Profil Prof Dr Musni Umar, Rektor UIC yang Jadi Sorotan karena Salah Ketik Tiket jadi Toket
Mahal sekali. Pantas diprotes. Ada warga Aceh yang siasati mahalnya toket Aceh-Jkt.
Ini adalah profil Prof Dr Musni Umar SH Msi PhD adalah Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) yang juga mengklaim diri sebagai sosiolog terkemuka dan peneliti.
Ia termasuk guru besar yang aktif di media sosial terutama melalui twitter.
Cuitannya kerap memperoleh komentar netizen, apalagi ia juga dikenal sebagai pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024.
Nah cuitan terakhirnya memperoleh banyak respon bahkan trending hanya karena ia melakukan salah ketik dari tiket menjadi toket.
Meski Cuma salah satu huruf maknanya jauh berbeda dimana tiket adalah karcis tapi toket?
Toket biasanya sebutan untuk buah dada wanita.
Ceritanya, melalui akun @musniumar, ia mengomentari sebuah berita di detik.com.
Berita itu berjudul Tiket Jakarta-Aceh Rp 9,6 Juta, Alvin Lie Bicara Problem Kapasitas Pesawat
Nah @musniumar membagikan komentar atas berita itu pada Jumat (29/4/2022):
“Mahal sekali. Pantas diprotes. Ada warga Aceh yang siasati mahalnya toket Aceh-Jkt. Kalau mau ke Jakarta lewat KLAI Malaysia baru ke Jakarta. Katanya jauh lebih murah.
Hingga berita ini diturunkan, cuitan Musni Umar tersebut memperoleh 820 retweet, 1.373 like dan dikomentari 1.300 orang
Musni Umar sendiri tak menghapus cuitan typo toketnya entah karena apa.
Ia terus membagikan sejumlah cuitan pujian terkait Anies dan mengomentari hal-hal yang sedang viral.
Salah satunya tentang sesama guru besar yang sedang tersorot pernyataan soal jilbab yakni Rektor ITK Prof Ir Budi Santosa Purwokartiko.
“Sebaiknya pernyataan semacam ini tidak dilontarkan dalam negara yang menganut falsafah Pancasila, karena menutup kepala merupakan keyakinan agama dlm rangka mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Jejak Karier
Dirangkum dalam akun miliknya Arahjaya.com, Prof. Dr. Musni Umar, SH., M.Si., Ph.D adalah Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), sosiolog terkemuka dan peneliti.
Ia menyelesaikan Ph.D dalam bidang Sosiologi di Faculty of Social Sciences and Humanities, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Magister dalam bidang Sosiologi di Universitas Indonesia (UI).
Pernah mengikuti program pasca sarjana ilmu politik di UNAS dibawah bimbingan Prof. Dr. Deliar Noer dan Prof. Dr. Sutan Takdir Alisyahbana (tidak diselesaikan).
Pendidikan sarjana (S1) diselesaikan di Perguruan Ilmu Alqur’an (PTIQ) dan sarjana hukum di Universitas Islam Jakarta (UUD).
Memperoleh gelar Adjunct Profesor dari Asia e University, Malaysia.
Semasa menjadi mahasiswa, pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa, aktivis HMI dan aktivis mahasiswa 77/78.
Pernah mendekam di penjara “Kampus Kuning” bersama AM. Fatwa, Arief Rachman, pimpinan dewan mahasiswa/senat mahasiswa Jakarta serta pimpinan ormas mahasiswa dan pemuda serta tokoh masyarakat tahun 1978.
Memulai berkarir di swasta sebagai karyawan dengan jabatan terakhir Industrial Relations Manager.
Kemudian keluar dan mendirikan perusahaan sendiri dan menjadi Direktur Utama.
Di akhir pemerintahan Presiden Soeharto, Fahmi Idris dan Fadel Muhammad mengajak bergabung di DPP Golkar dengan jabatan sekretaris departemen koperasi dan wiraswasta merangkap anggota koordinator bidang ekonomi.
Pemilu 1997 terpilih menjadi Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara (PAW) dari Fraksi Partai Golkar.
Pada saat menjadi anggota DPR RI, Musni Umar mendirikan Pondok Pesantren Hubbul Wathan di Desa Toli-Toli Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dan menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hubbul Wathan sampai sekarang.
Saat itusempat memberi beasiswa puluhan anak-anak miskin untuk melanjutkan pendidikan.
Setelah selesai di DPR RI, Musni Umar melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia (UI) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia.
Pada masa pemerintahan SBY, Musni Umar dipilih menjadi anggota merangkap juru bicara Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia bersama Prof. Dr. Quraish Shihab, Des Alwi, Ali Alatas, Pudentia, dan Wahyuni Bahar dengan Ketua Jenderal TNI Purn Try Sutrisno.
Pada tahun 2015 diangkat menjadi wakil rektor bidang akademik Universitas Ibnu Chaldun.
Gebrakan yang dilakukan antara lain memberi beasiswa tamatan SLA sebanyak 200 orang dari kalangan tidak mampu yang bermukim di kawasan padat, kumuh dan miskin di Johar Baru Jakarta Pusat untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Ibnu Chaldun.
Aktivitas lain, melakukan penelitian dan menjadi narasumber di berbagai stasiun TV, serta menjadi pembicara di dalam dan luar negeri.
Anggota Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ini hampir setiap hari menulis artikel yang dipublikasikan di arahjaya.com, wawancara dengan media dan radio serta menganalisis masalah sosial yang dipublikasikan di Youtube.
Musni Umar telah menulis puluhan buku dan ratusan jurnal dan artikel. Tahun 2021 akan meluncurkan 6 buku yang sudah di edit (disunting).