Business is booming.

Cegah Radikalisme, 75 Khatib di Sumenep Jatim Dibina Densus 88

Merupakan yang kelima setelah di Kabupaten Pamekasan, Bangkalan, Palu, dan Poso.

Paham radikalisme sudah merambah media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya.

Untuk itu Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan pembinaan ke daerah.

Salah satunya kepada 75 khatib dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura.

“Para khatib menjadi sasaran pembinaan dalam berupaya mencegah penyebaran paham radikal,” kata Kanit Subdit Kontra Radikal Densus 88 Antiteror Mabes Polri AKBP Moh Dofir di lantai 2 ruang rapat Graha Arya Wiraraja, Pemkab Sumenep,  dikutip Senin (30/5/2022).

“Ini karena mereka memiliki peran sentral dalam menyampaikan pesan dan narasi agama yang damai, dan menyejukkan umat,” imbuhnya seperti dikutip web Divisi Humas Polri.

Sebanyak 75 khatib dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep mengikuti pembinaan hasil kerja sama antara Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan sejumlah organisasi keagamaan.

Menurut Dofir, pembinaan intoleransi dan pencegahan paham radikal penting dilakukan.

Pasalnya berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa apabila dibiarkan.

“Sikap intoleran timbul, akibat rendahnya pengetahuan keagamaan, cenderung tertutup dalam pergaulan, dan terlalu mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial, sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

“Sedangkan radikalisme merupakan paham yang dianut oleh seorang atau sekelompok yang menginginkan adanya perubahan di bidang sosial maupun di bidang politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan,” sambung Dofir.

Baca Juga:  Profil Ustad Abdul Somad, Dideportasi dari Singapura Padahal Hanya Mau Liburan

Lebih lanjut, Dofir menyebut penyebaran paham radikal mulai memanfaatkan banyak media.

Terutama media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan media sosial lainnya.

“Karena itu, pada kegiatan pembinaan kali ini, para katib kami beri pemahaman bagaimana bisa mewujudkan iklim yang menyejukkan melalui narasi pesan agama saat yang bersangkutan menyampaikan ceramah kepada umat,” kata Dofir.

“Karena itu, kami perlu bersinergi dengan semua pihak untuk menangkap paham radikal dan intoleran ini dengan cara bekerja sama dengan tokoh agama dan instansi terkait untuk menumbuhkan Islam yang damai dan cinta Tanah Air,” sambungnya.

Pembinaan dihadiri Ketua Aswaja Center PWNU Jatim KH Ma’ruf Khozin, mantan napiter Ustaz Mukhtar, dan mantan Bupati Sumenep KH A Busyro Karim serta Forkopimda Sumenep.

Adapun kegiatan ini merupakan yang kelima setelah di Kabupaten Pamekasan, Bangkalan, Palu, dan Poso.

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...