Pengungsi Afghanistan Demo di Jalan Kebon Sirih Jakarta
Minta dipindahkan dari Indonesia ke Negara ketiga yang lebih aman
Warga Afghanistan tercecer dimana-mana, apalagi setelah negaranya di kuasai kelompok Islam garis keras, Taliban.
Di Indonesia mereka berunjuk rasa di depan kantor UNHCR, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Mereka berunjuk rasa minta dipindahkan dari Indonesia ke Negara ketiga yang lebih aman.
Polisi sempat membubarkan aksi unjuk rasa para pengungsi Afghanistan karena menimbulkan kerumunan.
“Di Afghanistan diteror Taliban & militer AS, sampai Indonesia direpresi aparat. Hidup jadi pengungsi sama sekali bukan pilihan, tapi karena keterpaksaan. Sudah selayaknya para pengungsi mendapat kejelasan status, hak, dan perlindungan.” Tulis akun @PidongLalipiuan
“Wah lewat di depan @LemhannasRI Jalan Kebon Sirih banyak pengungsi Afghanistan yang baru masuk ibukota, tampilan ganteng2 dan cantik2, badannya kuat2, tidak seperti pengungsi yang kita lihat di media,” tulis netizen @SuciLestari_law
“Usir saja keluar dari NKRI, sdh numpang malah bertingkah…” @Mythicalforest
Berakhir Ricuh
Aksi unjuk rasa pencari suaka Afghanistan yang digelar di depan kantor UNHCR, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2021) berakhir ricuh.
Pihak kepolisian membubarkan massa aksi lantaran menimbulkan kerumunan di tengah penerapan PPKM Level 3 Jakarta.
Aksi tersebut mulanya berjalan damai, namun menjadi ricuh ketika aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya terpaksa membubarkan aksi lantaran menimbulkan kerumunan.
Petugas sudah mengamankan sejumlah pengungsi yang dianggap sebagai provokator.
“Kami imbau, ini masih dalam suasana PPKM. Peringatan kedua. Pasukan persiapan,” kata petugas kepolisian melalui pengeras suara seperti dilansir Kompas TV.
Massa aksi yang terdiri dari orang dewasa, para ibu, hingga anak membawa spanduk dan poster sebagai bentuk penyampaian aspirasi mereka sembari menunggu perwakilan UNHCR mendatangi mereka.
Berdasarkan keterangan salah seorang pencari suaka, mereka meminta kepada pihak UNHCR agar segera menerbangkan mereka ke negara ketiga karena menilai negara mereka sedang tidak aman.
Mereka mengaku hidup tanpa kepastian selama 9 sampai 10 tahun di Jakarta.
Sampai saat ini, perundingan antara pihak kepolisian, UNHCR, dan para pengunjuk rasa masih berlangsung alot.
Sementara pihak kepolisian terpaksa memblokade kawasan jalan Kebon Sirih hingga arah Tugu Tani.
Massa memenuhi jalan sejak sejar pukul 09.00 WIB. Kelompok massa terlihat membawa bendera Afganistan, hingga poster bertuliskan “Resettle Afganistan refugees from Indonesia”, ” We Want Justice, dan beberapa poster lainnya.
Erdogan Tolak Pengungsi Afghanistan
Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak keras kehadiran pengungsi Afghanistan di negaranya.
Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa Turki bukan surga bagi pengungsi Afghanistan.
Hal itu diungkapkan Erdogan saat melakukan rapat kabinet di Ankara, Kamis (19/8/2021).
“Turki tak memiliki kewajiban apa pun juga untuk menjadi tempat mengungsi bagi para pengungsi Afghanistan,” tuturnya dikutip dari Daily Sabah.
Pernyataan itu menjawab kekhawatiran publik mengenai kemungkinan gelombang pengungsi.
Erdogan juga menegaskan akan mengembalikan para pengungsi ke negaranya dengan aman.
“Adalah kewajiban bagi kami warga Turki untuk memastikan para pengungsi kembali dengan selamat ke negara asal mereka,” tambahnya.
Sebelumnya Erdogan dikritik oleh oposisi Pemerintah Turki karena menerima 1,5 juta pengungsi Afghanistan.
Namun, pernyataan ini membantah semua tudingan tersebut.
Erdogan juga mengungkapkan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan keamanan Afghanistan.
Ia bahkan menegaskan siap berbicara dengan pemerintahan baru Afghanistan agar hal itu tercapai.
“Kami akan bertemu dengan pemerintahan yang dibentuk Taliban jika perlu dan membicarakan agenda bersama kami,” katanya.
Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan menimbulkan ketakutan warganya.
Hal itu membuat banyak warga Afghanistan menjadi pengungsi di negara lain.
Taliban sendiri berusaha untuk mempertahankan warganya dengan menjaga ketat akses ke Bandara Kabul.