengevakuasi orang dengan batas waktu 31 Agustus yang ditetapkan Taliban selaku penguasa baru di Afghansitan.
Taliban menentang perpanjangan tenggat waktu tetapi juga berjanji untuk mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, sebagaimana dijelaskan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Dalam peringatan pada hari Rabu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada mereka yang menunggu di Gerbang Abbey, Gerbang Timur atau Gerbang Utara untuk segera pergi.
Sebelumnya, Inggris mengeluarkan saran serupa yang meminta orang-orang di sana untuk menjauh dan pergi ke lokasi yang aman dan menunggu saran lebih lanjut.
Kantor Luar Negeri mengatakan bahwa situasi keamanan di Afghanistan tetap bergejolak. Artinya, ada ancaman serangan yang berkelanjutan.
Baik AS maupun Inggris tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang ancaman keamanan tersebut.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengatakan pengangkutan udara yang dikendalikan AS harus segera diakhiri karena meningkatnya ancaman dari banyak kelompok di Afghanistan.
Biden menegaskan bahwa sejauh ini AS masih berada di jalur untuk menyelesaikan operasi di Bandara Kabul pada akhir bulan.
“Hanya Amerika Serikat yang dapat mengatur dan menjalankan misi dengan skala dan kompleksitas seperti ini,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menambahkan bahwa Taliban telah membuat komitmen publik untuk menyediakan dan mengizinkan perjalanan yang aman bagi orang Amerika, untuk warga negara ketiga, dan warga Afghanistan yang berisiko melewati batas waktu 31 Agustus.
Dia menambahkan bahwa AS akan membantu mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan. Ini tidak hanya selama misi evakuasi dan relokasi kami, tetapi sesudahnya tanggal 31 Agusts.
Hingga kini masih ada 1.500 warga negara AS masih berada di negara itu dan pemerintah sedang melakukan upaya menyeluruh untuk melacak mereka.
CIA dan militer AS telah melakukan operasi rahasia untuk memulangkan orang Amerika menggunakan helikopter dan pasukan darat.
Pentagon mengatakan 10.000 orang masih menunggu untuk dievakuasi dari Bandara Kabul dengan pesawat AS.
Ada ketakutan bagi ribuan warga Afghanistan yang putus asa untuk pergi tetapi tidak dapat mencapai lokasi tersebut.
Koresponden BBC mengatakan banyak dari mereka yang ditolak oleh Taliban di gerbang bandara tampaknya memiliki surat perjalanan.
Dalam posisi seperti ini, Joe Biden memperingatkan bahwa AS akan melakukan segalanya untuk menyediakan evakuasi yang aman.