Business is booming.

Profil Yenny Wahid: Nyatakan Mendukung Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD

Yenny terus terang menyebut faktor Mahfud MD yang menyebabkan pihaknya telah menentukan pilihan.

Yenny Wahid, anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah, akhirnya memutuskan dukungan untuk Capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (GAMA).

Yenny Wahid bawa Gerbong Gusdurian dukung Ganjar Mahfud

Dalam deklarasinya di depan tim pemenangan GAMA, Yenny terus terang menyebut faktor Mahfud MD yang menyebabkan pihaknya telah menentukan pilihan.

“Kami melihat profesor doktor Mahfud MD sosok konsisten sejak ayahnya, Gus Dur, masih hidup.”

Mahfud MD adalah orang NU, juga orangnya Gus Dur.

Kedekatan NU dengan kelompok Gus Dur terjalin sejak lama.

Mahfud MD adalah sosok penjuang pluralisme sebagaimana Gus Dur memperjuangkannya.

Karena kedekatan roso, kedekatan hati maka para pendukung Gus Dur menyatakan akan memilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.”

Seperti diketahui, KPU telah menerima pendaftaran tiga pasangan capres-cawapres.

Sesuai urutan pendaftaran pasangan pertama Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandae, kedua Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan yang terakhir Prabowo Subinto-Gibran Rakabuming.

Akun @NUgarislucu yang mirip ke NU Gusrian membuat polling dalam 40 menit.

Ia menyebut buat kalanngan satri, Sapres Ideal menurum siapa. Kasih alasan di reply.

Ternyata paling banyak Ganjar-Mahfud MD 40 persen, Anies – Cak Imin 24,3 persen, dan Prabowo-Gibran 30 persen.

Bersanaab dengan deklarasi, Yenny Wahid sendiri masuk ke dalam struktur Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Baca Juga:  8 Tersangka Kasus Suap Rencana Pamberian Status WTP untuk Pemkab Bogor

Yenny akan menjadi Dewan Penasihat bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Profil Yenny Wahid

Zannuba Ariffah Chafsoh, S.I.Kom., M.P.A. (lahir 29 Oktober 1974).

Ia dikenal dengan nama Yenny Wahid adalah seorang politikus Indonesia, aktivis Nahdlatul Ulama, dan direktur Wahid Institute.

Ia merupakan pendiri Partai Kedaulatan Bangsa, yang kemudian melebur dengan Partai Indonesia Baru (PIB) menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).

Ia menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia sejak Januari 2020 hingga mengundurkan diri pada Agustus 2021.

Yenny Wahid adalah anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah.

Ia mempunyai seorang kakak, Alisa Wahid dan dua orang adik, Anita Wahid dan Inayah Wahid.

Pada 15 Oktober 2009 Yenny menikah dengan Dhorir Farisi.

Pada 13 Agustus 2010, Yenny melahirkan putrinya, Malica Aurora Madhura.

Yenny kemudian melahirkan anak keduanya, Amira, pada 14 Agustus 2012.

Ia melahirkan putri ketiganya, Raisa Isabella Hasna, pada 3 Maret 2014.

Seperti ayahnya, ia terlahir dalam lingkungan keluarga Nahdlatul Ulama.

Pola pikirnya pun tidak jauh dengan ayahnya yang lebih mengedepankan Islam yang moderat, menghargai pluralisme dan pembawa damai.

Setamat dari SMA Negeri 28 Jakarta pada 1992, Yenny menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia.

Kemudian atas saran ayahnya, Yenny memutuskan keluar dari Universitas Indonesia dan melanjutkan pendidikannya dalam Jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Trisakti.

Ia kemudian melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas Trisakti, Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan.

Sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya, Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh.

Baca Juga:  Yolanda Hadid Trending, Sosok Mertua Resek di Rumah Tangga Zayn?

Ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.

Saat itu, meski banyak reporter keluar dari Timor Timur, Yenny tetap bertahan dan melakukan tugasnya.

Ia sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi, namun seminggu kemudian ia kembali ke sana.

Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum mendapatkan anugrah Walkley Award.

Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998.

Pada saat itu, Ia juga pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.

Belum terlalu lama menekuni pekerjaannya, ia berhenti bekerja karena ayahnya, Gus Dur, terpilih menjadi presiden RI ke-4.

Sejak itu, kemanapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya, dengan posisi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny melanjutkan pendidikanya dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.

Sekembalinya dari Amerika Serikat pada 2004, Yenny kemudian menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri. Hingga kini ia menduduki jabatan tersebut.

Semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik selama satu setahun sebelum ia akhirnya menggundukan diri.

Ia mengundurkan diri dengan alasan tidak ingin adanya perbedaan kepentingan dengan jabatannya pada Partai Kebangkitan Bangsa.

Yenny menjabat sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2005-2010.

Namun kemudian ia diberhentikan dari posisi tersebut pada 2008.

Yenny kemudian mendirikan partai politik sendiri dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa. \

Kemudian pada 2012, Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Indonesia Baru (PIB), yang dipimpin oleh Kartini Sjahrir, melebur menjadi satu dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).

Baca Juga:  Profil Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, Akpol 1997, Kapolrestabes Surabaya

Yenny ditunjuk sebagai ketua umum partai tersebut.

Pada 2009, dia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leader oleh World Economic Forum.

Yenny juga merupakan anggota dari Global Council on Faith.

Pada 2018, Ia telah menyatakan dukungannya secara publik untuk pasangan Jokowi – Ma’ruf .

Dan tahun 2023 ini memastikan dukungan pada Ganjar-Mahfud MD.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...