Rumahnya Diserang, Wali Kota Vincent Jeanbrun Pastikan Perusuh Takkan Menang Lawan Pemerintah
“Tidak mungkin kami menjadi korban, tidak mungkin mereka menang!,” kata Wali Kota Vincent Jeanbrun kepada televisi LE20Hay
Wali Kota L’Hay-les-Roses, Vincent Jeanbrun menyatakan tidak akan menyerah.
Hal itu disampai setelh rumahnya diserang para pemrotes pemerintah dalam aksi kerusuhan pada Minggu (2/7/2023).
“Tidak mungkin kami menjadi korban, tidak mungkin mereka menang!,” katanya kepada televisi LE20Hay
“Kami akan mengembalikan Republik, kami membutuhkan lompatan republik,” kata Vincent Jeanbrun lagi.
Para perusuh
Attackers in France tried to set fire to the home of suburban Paris mayor's home overnight &fired rockets at the official's fleeing wife & children & is being treated as attempted murder.
Mayor Vincent Jeanbrun was not at home; his wife suffered a broken leg & a child was hurt. pic.twitter.com/BRjsokFeEr— Rita Rosenfeld (@rheytah) July 2, 2023
menyerbu rumahnya, membakar mobil dan meluncurkan kembang api ke arah istri dan anak-anaknya saat mereka melarikan diri.
Vincent Jeanbrun dilaporkan sedang berada di balai kota ketika rumahnya diserang. Saat itu istrinya Melanie dan anak-anaknya sedang tertidur.
Penyerang mengendarai kendaraan tetapi terhenti karena tembok rendah yang mengelilingi teras luar perumahannya.
Mereka lalu membakar kendaraan sang wali kota dan melakukan penembakan menggunakan kembang api pada istri dan anaknya.
Saat ini dua anak Jeanbrun berusia 5 dan 7 tahun dalam kondisi aman. Sedang istrinya harus operasi patah kaki dan menghadapi kemungkina rehabilitasi selama tiga bulan.
Seperti dikutip dari Reuters, Wali Kota Jeanbrun telah memberi tahu Perdana Menteri Elisabeth Borne tentang kondisi keluarganya.
“Saat berusaha melindungi mereka dan melarikan diri dari penyerang, istri dan salah satu anak saya terluka,” ucapnya.
Jaksa setempat mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan percobaan pembunuhan terhadap keluarga Jeanbrun telah dibuka.
Namun belum ada tersangka yang ditangkap.
Seperti diketahui, kerusuhan massal di sejumlah kota di Prancis sudah berlangsung hampir sepekan dan belum ada tanda-tanda akan berkhir.
Kerusuhan yang bermula dari ketidakpuasan warga imigran terhadap pemerintah, kemudian dipicu penembakan hingga tewas remaja bernama Nahel Merzouk.
Kekacauan, kehancuran, dan konfrontasi telah menyebabkan jam malam di beberapa kota di sekitar ibu kota Paris.
Layanan bus dan trem menghadapi gangguan dengan penutupan nasional yang diperintahkan pada pukul 21:00 waktu setempat.
Sementara itu nenek Nahel Merzouk bernama Nadia, menyerukan diakhirinya kekerasan di Prancis.
“Saya lelah,” katanya dalam pernyataan kepada BFMTV, Minggu.