Business is booming.

Mata Najwa Trending, Taufik Hidayat Kritik Lobi-lobi Ala Kemenpora

Saya sudah muak dengan kata kata. Kita lobi, kita lobi itu di Indonesia saja,

Matanajwa trending, Taufik Hidayat yang ada dalam acara itu dapat pujian.

Ini karena kritik berani Taufik Hidayat terkait pelarangan bendera merah putih dikibarkan di acara Thomas Cup 2021.

Padahal kala itu Indonesia sukses menjadi juara, membawa pulang Piala Thomas Cup setelah 19 tahun.

Indonesia dilarang mengibarkan bendera mereka putih karena sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA).

Menurut Taufik, lobi-lobi hanya ada di Indonesia.

“Di luar tuh gak bisa seperti itu, udah, kalau WADA bilang ngasih dulu pertanyaannya sepeti apa, administrasinya dilengkapi, baru sesuai itu semuanya.” Kata Taufik di Acara Matanajwa.

Selain Taufik Hidayat, hadir dalam acara itu Menpora Zainudin Amali, Chandra Wijaya, Liem Swie King dan Tan Joe Hok

Mereka mengulas implikasi sanksi yang diterima Indonesia dari WADA dan catatan sejarah perjalanan tim bulu tangkis Indonesia.

Berikut Cuitan tentang Matanajwa

@nopalbeneran: Taufik Hidayat on Mata Najwa “Saya sudah muak dengan kata kata. Kita lobi, kita lobi itu di Indonesia saja, diluar negeri gaada seperti itu. Cukup sekali saja merah putih tidak berkibar saat kita juara, selanjutnya jangan!!”

@ijatboyyy: Mata najwa keren, mas taufik hidayat das des ngomongnya, anti fafifu Wajah tersenyum dengan mulut terbuka dan keringat dingin Mantap mantap

Baca Juga:  PM Israel Nyatakan Perang di Jalur Gaza, Kelompok Hamas Memastikan Usir Israel

@nitanoting: Mas Taufik Hidayat kek nya dah kesel banget tuh sama pak menpora, haha ku suka sekali komentarmu di akhir acara, lanjutkan masJempolan

@SerieA_Lawas: Smash Taufik Hidayat setelah pensiun masih tetap kuat.

@cittie01: Puas banget sama komennya Taufik Hidayat di Mata Najwa tadi, karna mewakili suara rakyat Indonesia banget, sindir pak mentri langsung di depannya

@Vikaaaa127: Untung ada mas taufik hidayat di mata najwa. Jadi semua yang mau disampaikan sudah tersampaikan. Tinggal tindak lanjutnya gimana. Btw ini closingan nya buat nangis

@MNawawi3393: statement terakhir tadi nampol pisan tah menpora dengenkeun dina Olahraga mah eweuh lobi di hukum jalankeun aya perintah kerjakeun lobi mah jang politisi

@korilakkuga: terima kasih taufik hidayat sudah menyampaikan uneg2 netijen di depan menporanya langsung

@yunas_ananta91: “Lobi lobi itu hanya ada di Indonesia, di luar sana ga ada itu”, mantep bener dah Taufik Hidayat. Mulai jamannya Warkop Dki sampe skr masih tetep aja ya

@elisamedi_: ngestan taufik hidayat aja lah, satset. tegas. “saya benci lobby lobby, yg ada lobby itu cuma di Indonesia. di luar udah ngga ada yg namanya lobby.” kurleb gitu lah tadi statement trakhirnya mas taufik di mata najwa

@nialuvkyu: Mampuus kan lu pak langsung jleb jleb omongan nya taufik hidayat

Sebelumnya Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat dan Candra Wijaya, menyesalkan bendera Merah Putih yang tak berkibar di podium Piala Thomas 2020.

Hal itu lantaran Indonesia mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA) karena dianggap tidak mematuhi prosedur antidoping dalam hal ini adalah test doping plan (TDP).

Namun, Taufik Hidayat juga memuji tim bulu tangkis Indonesia yang tetap fokus dan berjuang meski Merah Putih tak akan dikibarkan karena sanksi WADA.

Baca Juga:  Keponakan Megawati Soekarnoputri, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Sorotan Terkait Judi Online

Tim bulu tangkis putra Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020 seusai mengalahkan China di partai final yang digelar di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021).

Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammd Rian Ardianto, dan Jonatan Christie membawa Indonesia menang 3-0 atas China.

Ini merupakan kemenangan bersejarah bagi Indonesia karena berhasil menyudahi 19 tahun puasa gelar Piala Thomas.

Secara total, Indonesia kini telah mengoleksi 14 gelar juara Piala Thomas dan menjadi negara tersukses sepanjang sejarah kompetisi tersebut.

Meski demikian, perayaan juara Indonesia tak sempurna sebab bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan di Ceres Arena karena sanksi WADA.

Salah satu hukuman yang diberikan WADA adalah Indonesia tidak diizinkan mengibarkan bendera Merah Putih selain di ajang Olimpiade.

Alhasil, saat seremoni Piala Thomas 2020, Indonesia menggunakan bendera dengan logo PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia).

Insiden itu sangat disayangkan mantan atlet Indonesia yang juga bagian dari keberhasilan Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2002, Taufik Hidayat dan Candra Wijaya.

“Ironis, pada saat merayakan kemenangan Piala Thomas, Merah Putih tidak bisa berkibar. Memalukan,” kata Candra Wijaya dilansir dari Antara.

“Sangat disayangkan, rasanya seperti makan kurang garam. Biasanya kan Merah Putih dikibarkan bersamaan dengan lagu Indonesia Raya,” ucap Taufik Hidayat di tempat terpisah.

Adapun Taufik Hidayat sekaligus memberikan apresiasi untuk tim bulu tangkis Indonesia yang tak terpengaruh oleh masalah ini.

Taufik Hidayat yang merupakan peraih emas Olimpiade Athena 2004 itu juga berharap pemerintah segera menyelesaikan kasus tersebut.

“Saya yakin mereka sudah tahu kondisi ini, tetapi bagus mereka tidak terpengaruh. Biar masalah ini dipikirkan negara,” kata Taufik Hidayat.

“Saya berharap ini bisa cepat selesai. Pemerintah harusnya malu, dulu gembar-gembor ingin jadi tuan rumah Piala Dunia, tuan rumah Olimpiade, tetapi mengurus seperti ini saya tidak bisa. Jangan sampai kita seperti Rusia,” tuturnya.

Baca Juga:  Thailand vs Indonesia di Semifinal Piala AFF U-23, Shin Tae-yong Siap Tampil Lebih Baik

DAFTAR PERAIH JUARA PIALA THOMAS ATAU THOMAS CUP

1. Indonesia
– Juara: 14x (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, 2021)
– Runner Up: 6x (1967, 1982, 1986, 1992, 2010, 2016)

2. China
– Juara: 10x (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018)
– Runner Up: 2x (1984, 2000, 2021)

3. Malaysia
– Juara: 5x (1949, 1952, 1955, 1967, 1992*)
– Runner Up: 9x (1958, 1970, 1976, 1988, 1990, 1994, 1998, 2002, 2014)

4. Denmark
– Juara: 1x (2016)
– Runner Up: 8x (1949, 1955, 1964, 1973, 1979, 1996, 2004, 2006)

5. Jepang
– Juara: 1x (2014)
– Runner Up: 1x (2018)

6. Korea Selatan
– Runner Up: 2x (2008, 2012)

7. Amerika Serikat
– Runner Up: 1x (1952)

8. Thailand
– Runner Up: 1x (1961)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...