Business is booming.

SoftBank Mundur dari Proyek IKN, Ternyata Ini yang Kedua Mundur untuk Proyek Indonesia

Tidak ada lagi cerita tentang Masayoshi, dia keluar," kata Luhut Panjaitan Menko Marvest

Pendiri SoftBank Group Corp. Masayoshi Son tidak akan lagi menjadi investor dalam proyek Indonesia senilai $34 miliar untuk membangun ibu kota baru (IKN) di Kalimantan.

Alasannya, seperti dilansir Bloomberg, diduga karena IKN mengalihkan fokusnya ke investor Timur Tengah dan China.

“Tidak ada lagi cerita tentang Masayoshi, dia keluar,” kata Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman Luhut Panjaitan dalam wawancara, Rabu.

Namun dia tidak mengatakan mengapa pembicaraan telah berakhir.

Menko Marves Luhut Pandjaitan
Menko Marves Luhut Pandjaitan, Foto Setkab

Pada Januari 2020, Luhut Panjaitan menunjuk Son sebagai anggota komite pengarah yang mengawasi pembangunan kota.

Saat itu bersama dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed Al Nahyan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Seorang juru bicara SoftBank Group yang berbasis di Tokyo mengkonfirmasi penarikan dari proyek tersebut, meskipun menambahkan bahwa mereka terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio Vision Fund-nya.

Ini bukan pertama kalinya Son mundur dari inisiatif mahal yang dipimpin pemerintah.

SoftBank dan Arab Saudi menandatangani nota kesepahaman pada tahun 2018 untuk pengembangan tenaga surya senilai $200 miliar — jauh lebih besar daripada proyek yang sebanding pada saat itu — yang akhirnya terhenti.

Negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia sedang membangun kota baru dari awal di atas sebidang tanah di provinsi Kalimantan Timur.

Baca Juga:  Wadas Melawan Masih Trending, Ini Kabar 40 Warga Ditangkap dan Sisi Lain Kejadian di Wadas

Luasnya sekitar 1.400 kilometer (870 mil) timur laut dari ibu kota saat ini Jakarta, di Jawa.

Menurut Luhit. pemerintah telah menerima komitmen sekitar $20 miliar dari Abu Dhabi untuk membantu mendanai pengembangan infrastruktur awal dan berencana untuk menawarkan lebih banyak proyek kepada investor lain dalam waktu dekat.

Sementara itu investor luar negeri, termasuk dari Arab Saudi dan satu dari Abu Dhabi yang bermitra dengan dana China, telah menyatakan minatnya di IKN.

Rencananya, proyek-proyek yang ditawarkan per blok, seperti blok pendidikan, blok rumah sakit, dan untuk bangunan non-pemerintah lainnya.

Sekitar lima hingga enam perusahaan milik negara, seperti PP Persero dan PT Total Bangun Persada, dapat ambil bagian dalam pembangunan tersebut.

“Dana APBN sebesar $5 miliar akan digunakan untuk membiayai sebagian besar pembangunan gedung-gedung pemerintah,” kata Panjaitan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada Januari bahwa porsi pendanaan pemerintah untuk ibu kota baru akan berasal dari dana pemulihan ekonomi, belanja stimulus yang ditujukan untuk membangun kembali sebagian besar sektor yang terkena pandemic.

Atau anggaran yang dialokasikan di bawah kementerian pekerjaan umum. .

Presiden Joko Widodo ingin memindahkan pemerintahan sebelum akhir masa jabatan terakhirnya pada tahun 2024.

Pada bulan Januari, parlemen mengesahkan undang-undang yang mengatur ibu kota baru, yang memberikan dasar hukum untuk melanjutkan proyek tersebut.

SoftBank Group Corp adalah sebuah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Minato, Tokyo.

Grup ini terutama berinvestasi pada perusahaan yang berbisnis di sektor teknologi, energi, dan keuangan.

Grup ini juga menjalankan Vision Fund, modal ventura teknologi terbesar di dunia, dengan modal lebih dari $100 milyar, dan didukung oleh sovereign wealth fund dari negara-negara di Timur Tengah.

Baca Juga:  Imbas Longsor Tol Bocimi, Kendaraan Dialihkan, Polisi Minta Maaf

Grup ini terkenal berkat kepemimpinan dari pendiri dan pemegang saham terbesarnya, yakni Masayoshi Son.

Grup ini berbisnis di bidang pita lebar, telekomunikasi jaringan tetap, e-commerce, teknologi informasi, keuangan, media, pemasaran, dsb.

SoftBank menempati peringkat ke-36 dalam daftar Forbes Global 2000 tahun 2017,dan merupakan perusahaan publik terbesar kedua di Jepang, setelah Toyota.

Logo SoftBank didasarkan pada bendera Kaientai, sebuah perusahaan perdagangan maritim yang didirikan oleh Sakamoto Ryōma pada tahun 1865, menjelang berakhirnya Keshogunan Tokugawa.

Walaupun tidak terafiliasi dengan keiretsu manapun, SoftBank berhubungan erat dengan Mizuho Financial Group, kreditur utamanya.

 

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...