Aktivitas Semeru Terjadi Sejak 2 Desember, Kini Erupsi, Warga Berlarian
Mari bersama panjatkan doa untuk korban terdampak dari erupsi Gunung Semeru.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru, mengeluarkan erupsi.
Kepulan awan dari Semeru mendominasi tayangan video yang dibagikan warga.
Teriakan Ya Allah dan Allahu Akbar terdengar diantara tayangan video erupsi.
Bahkan warga berlarian menghindari kepulan asap menjadi salah satu tayanga paling menyita perhatian.
Bukan hanya erupsi, aliran lahar juga meluap dari gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut tersebut.
Bahkan juga dilaporkan ada jembatan putus karena aliran erupsi yang mengalir deras.
Pray for Semeru pun berkumandang, netizen meminta warga untuk berhati-hati.
Laporan sementara erupsi Semeru terjadi Sabtu (4/12/2021) pukul 15.00 WIB.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru sebenarnya sudah dilaporkan beberapa hari sebelumnya.
Aktivitas vulkanik Semeru berlangsung hampir bersamaan dengan Gunung Merapi, Jawa Tengah.
Jika Gunung Merapi terjadi pada 1 November 2021 pukul 22.15, sehari kemudian terjadi di Gunung Semeru pukul 05.15 WIB.
Berikut Cuitan netizen terkait Semeru.
@ttaeyongfii: stay safe yg kena letusan Semeru
@cogase: Semoga gak ada korban jiwa ya di Semeru dan sekitarnya
@problematikaego: Stay safe teman teman semeru
@BaliUtd: Mari bersama panjatkan doa untuk korban terdampak dari erupsi Gunung Semeru.
Semoga diberikan keselamatan dan kekuatan untuk menghadapi bencana yang menimpa.Hati merah
Tentang Gunung Semeru
Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia.
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
Gunung ini terbentuk akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia.
Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06′ LS dan 112°55′ BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973.
Di sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar.
Gas beracun ini dikenal dengan sebutan Wedhus Gembel (Bahasa Jawa yang berarti “kambing gimbal”, yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat.
Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajat Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es.
Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember – Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif.
Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali.
Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter.
Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat.
Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Erupsi pada awal Januari 2021 mengakibatkan 5 Kecamatan di lereng Semeru yaitu :Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan Pasirian.
Pihak PVMBG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah puncak G. Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Update Terakhir : 9 September/2021 = Status Gunung Semeru masih ditetapkan di Level II (Waspada)
Hari ini Sabtu 4 Desember 2021 Gunung Semeru erupsi dan mengeluarkan awan ke langit.