Hastag Bebaskan Ferdinand Muncul, Protes Kasus Serupa Dibiarkan
Sementara UAS, jangankan mau minta maaf, merasa bersalah saja tidak. Bagaimana ini
Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean telah menjadi tersangka atas cuitan Allahmu ternyata lemah.
Ada pun pasal yang dituduhkan bukan pasal penghinaan agama melainkan pasal tentang membuat keonaran di masyarakat.
Hari ini tagar Bebaskan Ferdinand atau #BebaskanFerdinand beredar.
Salah satu alasan soal keadilan, karena kasus serupa dilakukan Fahmi Herbal, namun pelaku tetap bebas.
Berikut cuitan sejumlah netizen terkait #BebaskanFerdinand
@super_ega99: #BebaskanFerdinand jika belum terbukti bersalah
@Ketliev88: Yang setuju silakan rituit .. #BebaskanFerdinand
@tjhinfar: Teman² yuk kita gaungkan hastag #BebaskanFerdinand Mohon @DivHumas_Polri, jangan takut dengan ancaman kelompok radikal yg mau mengerahkan people power. Kita NKRI siap lawan mereka #BebaskanFerdinand
@firzahusainInc: Fahmi Herbal minta maaf selesai perkara, Ferdinand minta maaf ditahan, Ayo Polri mana keadilan ??? #BebaskanFerdinand
@Rizmaya__: Jadi laporan terhadap Ferdinan itu adalah sebuah celah yg sudah ditunggu2, hanyalah upaya melampiaskan kebencian & dendam. Sementara UAS, jangankan mau minta maaf, merasa bersalah saja tidak. Bagaimana ini pak @DivHumas_Polri @ListyoSigitP #BebaskanFerdinand
@lintangwengiii: #BebaskanFerdinand Butuh penjelasan yg terang. Agar adil..adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Sudah adilkah
Seperti diketahui, Polisi menetapkan Ferdinand Hutahaean sebagai tersangka atas cuitan ‘Allahmu ternyata lemah’.
Atas cuitan tersebut, Ferdinand dijerat pasal tentang membuat keonaran di masyarakat.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan Ferdinan Hutahaean tak dijerat pasal penodaan agama.
“Pasal 14 ayat 1 dan 2 KUHP Undang-Undang No 1 tahun 1946, kemudian Pasal 45 ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 ancaman 10 tahun seluruhnya,” kata Brigjen Ramadhan kepada wartawan, Senin (10/1/2022).
Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti tangkapan layar hingga 2 keping DVD. Ramadhan mengatakan isi dalam DVD yang disita ialah bukti postingan Ferdinand Hutahaean.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Ferdinand ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan cabang Jakarta Pusat di Mabes Polri.
Polisi menyatakan berdasarkan kondisi kesehatannya, Ferdinand layak ditahan.
Sebelumnya Ferdinand mendatangi Bareskrim Polri untuk memenuhi panggilan untuk diperiksa sebagai saksi di kasus cuitan ‘Allahmu ternyata lemah’.
Dia datang dengan ditemani tiga orang pengacaranya.
Selain menjadi tersangka, Ferdinan ditahan karena ancaman hukumannya di atas 5 tahun.
Kasus ini berawal dari cuitan Ferdinand Hutahaean di akun Twitternya, @FerdinandHaean3.
Dia sempat mencuit soal ‘Allahmu ternyata lemah’.
Cuitan itu dibuat Selasa (4/1). Namun cuitan itu kini sudah dihapus.
“Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela,” bunyi cuitan Ferdinand.
Meski cuitan itu sudah dihapus, sejumlah netizen meng-capture kicauan Ferdinand di akun Twitternya. Netizen bereaksi dengan #TangkapFerdinand.
Ferdinand kemudian memberikan penjelasan soal cuitannya itu.
Dia mengaku cuitannya dialog imajiner.
Profil Ferdinand Hutahaean
Ferdinand Hutahaean atau biasa disapa Ferdinand lahir pada 18 September 1977 di Sumatera Utara.
Ia menikah dan dikaruniai tiga orang anak.
Ferdinand sempat menjabat sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat periode 2015-2020.
Pada tahun 2019, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Demokrat dapil Jawa Barat V (Kab.Bogor), namun gagal.
Meski dikenal vokal di sosial media, tetapi ia mengaku selalu menjaga privasinya, terutama keluarganya.
Pria yang sebelumnya beragama Kristen Protestan, dan kini mengaku mualaf ini memiliki motivasi yang cukup besar di politik.
Ia ingin mengawal perjalanan pemerintahan dan bisa mengabdikan diri membela hak-hak rakyat di DPR.
Selain karena cuitan di twitter, namanya kini semakin terkenal setelah menjadi juru bicara pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Beberapa kali berdebat di layar kaca membetot perhatian penonton.
Suaranya yang keras dan lantang membuat nyali lawannya ciut.
Kini Ferdinand bukan lagi politisi Partai Demokrat.
Ia cenderung masuk barisan pembela Jokowi-Maruf atau pemerintah.
Lawan yang sering dihadapinya kini kum radikalisme.