Profil Deddy Hamdun, Dicontohkan Indro Warkop untuk Rocky Gerung Bila Hina Presiden Zaman Soeharto
Deddy Hamdun, suami Eva Arnaz yang hilang diculik karena aktivitas politik tahun 1997 dan sampai sekarang belum jelas kabarnya
Nama Deddy Hamdun muncul lagi. Itu terjadi setelah komedian senior, Indro Warkop mengaku heran dengan Rocky Gerung yang bisa bebas mengeluarkan kritikan pedasnya terhadap pemerintah.
Indro telah melihat potongan video yang beredar baru-baru ini di sosial media setelah ramai pemberitaan Rocky Gerung dilaporkan ke Bareskrim karena diduga menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kita tuh sebenar nya mengkritik aja nggak lho, kita menyindir, dan itu hak kami sebagai masyarakat, sebagai people, sebagai rakyat, itu hak kita untuk melakukan kontrol sosial,” ujar Indro Warkop seperti ditayangkan akun tiktok @humoriaid
“Dan itu baru terjadi sekarang ya.. Betapa Rocky Gerung itu siapa? Tapi dia bisa ngomong seenak jidat,” tanya Indro.
Indro pun membandingkan saat ini dengan era Presiden Indonesia kedua, yaitu jaman Presiden Soeharto yang menurutnya saat itu Masyarakat harus hati-hati dalam mengkritik pemerintah.
“Jaman pak Harto, dua hari, dua hari dia ngomong saya berani taruhan kuping saya hilang, dua hari selesai,” ungkap Indro.
“Nggak, bukan soal ditangkap doang, Hilang!” tegasnya.
Indro pun menyebut beberapa nama yang sebagai contoh pernah hilang di era Orde Baru saat itu.
“Anda gak percaya itu? Anda bisa tanya sama Eva Arnaz, suaminya (Deddy Hamdun) hilang, dan saya kenal betul, banyak Wiji Tukul saya kenal, hilang,” tukasnya.
@humoriaid Indro Warkop mengenang era Orba #warkop #warkopdki #fyp
Siapa Deddy Hamdun?
Deddy Umar Hamdun menjadi korban penculikan tahun 1997 yang hingga sekarang belum tercium jejaknya.
Kebetulan Keluarga politikus PPP Deddy Umar Hamdun menyurati Presiden Joko Widodo untuk meminta pertolongan.
Mereka datang ke Kantor Kementerian Sekretariat Negara untuk menyampaikan surat itu.
Abdul Hakim Hamdun, anak Deddy Hamdun, berharap bisa menemui Jokowi.
Keluarga meminta kejelasan status Deddy Hamdun. Mereka berkata selama ini tak pernah ada pernyataan dari negara tentang penculikan Deddy.
Ketidakjelasan itu berdampak ke masalah pembagian waris. Selain itu, keluarga Deddy masih mengalami tekanan jiwa karena penculikan tersebut.
Sebelumnya, ada 14 orang korban penghilangan paksa. Salah satu yang sering dibahas di publik adalah Wiji Thukul.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) mencatat Deddy hilang pada 29 Mei 1997.
Elsam menyebut Deddy hilang bersama pengusaha Noval Alkatiri dan Ismail-sopir Noval. Mereka diculik setelah dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta.
Saat itu Deddy Hamdun berstatus suami Eva Arnas, persisnya suami keempat Eva Arnaz.
Sebelum menikah dengan Deddy Hamdun, Eva pernah menikah dengan Kiki Saelan, Barry Prima, dan Adi Bing Slamet, namun semua pernikahan tersebut tidak bertahan lama dan tanpa anak.
Deddy Omar Hamdun atau yang dikenal sebagai Deddy Hamdun menghilang dalam rangkaian skandal penculikan aktivis tahun 1997/1998.
Dikutip dari Jurnal Referensi Elsam yang berjudul “Penculikan dan Penghilangan Paksa”, Deddy Hamdun merupakan aktivis fraksi PPP yang aktif dalam dalam aksi-aksi Mega Bintang Rakyat menjelang Pemilu 1997.
Deddy Hamdun dilaporkan hilang sejak 29 Mei 1997, bersama dengan Noval Alkatiri (pengusaha) dan Ismail (supir Noval Alkatiri).
Diduga Deddy Hamdun diculik karena aktivitasnya mendukung kampanye PPP dalam Pemilu 1997.
Menurut keterangan aktivis Pius Lustrilanang, ia sempat diceritakan oleh dua orang aktivis lainnya, Yani Afri dan Sonny, bahwa Deddy Hamdun juga pernah disekap di tempat yang sama dengan mereka.
Noval Alkatiri adalah seorang Direktur PT Sangkuriang Tour and Travel dan PT Rahama Pratama.
Dia diculik bersama dengan Deddy Hamdun dan Ismail.
Mereka diculik setelah menjemput Deddy Hamdun di Rumah Sakit Bunda.
Bahkan hingga kini nama Deddy Omar Hamdun masih menghilang, berdasarkan Wikipedia “Daftar Orang Hilang di Indonesia” pada Orde Baru.
Semenjak itulah Eva Arnaz mulai berubah dengan menjual semua hartanya sepeninggal suami keempatnya itu.
Memutuskan berjualan lontong sayur dan membuka butik, Eva Arnaz bahkan memutuskan mengganti nama menjadi Siti Syarifah.