Perjuangan Warkop DKI yang Bikin Nangis Deddy Corbuzier
Merespon penuturan Indro, Deddy Corbuzier langsung meneteskan air mata
Indro Warkop tampil di acara podcast Deddy Corbuzier.
Dalam acara itu terungkap Deddy Corbuzier dan Indro Warkop sempat menangis mana kala mereka berbincang perjuangan Warkop DKI.
Dalam acara berjudul “Saya Capek Ded…” terungkap perjuangan Warkop DKI, anak-anaknya, termasuk Indro Warkop sebagai satu-satunya anggota yang masih hidup.
Dua anggota lain Dono dan Kasino sudah tutup usia duluan.
Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia.
Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri.
Dalam perkembangannya, mereka mempertimbangkan bila mereka terus memakai nama “Prambors”, maka mereka harus terus mengirim royalti kepada pemilik nama aslinya, Radio Prambors.
Maka akhirnya memutuskan mengubah namanya menjadi Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro) untuk menghentikan praktek upeti tersebut pada tahun 1986-1987 dengan diawali pada film “Depan Bisa Belakang Bisa”.
Nah, Pembawa acara Deddy Corbuzier menangis saat mendengar penuturan komedian Indrodjojo Kusumonegoro atau biasa dikenal Indro Warkop.
Kepada Deddy Corbuzier, Indro Warkop menceritakan tentang Satrio Sarwo Trengginas, anak mendiang Wahyu Sardono alias Dono Warkop.
Meski bukan darah dagingnya, Indro mengatakan, kedekatannya dengan Satrio seperti seorang bapak dengan buah hati.
“Satrio bilang begini, ‘kalau bapak saya sampai tersinggung, maka otomatis kami tersinggung. Karena saya tahu perjuangan bapak saya. Baik bapak saya Dono, maupun bapak saya Indro, untuk menjadikan kami seperti sekarang ini’,” ucap Indro Warkop.
“Jadi gue sekarang malah, jujur aja ya, gue selalu menanamkan pada diri gue, ‘bijak Ndro, bijak Ndro, lu bapak, lu bapak’,” kata Indro melanjutkan, dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Jumat (1/10/2021).
Merespon penuturan Indro, Deddy Corbuzier langsung meneteskan air mata karena merasakan kedekatan emosional sang pelawak dengan anak Dono.
“Nangis saya dengar omongan kayak gitu, keluar air mata saya. Saya enggak pernah begini,” kata Deddy Corbuzier seraya menyeka air matanya.
Masih soal Satrio. Indro Warkop berujar, Dono meninggal dunia ketika anak bungsunya itu masih berusia lima tahun.
Sementara, setelah film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! meraih kesuksesan, Satrio merasakan dampak yang cukup signifikan.
Menurut Indro Warkop, Satrio mendapatkan uang yang sangat tidak terduga dari hasil keuntungan film tersebut.
“Bisa beli motor, bisa beli mobil. Nangis enggak tuh anak? ‘Gila, gue enggak kenal bapak gue, tapi bapak gue masih kirimin gue duit, masih kasih gue untuk sekolah’,” kata Indro Warkop.
“Betapa bahagianya gue. Usaha gue cuma sepele aja, mudah-mudahan nanti bisa jadi rezekinya anak-anak,” ucap Indro melanjutkan.
Indro mengungkapkan, brand Warkop DKI telah ia wariskan kepada Lembaga Warkop DKI yang dikelola oleh anak Dono, Kasino, dan Indro.
Untuk diketahui, Lembaga Warkop DKI sebagai pemegang Hak Kekayaan Intelektual yang sah atas merek Warung Kopi Dono Kasino Indro atau biasa dikenal masyarakat dengan nama Warkop DKI, sejak 21 Januari 2004.
Cerita Indro Menangis
Seperti diketahui, di tengah pro kontra dalam masyarakat tentang munculnya grup Warkopi, Indro Warkop DKI kembali mengingat alasannya dulu mendaftarkan nama Warkop DKI ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Sebagai satu-satunya anggota Warkop DKI yang tersisa, Indro merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga anak-anak dari sahabatnya, Dono dan Kasino.
“Kenapa sih gue ngotot bener bikin hak cipta (Warkop DKI)? Karena hanya itu yang bisa gue wariskan secara wujud kepada anak-anak dan itu berhasil,” ujar Indro dikutip dari podcast Deddy Corbuzier.
“Gue mungkin sekarang udah enggak bisa nangis, tapi waktu itu gue nangis,” sambung Indro menceritakan kesuksesan Warkop DKI Reborn yang berimbas pada kehidupan anak-anak mereka.
Selama ini Indro hanya bisa membantu dalam jumlah kecil, tapi Indro merasakan manfaat perjuangannya dulu di Haki ketika akhirnya bekerja sama dengan Falcon Pictures dan membuat Warkop DKI Reborn.
“Anaknya Dono yang paling kecil, Satrio namanya, dia enggak kenal bapaknya, dia, (Dono) meninggal, umurnya lima atau enam tahun. Terakhir begitu gue bisa Warkop DKI Reborn pertama, mereka terima uang yang diluar dugaan,” ujar Indro.
“Mereka subsidi dari gue berapa sih dulu, paling gopek perbulan. Tiba-tiba terima (uang banyak), bisa beli motor, bisa beli mobil. Ya bukan mobil mewah, mobil biasa, nangis enggak tuh anak,” sambung Indro.
“‘Gila, gue enggak kenal bapak gue, tapi bapak gue masih ngirimin gue duit, masih ngasih gue untuk sekolah,’ betapa bahagianya gue, Ded,” kenang Indro.
Mungkin apa yang waktu itu diperjuangkan Indro mendaftarkan nama Warkop DKI terkesan sepele, tapi hal itu akan berdampak besar bagi anak-anak mereka nantinya.
“Usaha gue sepele aja ya mudah-mudahan ini nanti bisa jadi rezekinya anak-anak, dan itu terjadi,” tutur Indro.
Indro secara pribadi, sebagai seorang bapak, merasa sedih ketika mengetahui ternyata ada ancaman pidana di balik ancaman perdata yang akan dihadapi Warkopi karena pelanggaran HAKI ini.
Pelawak berusia 63 tahun itu juga menegaskan dia tidak pernah mempermasalahkan kemiripan wajah.
Namun, karena nama WARKOP DKI telah menjadi merek yang terdaftar resmi secara hukum dan kini juga dikelola oleh anak-anak mereka dalam Lembaga Warkop DKI, penggunaannya juga harus sesuai peraturan yang berlaku.
Sementara yang dilakukan Warkopi jelas salah karena meniru nama merek yang telah didaftarkan.
Sebelumnya juga jelas dikatakan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Freddy Harris, yang tegas mengatakan WARKOPI telah melanggar Hak Cipta.
“Dengan nama ‘Dono, Kasino, dan Indro’ itu pelanggaran hak cipta lah karena itu kan adalah nama. Kedua adalah WARKOP DKI,” kata Freddy.