Business is booming.

Gus Baha Trending Lagi, Kali Ini karena Masuk Daftar Calon Ketum PBNU

Biar gus baha tetap ngajar sj, nnti keikut dinamika PBNU

Gus Baha nama panggilan akrab KH Ahmad Bahauddin kembali trending topic.

Kali ini bukan karena kutipannya yang dikenal membumi, namun karena masuk survey calon Ketua PBNU.

Kyai asal Rembang yang dikenal berpenampilan sederhana itu, masuk dalam survei sejumlah nama calon Ketua Umum PBNU versi Institute For Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic).

Dalam survey tersebut Gus Baha masuk dalam empat besar calon Ketum PBNU dengan prosentase suara 12,4 persen.

Ada pun posisi pertama adalah KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) dengan 24,7 persen.

KH Hasan Mutawakkil Alallah 22,2 persen sedang petahana KH Said Aqil Siroj hanya meraih 14,8 persen.

Ada pun netizen terbelah, ada yang mendukung ada yang tak mendukung dan berharap Gus Baha tak masuk arus politik karena cemarahnya lebih dibutuhkan umat.

Berikut cuitan netizen tentang Gus Baha

@NcangBeni: Gus Baha Orang Alim, Ulama Sebenarnya

@Anshar93: agak kurang setuju. biar gus baha tetap ngajar sj, nnti keikut dinamika PBNU. biar yg ada passion mengelola NU sj yg jd ketua. ya selain Said aqil, 🙂

@zenzen67_____:Gus Baha kapasitas ulama malah dicalon dadi ketua PBNU wkwkkk dagelan

@triwibowo1993: Kalau Yai Marzuki cocoklah. Kalau Gus Baha mustahil

@achedy: Saya paham Gus Baha, beliau gak mungkin mau jadi ketua.

@Chroomatic: Alhamdulillah ya Allah. Gus Baha bisa bikin PBNU makin membaik

Trending Sebelumnya

Sebelumnya Gus Baha semnat trending.
Kala itu yang muncul adalah isi ceramahnya yang dikenal membumi dengan cara penyampaian yang sederhana dan mudah dicerna.

Penampilan Gus Baha yang juga dikenal sederhana makin menguatkan citranya sebagai kyai panutan semua umat, tak hanya NU saja.

Baca Juga:  Profil Tiga Mantan Ajudan Jokowi Promosi Brigjen, Imam Gogor (AD), Samson Sitohang (AL) dan Abdul Haris (AU)

Berikut beberapa kutipannya

“Para kyai jangan melulu menakut-nakuti umatnya tentang neraka, agama justru membutuhkan marketing ke syurga yang nyaman dan bahagia.”

“Kamu tidak usah kawatir Soal rezeki, Kerja itu sebatas ikhtiar, jangan korbankan keluarga!”

“Hanya orang yang pernah lapar yang merasakan indahnya kenikmatan kenyang, itulah hidup memberi makna”

“Memaksa diri bahagia adalah cara mengimani qadha dan qadar. Jangan sampai karena terlalu sering mengeluh menyebabkan kita tidak percaya takdir.” (Gus Baha’)

“Salah satu ciri wanita sholihah akhir zaman yaitu judes.”

Profil Gus Baha

Gus Baha lahir di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, 29 September 1970 (umur 50 tahun). Ia merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari Rembang.

Ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur’an.

Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.

Gus Baha merupakan putra dari seorang ulama pakar Al-Qur’an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang.

Kiai Nursalim merupakan murid dari Kiai Arwani Kudus dan Kiai Abdullah Salam, Kajen, Mergoyoso, Pati.

Nasabnya bersambung kepada para ulama besar. Bersama Kiai Nursalim, KH Hamim Jazuli (Gus Miek) memulai gerakan Jantiko (Jamaah Anti Koler) yang menyelenggarakan kajian Al-Qur’an secara keliling.

Jantiko kemudian berganti Mantab (Majelis Nawaitu Topo Broto), lalu berubah jadi Dzikrul Ghafilin. Kadang ketiganya disebut bersamaan: Jantiko-Mantab dan Dzikrul Ghafilin.

Dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha’ merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur’an.
Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyeiban atau Mbah Sambu.

Baca Juga:  Lukaku dari Pemain Pengganti Menjadi Pahlawan Kemenangan Inter Saat Kalahkan Sassuolo 4-2

Sebagai seorang santri tulen, yang berlatar belakang pendidikan non-formal dan non-gelar, Gus Baha’ diberi keistimewaan untuk menjadi sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Gus Baha’ duduk bersama para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Qur’an dari seluruh Indonesia seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.

Pada suatu kesempatan pernah diungkapkan oleh Prof. Quraisy bahwa kedudukan Gus Baha’ di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai mufassir, juga sebagai mufassir faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam al-Qur’an.

Setiap kali lajnah menggarap tafsir dan mushaf al-Qur’an menurut Prof. Quraisy, posisi Gus Baha’ selalu di dua keahlian, yakni sebagai mufassir seperti anggota lajnah yang lain, juga sebagai Faqihul Qur’an yang mempunyai tugas khusus mengurai kandungan fikih dalam ayat-ayat ahkam Al-Qur’an

Teladan yang bisa ditiru dari Gus Baha’ adalah tentang kesederhanaanya.

Kesederhanaan yang dipraktikan Gus Baha’ bukan berarti keluarga Gus Baha’ adalah keluarga yang miskin, karena kalau dilihat dari silsilah lingkungan keluarganya, tiada satupun keluarganya yang miskin.

Bahkan kakek Gus Baha’ dari jalur ibu merupakan juragan tanah di desanya.

Saat dikonfirmasi oleh penulis perihal kesederhanaan beliau, beliau menyatakan bahwa hal tersebut merupakan karakter keluarga Qur’an yang dipegang erat oleh leluhurnya.

Ada salah satu wasiat dari ayahnya yang mengatakan agar Gus Baha’ menghindari keinginan untuk menjadi manusia mulia.

Hal inilah yang hingga kini mewarnai kepribadian dan kehidupan beliau sehari-hari.

Hasil Survei Indostrategic tentang Calon Ketua PBNU
1. KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) 24,7%
2. KH Hasan Mutawakkil Alallah 22,2%
3. KH Said Aqil Siroj 14,8%
4. KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha 12,4%
5. KH Yahya Cholil Staquf 3,7%
6. KH Marsyudi Syuhud 1,2%
7. KH Ahmad Fahrur Rozi Burhan 1,2%
8. KH Ali Maschan Moesa 1,2%
9. Tidak Tahu/ Tidak Jawab 18,5%

Baca Juga:  Profil Brigjen Pol Budi Sajidin, Promosi Jadi Kepala BNNP Sulawesi Selatan
Komentar
Loading...