Business is booming.

Abramovich Kehabisan Uang Kontan, Tapi Bantah Pinjam Uang ke Teman-Temannya

Abramovich, yang ibunya Irina lahir di Ukraina, bertekad membantu mengakhiri konflik berdarah

Beredar rumor orang sekelas Roman Abramovich telah meminta teman-teman selebritinya untuk meminjamkan uang agar dia bisa bertahan.

Oligarki Rusia dan pemilik Chelsea (55 tahun) telah kehilangan uang rubelnya seletelah aset-asetnya dibekukan di seluruh dunia.

Telah dilaporkan dia sekarang tengah meminta teman-teman VIP-nya untuk pinjaman masing-masing 1 juta dolar AS – Rp 14,3 Miliar – untuk membantu membayar staf-stafnya.

Direktor Rush Hour adalah salah satu dari orang-orang yang dimintai oleh Abramovich. Berdasarkan laporan dari AS.

Ada yang mengklaim dia telah pergi ke kontak-kontaknya di Hollywood dan Wall Street – dan ke konglomerat teknologi.

Ada juga yang mengatakan bahwa Abramovich telah menghubungi keluarga kaya raya Rothschild setelah asetnya di Inggris dan Amerika disita.

Belum ada seorangpun yang dianggap telah setuju untuk meminjamkannya uang.

Dan Abramovich, seperti dilansir The Sun, membantah klaim yang mengatakan dia telah meminta teman-temannya di Amerika untuk pinjaman uang.

Dia berkata kepada City AM bahwa tuduhan itu “bohong”.

Seorang Juru Bicara untuk para oligarki mengatakan kepada media dia “belom berbicara dengan, ataupun meminta dana dari orang-orang tersebut”.

Masih belum jelas apa akibatnya menurut hukum internasional karena sanksi terhadap oligarki Rusia sebagai respon atas perang Vladimir Putin di Ukraina.

Sebelumnya diberitakan, Wajah miliader Roman Abramovich digambarkan tampak abu-abu, kurus dan cemas di bandara Israel dua minggu yang lalu.

Ia diasumsikan menderita dalam status barunya sebagai paria global.

Roman Abramovich dalam beberapa pekan ini diberitakan bukan sebagai pemilik sepakbola Inggris bernama Chelsea.

Baca Juga:  Profil AKBP Supriyanto, Akpol 2003, Kapolres Penajam Paser Utara

Namun ia muncul sebagai negosiator yang bertujuan menghentikan peperangan antara Rusia dan Ukraina.

Bahkan kini muncul kabar ia terlibat konfrontasi yang mengerikan dengan Vladimir Putin.

Seperti dilaporkan Daily Mail, dalam waktu 48 jam setelah invasi Rusia, pemilik Chelsea mengalihkan ‘pengurusan dan perawatan’ klub ke yayasan amalnya.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kepentingan klub, pemain, staf, dan penggemar’.

Pada 2 Maret, dia telah menjual klub itu.

Sementara itu, sebuah drama paralel, yang melibatkan peran misterinya di meja teratas diplomasi internasional dan kemungkinan serangan racun senjata kimia, sedang berlangsung.

Pada 28 Februari, empat hari setelah perang pecah, Abramovich berada di Belarus untuk ‘mencoba membantu’ ketika diplomat dari kedua belah pihak bertemu untuk pertama kalinya.

Juru bicaranya mengklaim dia ‘dihubungi oleh pihak Ukraina untuk dukungan dalam mencapai resolusi damai dan telah berusaha membantu sejak itu’.

Kremlin menolak berkomentar.

Ketua partai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkonfirmasi ‘advokasi’ Abramovich tetapi mengatakan dia ‘tidak tahu siapa yang mengundangnya’.

Sumber menyarankan pejabat Ukraina telah mencari seorang Yahudi berbahasa Rusia untuk bertindak sebagai perantara.

Yang lain mengatakan dia adalah satu-satunya tokoh Rusia yang menawarkan bantuan.

Dan minggu lalu, dia bahkan memberi Putin catatan dari Zelensky yang menguraikan persyaratannya untuk perdamaian.

Tetapi presiden Rusia itu meminta Abramovich untuk menyampaikan pesan balik kepada pemimpin Ukraina itu: ‘Katakan padanya saya akan menghajar mereka.’

Keterlibatan Abramovich telah disambut dengan hangat sehingga Zelenksy menelepon Joe Biden untuk meminta agar Presiden AS menunda sanksi.

Tujuannya agar Abramovich dapat terus memainkan peran dalam merundingkan kesepakatan.

Sumber mengatakan Abramovich, yang ibunya Irina lahir di Ukraina, bertekad untuk membantu mengakhiri konflik berdarah setelah menyaksikan efek perang di Kyiv.

Baca Juga:  Profil The Corrs, Akan Tampil di Jakarta 18 Oktober, Tiket Konser Tak Bisa Dipindahtangankan

Pembicaraan gagal. Rusia menolak tuntutan Ukraina untuk penarikan penuh dan sesi lain dijadwalkan pada 3 Maret.

Abramovich adalah bagian dari delegasi yang bertemu di Kyiv hari itu.

Saat itulah dia bersama dengan negosiator Ukraina, mengalami gejala keracunan.

Kondisinya mata merah dan kulit mengelupas.

Hari berikutnya para perunding melakukan perjalanan melalui jalan darat dari Kyiv ke Polandia.

Mereka siap untuk terbang ke Istanbul di mana pembicaraan informal akan dilanjutkan.

Saat itulah dugaan keracunan menguat. Diduga keracunan senjata kimia dan dilakukan kelompok garis keras di Moskow yang ingin menyabotase proses perdamaian.

Abramovich pulih secara pribadi, dilaporkan menerima perawatan di Turki.

Pesawat jet pribadinya senilai 46 juta poundsterling lepas landas ke Turki.

Hari berikutnya dilanjutkan ke Moskow, meskipun tidak diketahui apakah Abramovich ada di dalamnya.

Sejak itu perlawanan di Moskow terhadap upayanya untuk membantu perdamaian telah menjadi santapan publik.

Rabu lalu dia terbang ke Rusia untuk dikirim oleh Putin dengan peringatan mengerikan bagi Ukraina.

Dia kembali ke Turki untuk menyampaikan berita tentang pertemuan tersebut kepada Rustem Umerov, anggota parlemen dan perwakilan Ukraina dalam pembicaraan tersebut.

Sumber-sumber intelijen AS meragukan seberapa besar pengaruh Abramovich terhadap diktator.

 

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...