Profil Muliaman Darmansyah Hadad, Kepala Danantara 2024
Namun, menjelang peluncuran resmi Danantara pada 24 Februari 2025, terdapat spekulasi mengenai perubahan kepemimpinan.

Nama Muliaman Darmansyah Hadad muncul lagi.
Dia kini ditunjuk sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pada 22 Oktober 2024, ia ditunjuk sebagai Ketua Danantara, lembaga pengelola investasi milik pemerintah yang bertugas mengelola dana investasi strategis untuk pembangunan nasional.
Nama Danantara mencerminkan visi lembaga tersebut sebagai pengelola investasi strategis untuk masa depan Indonesia (Anagata berarti “masa depan” dalam bahasa Sanskerta).
Dengan fokus pada pengembangan daya saing ekonomi nasional di tingkat global.
Namun, menjelang peluncuran resmi Danantara pada 24 Februari 2025, terdapat spekulasi mengenai perubahan kepemimpinan.
Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti antara lain Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, serta Pandu Sjahrir, seorang pengusaha dan investor yang juga merupakan keponakan dari Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada pengumuman resmi mengenai perubahan posisi Ketua Danantara.
Alasan penggantian Muliaman Darmansyah Hadad pun simpang siur, konon karena usianya yang sudah sepuh.
Profil Muliaman Darmansyah Hadad
Muliaman Darmansyah Hadad, S.E., M.P.A., Ph.D lahir 3 April 1960 (64 tahun)
Ia merupakan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia dan mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ia menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Swiss merangkap Liechtenstein dari 2018 hingga 2023.
Sebagai duta besar, Muliaman Hadad memperkenalkan budaya wayang Jawa ke masyarakat di Kota Swiss setidaknya bagian dari upaya Indonesia membangun citra dan menggandeng masyarakat Eropa untuk mencintai budaya dan keramahtamahan masyarakat Indonesia.
Muliaman dilahirkan di Bekasi pada tanggal 3 April 1960. Ia menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1979 mengambil Jurusan Studi Pembangunan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1984.
Ia merupakan salah satu lulusan tercepat diangkatannya. Pada tahun 1990 mengambil pendidikan S-2 di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy, Universitas Harvard, Amerika Serikat, dan memperoleh gelar Master of Public Administration pada tahun 1991.
Selanjutnya pada tahun 1996, Muliaman mendapatkan gelar doctor of philosophy dari Fakultas Bisnis and Ekonomi, Universitas Monash, Australia.
Mulai berkarya di Bank Indonesia pada tahun 1986 sebagai staf umum di Kantor Bank Indonesia cabang Mataram.
Demikian juga saat berkarya di Bank Indonesia merupakan Deputi Gubernur termuda pada saat itu dan menjabat sampai sekarang.
Sebagian besar waktunya di Bank Indonesia digunakan untuk menekuni bidang perbankan. Selain perbankan, bidang lain yang pernah digeluti adalah bidang perencanaan strategis dan program transformasi organisasi.
Disamping tugas kedinasan, beberapa pengalaman organisasi yang penting adalah sebagai Sekjen PP ISEI (2003-2006 dan 2006-2009), Sekretaris Dewan Penasehat Indonesian Risk Proffesionals Association (IRPA), dan Ketua Komite Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).
Selain itu, Muliaman saat ini juga berkarya sebagai Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia dan Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 2007-2010.
Selain dikenal aktif dalam mangahasilkan tulisan ilmiah yang diterbitkan pada berbagai jurnal, Muliaman juga sering tampil sebagai pembicara di berbagai forum internasional, khususnya untuk topik kerangka peraturan keuangan dan kestabilan sistem keuangan.
Setelah dari OJK, ia diangkat menjadi Duta Besar dan berperan dalam memperkuat hubungan ekonomi dan investasi antara Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Lalu Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) (2024 – Sekarang)