Gempa 6.0 di Halmahera Barat, Gempa Kedua Hari Ini, Paling Terasa di Galela
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa di Lempeng Laut Maluku Mag. 5,9 tidak berpotensi tsunami
Terjadi gempa dengan magnitudo cukup besar yakni 6.0 pukul 08.44.066 WIB hari Selasa (5/4/2022) ini.
Pusat gempa berada di laut 109 km Barat Laut Halmahera Barat dengan Kedalaman: 10 Km.
Getaran gempa paling terasa di Galela dengan skala III dan IV.
Galela adalah sebuah kecamatan yang terletak pesisir pantai bagian utara Kabupaten Halmahera Utara, provinsi Maluku Utara, Indonesia.
Penduduk kecamatan ini berjumlah 9.229 jiwa (2021), dengan luas wilayah 48,80 km², dan kepadatan penduduk 189 jiwa/km².
Getaran kuat dengan skala III baru di Halmahera dan Tobelo
Tobelo juga merupakan kecamatan yang berada di kabupaten Halmahera Utara, provinsi Maluku Utara, Indonesia.
Selanjutnya di Bitung, Siau dan Morotai.
Gempa di Halmahera merupakan gempa kedua setelah gempa pertama pukul 05:46:59 WIB di Bukit Tinggi.
Kekuatan gempa sebesar 3,5 SR, dengan pusat gempa berada di darat 13 km Barat laut Bukit Tinggi.
Paling terasa getarannya tentu saja di Bukit Tinggi, Agam dan Padang Panjang
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono membagikan analisisnya via akun @DaryonoBMKG
@DaryonoBMKG: Hari Selasa 5 April 2022 pukul 08.44.06 WIB wilayah Halmahera Barat, Maluku Utara diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,9.
@DaryonoBMKG: Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 126,97° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 77 Km arah Barat Laut Loloda, Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 10 km.
@DaryonoBMKG: Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.
@DaryonoBMKG: Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik kombinasi mendatar (thrust-oblique fault).
@DaryonoBMKG: Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Galela dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Tobelo dengan skala intensitas III MMI, daerah Bitung dengan skala intensitas II-III MMI dan daerah Siau dengan skala intensitas II MMI.
@DaryonoBMKG: Wilayah Laut Maluku merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami. Sejarah mencatat di wilayah ini pernah terjadi beberapa gempa kuat dan memicu tsunami seperti yang pernah terjadi pada tahun 1608, 1845, 1852, 1857, 1889, 1907, dan 1939.
@DaryonoBMKG: Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa pada Lempeng Laut Maluku Mag. 5,9 tidak berpotensi tsunami karena megnitudonya relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi dasarlaut hingga mengganggu kolom air laut.