Business is booming.

Daftar Ketua MUI dari Masa ke Masa dan Pengurus MUI 2020-2025

Ketua MUI Hasan Bisri paling lama menjabat yakni selama 13 tahun antara 1985-1998.

MUI dalam sorotan pasca penangkapan anggota MUI Zain An-Najah oleh Densus 88.

Zain An-Najah sendiri posisinya anggota Komisi Fatwa MUI.

Penangkapan Zain memperoleh reaksi keras, bahkan kearah lembaga MUI.

Ada yang meminta MUI dibubarkan, yang lain minta lembaga itu diselamatkan.

Berikut ini sejarah, daftar pengurus, hingga daftar Ketua MUI dari masa ke masa diambil dari situs resmi MUI yakni MUI.or.id

Tercatat Ketua MUI Hasan Bisri paling lama menjabat yakni selama 13 tahun antara 1985-1998.

KH Maruf Amin juga tercatat cukup lama yakni 5 tahun, bahkan mungkin lebih jika tak menjadi wapres RI.

Sejarah MUI

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Wadah Musyawarah para Ulama, Zu’ama, dan Cendekiawan Muslim di Indonesia.

Tujuannya untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, Indonesia.

MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu.

Lalu 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.

Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat bermusyawarahnya para ulama. zuama dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah

Baca Juga:  Daftar 52 Pati yang Promosi Bintang Satu, Brigjen Edwin Adrian Sumantha Akmil 1997

“Piagam Berdirinya MUI,” yang ditandatangani oleh seluruh peserta musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama I.

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat.

Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:

Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala;

Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta;

Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan penterjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional;

Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

Hubungan dengan Pihak Eksternal

Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia adalah gerakan masyarakat.

Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian.

Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian — dalam arti tidak tergantung dan terpengaruh — kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.

Dalam kaitan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan di kalangan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia tidak bermaksud dan tidak dimaksudkan untuk menjadi organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, dan apalagi memposisikan dirinya sebagai wadah tunggal yang mewakili kemajemukan dan keragaman umat Islam.

Majelis Ulama Indonesia , sesuai niat kelahirannya, adalah wadah silaturrahmi ulama, zuama dan cendekiawan Muslim dari berbagai kelompok di kalangan umat Islam.

Baca Juga:  Daftar 34 Kapolda, Alumni Akpol 1988 Masih Dominan, Pipit Rismanto, Akpol 1994, Kapolda Termuda

Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tidak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia.

Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam, dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Sikap Majelis Ulama Indonesia ini menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam).

Daftar Ketua MUI

1977 – 1981 Prof. Dr. Hamka

1981 – 1983 KH. Syukri Ghozali

1985 – 1998 KH. Hasan Basri

1998 – 2000 Prof. KH. Ali Yafie

2000 – 2014 KH. M. Sahal Mahfudz

2014 – 2015 Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin

2015 – 2020 Prof. Dr. KH. Ma`ruf Amin

2020 – Sekarang KH. Miftachul Akhyar

Dewan Pimpinan MUI 2020-2025

Ketua Umum : K.H. Miftachul Akhyar

Wakil Ketua Umum : Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag

Wakil Ketua Umum : Dr. K.H. Marsudi Syuhud, M.A.

Wakil Ketua Umum : H. Basri Bermanda, MBA

Ketua : K.H. Masduki Baidlowi, M.Si

Ketua : Dr. H. Yusnar Yusuf, M.S.

Ketua : Prof. Dr. H. Noor Achmad, M.A.

Ketua : K.H. Abdullah Jaidi

Ketua : Dr. K.H. Afifuddin Muhajir, M.A.

Ketua : Dr. K.H. M. Sodikun, M.Si

Ketua : Dr. Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si

Ketua : Drs. K.H. Sholahuddin Al Aiyub, M.Si

Ketua : Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A.

Ketua : K.H. M. Cholil Nafis, Ph.D.

Ketua : Dr. H. Jeje Zaenuddin, M.A.

Ketua : Dr. H.M. Asrorun Niam Sholeh, M.A.

Ketua : Dr. H. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A.

Ketua : Prof. Dr. H. Utang Ranuwijaya, M.A.

Sekretaris Jenderal : Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.A.

Wakil Sekretaris Jenderal : K.H. Abdul Manan Ghani

Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. Habib Ali Hasan Bahar, Lc., M.A.

Baca Juga:  Ade Armando Trending, Sri Sultan Bantah Politik Dinasti Ada di Yogya

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Rofiqul Umam Ahmad, S.H., M.H.

Wakil Sekretaris Jenderal : M. Azrul Tanjung, S.E., M.Si

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Asrori S. Karni, S.Ag., M.H.

Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. H. Ikhsan Abdullah, S.H., M.H.

Wakil Sekretaris Jenderal : Arif Fahrudin, M.Ag

Wakil Sekretaris Jenderal : Drs. H. Muhammad Ziyad, M.A

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Ishfah Abidal Aziz, S.HI.

Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A.

Wakil Sekretaris Jenderal : Drs. Pasni Rusli

Wakil Sekretaris Jenderal : K.H. Abdul Ghofarrozin, M.Ed.

Wakil Sekretaris Jenderal : Prof. Dr. Hj. Valina Singka Subekti, M.Si

Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. K.H. Ahmad Fahrur Rozi Burhan, M.Pd

Bendahara Umum : H. Misbahul Ulum, M.Si

Bendahara : Dr. H. Eman Suryaman, M.M.

Bendahara : Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T.

Bendahara : Hj. Trisna Ningsih Juliati, S.E., M.M.

Bendahara : H. Jojo Sutisna

Bendahara : Erni Juliana Al Hasanah N, S.E., M.Ak

Dewan Pertimbangan MU 2020-202

Ketua : Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin

Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, M.A.

Wakil Ketua : Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si

Wakil Ketua : Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc

Wakil Ketua : Dr. H. Hamdan Zoelva, S.H., M.H.

Wakil Ketua : K.H. Anwar Iskandar

Wakil Ketua : Habib Zein Umar bin Smith

Wakil Ketua : Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.

Wakil Ketua : Drs. K.H. Sadeli Karim, Lc

Wakil Ketua : Drs. K.H. Masdar F. Mas’udi, M.A.

Wakil Ketua : Dr. KH. Abun Bunyamin, MA

Wakil Ketua : Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc, M.Si

Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, M.A.

Wakil Ketua : K.H. Muhyiddin Junaidi, Lc, M.A.

Sekretaris : Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si

Wakil Sekretaris : K.H. Zulfa Mustofa

Wakil Sekretaris : Prof. Dr. H. Mukhtar Latif, M.Pd

Wakil Sekretaris : Prof. Dr. K.H. Maman Abdurrahman,

Wakil Sekretaris : Dr. H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, M.A.

Anggota

Ketua-ketua Umum Ormas Islam
(yang belum terwakili di jajaran Ketua dan Diundang sebagai peserta Munas X MUI tahun 2020)

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...