Arteria Trending, Desakan Agar Ia Minta Maaf Pada Orang Sunda Menguat
Arteria klaim hanya ingin meyakinkan tidak ada Sunda Empire di kejaksaan
Arteria dahlan kembali trending.
Kali ini desakan agar politisi PDIP meminta maaf kepada orang Sunda kian menguat.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyerukan agar Arteria Dahlan minta maaf.
Desakan agar Arteria minta maaf terkait permintaan agar Kajagung memecat Kajati Jabar Asep N Mulyana hanya karena ngomong pakai bahasa sunda.
Terhadap desakan Ridwan Kamil, Arteria menolak minta maaf dan mempersilahkan Ridwan Kamil mengadukannya ke MKD.
Hari ini desakan minta maaf disampaikan Paguyuban Advokat Sunda, termasuk Ketua PDIP Jabar Ono Surono.
Bahkan karena belum juga minta maaf Spanduk Arteria Dahlan musuh orang Sunda mulai beredar.
Berikut cuitan sejumlah netizen terkait trending Arteria Dahlan
@TasmiranTasmir4: Sampurasun,hayu rapetkeun barisan…aing geregeteun arteria dahlan
@a_madenda: REAL ENEMY Arteria Dahlan
@GoesBluenote:pecat arteria dahlan#Aing Sunda
@hookedonjengkol: Gue gak suka ma arteria dahlan tp kl ini gue setuju dgn dia, namanya forum umum apalagi rapat instansi gunakan bhs yg dimengerti semua org, bhs indonesia. Coba bayangin forum umum semua peserta pakai bhs daerah masing2. Tp gak perlulah sampai di copot jabatannya
@der_zein: Mungkin Arteria Dahlan ini agak sensi sama orang Sunda karena sjarahnya ditanah Pasundan itu terkenal SMA pergerakan Islamnya..secara kita tau keturunan siapa si Arteria Dahlan ini…
@LilyKd3: Kalau bisa tutup. Ruang gerak Arteria Dahlan di jawabarat
@TitisanYonglek: Arteria dahlan tu bukannya musuh orang sunda, tp musuh orang indonesia
Seperti diberitakan sebelumnya Sunda trending. Gara-garanya politisi PDIP Arteria Dahlan minta Kajati Jabar Asep N Mulyana dipecat karena ngomong pakai bahasa sunda.
Pernyataan Arteria tersebut dianggap rasis. Kalimat aing Sunda (saya Sunda) menggema di twitter dalam trending Sunda.
Bukan saja orang yang merasa dari suku Sunda, sesama anggota PDIP pun jengah dengan pernyataan Arteria.
Salah satunya TB Hasanuddin, ia bilang usulan Arteria dianggap berlebihan dan dapat melukai perasaan masyarakat Sunda.
Semententara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyarankan agar Arteria Dahlan minta maaf pada orang Sunda.
Namun anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan mengaku ogah meminta maaf ke publik atau khususnya masyarakat Sunda ihwal celotehannya tersebut.
Dirinya mempersilakan Ridwan Kamil untuk melaporkan sikapnya itu kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Ia menyebut, perkataannya saat itu bukan untuk mendiskreditkan warga Tanah Pasundan.
“Kita punya mekanisme, kita punya kanal-kanalnya. Dan saya bisa membuktikan yang saya katakan itu tidak ada maksud untuk mendiskreditkan, ini bagian dari komitmen kami, DPR, Komisi III, bersama dengan teman-teman di kejaksaan ingin meyakinkan tidak ada Sunda Empire di kejaksaan,” ujarnya.
Profil Arteria Dahlan
Arteria Dahlan lahir 7 Juli 1975. Ia adalah seorang pengacara dan politisi Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Saat ini, ia menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024 mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VI.
Arteria mulai duduk di DPR RI pada 23 Maret 2015.
Ia menjadi Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Djarot Saiful Hidayat yang ditunjuk sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Orang tua Arteria merupakan perantau Minang asal Kukuban, Maninjau, Sumatra Barat.
Ayahnya bernama Zaini Dahlan dan ibunya bernama Wasniar. Mereka merantau ke Jakarta pada era 1950-an dan bekerja sebagai guru.
Menurut pengakuan Arteria, ia “berasal dari keluarga Masyumi”.
Kakek Arteria dari pihak ayah bernama Ahmad Dahlan dan istrinya bernama Dahniar Yahya.
Dahniar adalah tokoh Masyumi di Maninjau yang pernah ditahan pada masa pemerintahan Soekarno karena terlibat Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Adapun kakek Arteria dari pihak ibu bernama Wahab Syarif dan istrinya bernama Lamsiar.
Wahab adalah seorang pedagang tekstil di Tanah Abang, yang rumahnya kerap menjadi tempat transit perantau Minang.
Arteria mengaku ayahnya pernah masuk Akademi Kepolisian, tetapi pada tes terakhir ditolak karena “terindikasi Masyumi dan PRRI”.
Pada Oktober 2019, Arteri menuai kontroversi terkait sikapnya saat beradu argumen dengan ekonom senior Emil Salim.
Ia memotong Emil ketika berbicara, lalu berdiri menunjuk-nunjuk Emil dan menuding pemikirannya sesat.
Meski menuai banyak kecaman, ia menyebut sikapnya bentuk perjuangan ideologi dan menolak meminta maaf kepada Emil.
Sebelumnya, pada 28 Maret 2018, Arteria pernah melontarkan makian kepada Kementerian Agama dengan kata bangsat dalam rapat kerja Komisi III DPR. Sehari kemudian, ia meminta maaf atas ucapannya.