Dewan Pers Imbau Media Tak Beritakan Ramalan Soal Hilangnya Eril di Swiss
Dewan pers juga mengimbau mengedepankan jurnalisme empati dan tetap berpegang teguh terhadap Kode Etik Jurnalistik.

Eril nama panggilan Emmeril Kahn Mumtadz (23), putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, masih belum ditemukan hingga hari kelima pencarian di Swiss, Senin (30/5/2022).
Eril dinyatakan hilang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada hari Kamis (26/5/2022) pukul 11.24 waktu setempat.
Terhadap pencarian Eril, netizen terus berdoa agar mahasiswa ITB tersebut segera ditemukan.
Pada saat yang sama, Dewan Pers Sebagai meminta media tak memberitakan hilangnya Eril secara berlebihan.
Lembaga yang bertugas menjalankan pengawasan pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik, dan memastikan pers menjalankan tugas, peran dan fungsi dalam membuat berita yang bertanggung jawab serta berintegritas.
“Media dari berbagai platform seyogianya tidak membuat berita yang berkaitan dengan prediksi atau ramalan terkait sebuah peristiwa tragedi kemanusiaan.” Demikian salah satu pernyataan Dewan Pers seperti ditandatangani Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra.

Melalui press releasenya Kedutaan Besar Indonesia di Bern, Ridwan Kamil tampak mendengarkan serius penjelasan polisi atas upaya pencarian Eril.
Penjelasan dilakukan di atas sungai Aare dimana Eril dinyatakan hilang usai berenang.
Kedutaan Indonesia di Bern menulis bahwa tim yang dipimpin oleh Polisi Maritim Bern, Sabtu (28/5/2022) melanjutkan pencarian warga negara Indonesia yang hilang, Emmeril Kahn Mumtadz, panggilan Eril (23 tahun).
Pada hari ketiga ini, pencarian intensif dengan kapal dan drone dilakukan di beberapa lokasi kritis di sepanjang Aare, sementara penyelam dikerahkan di beberapa lokasi yang dapat diakses di sepanjang sungai.
Kapolsek Maritim Bern, Urs Kaser, dan Kapolres Thomas Mueller memberikan kabar terbaru terkait pencarian kepada orang tua Eril yakni Ridwan Kamil.
Hingga Sabtu sore, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Rara Dikecam
Sebelumnya Rara pawang hujan trending lagi. Kali ini tidak sedang mengendalikan hujan.
Pemilik nama lengkap, Rara Istiati Wulandari atau kerap disapa Mbak Rara trending karena mencoba meramalkan Eril, anak Ridwan Kamil yang tenggelam di sebuah sungai di Swiss.
Emmeril Mumtadz Khan atau Eril menjadi trending selama beberapa hari terakhir karena keberadaannya belum ditemukan.
Dalam ramalan dengan peralatan pawang hujannya, Rara mengaku terkoneksi dengan Eril.
Ia merasakan tangan anak Ridwan Kamil itu dingin.
“Saat terkoneksi dengan mas Eril terasa dingin Ada pesan khusus buat keluarga semoga saja tetap bahagia,” lanjutnya melalui akun instagram @rara_cahayatarotindigo
Jika saat mengendalikan hujan di Sirkuit Mandalika banyak memperoleh pujian, saat meramalkan Eril, Rara menuai kecaman.
“Yang waktu itu memuja-muja Mbak Rara, waktu & tempat dipersilakan.” Demikian @ernestprakasa dalam cuitan dengan membagikan video Mbak Rara.
“Rara dan orang-orang yg mengatakan Eril tidak tertolong, kalian adalah penghancur harapan sebenarnya. Opini kalian yg blm pasti menyakiti perasaan orang-orang yg masih berharap. Biarkan kita berharap dulu, kenyataannya bagaimana itu urusan Tuhan, nanti kita hadapi juga kok,” tulis @KenFauzy.
Lewat bacaan tarot, Mbak Rara menjelaskan, jika Eril akan ditemukan kurang lebih pukul 8.
“Mudah – mudahan saja bacaan tebaran tarot rara meleset ya aamin. Nantinya akan ditemukan sekitran 8 jam dari sekarang bisa juga jam 8 ditemukan,” jelasnya.
Himbauan Dewan Pers Terkait Hilangnya Eril, Putra Ridwan Kamil
1 Dalam beberapa hari ini, pers di tanah air dihebohkan dengan pemberitaan tentang hanyutnya putra sulung Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, yang terbawa arus di sungai AaRee, Swiss.
2 Dewan Pers memahami bahwa Pers bertugas mencari informasi, melakukan pemberitaan dengan baik dan benar sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik.
3 Namun demikian, Dewan Pers mengimbau kepada seluruh insan pers dan jajaran news room dari berbagai platform media di tanah air untuk bekerja sesuai dengan kode etik dan melakukan pemberitaan dengan penuh tanggung jawab dan berdampak positif bagi publik.
4 Selain itu juga, media dari berbagai platform seyogianya tidak membuat berita yang berkaitan dengan prediksi atau ramalan terkait sebuah peristiwa tragedi kemanusiaan.
5 Dalam hemat Dewan Pers, seyogianya lembaga pers lebih banyak menampilkan karya jurnalistik yang berdampak positif bagi kemanusian, sesuai kode etik dan tidak melakukan glorifikasi yang akan membuat setiap keluarga korban tragedi kemanusiaan tertekan dan merasa bersalah.
6 Dewan Pers juga mengajak kepada seluruh jajaran redaksi di seluruh platform media, untuk bersama-sama mengedepankan jurnalisme empati dan tentu, tetap berpegang teguh terhadap Kode Etik Jurnalistik.
Demikian imbauan ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.