Hastag Reformasi Polri Trending, Netizen Khawatir Profil Jabatan Polisi
Hastag Reformasi Polri trending di media sosial Twitter pada Rabu (27/7/222) pagi dengan memunculkan 6.081 ciutan (Tweets) beragam terkait profil polisi yang duduki beragam jabatan di pemerintahan.
Netizen menyampaikan sejumlah ciutan yang mengkhawatirkan atas keberadaan sosok polisi tersebut, maka itu mereka berharap perlunya Polri direformasi. Berikut ciutan mereka.
Seperti akun Twitter @cintah__ menulis, “Wow !!! Rupanya Polisi jadi anak emas di era pemerintahan Jokowi. Ketua KPK=polisi KaBIN=polisi Mendagri=polisi KaBulog=polisi Dirjen Imigrasi=polisi KaBNPT=polisi KaBNN=polisi Dir Pindad=polisi Ka Pramuka=polisi Katum PSSI=polisi #ReformasiPOLRI #ReformasiPOLRI”
Lalu akun Twitter @Wingky21439027 menulis, “Dirjen hubdat kmren baru di lantik juga dari polisi jendral bintang 2”
@cakratb menulis, “semua ada masanya, seperti dulu jaman orba, semua serba tentara, jaman jokowi serba polisi, pasca jokowi ga tahu serba siapa lagi, biasa lah tergantung siapa penguasanya, jadi ga usah heran, ntar klo junjunganmu jd penguasa, pasti kamu kalian kita yg dukung akan kebagian jabatan.”
@Candra_mahong menulis, “BAHAYA HARUS SEGERA DI REFORMASI POLISI”
@Mamansu28731505 menulis, “Memang harus ada perubahan total INSTITUSI PENEGAK HUKUM yg satu ini. Kepercayaan masyarakat sudah hilang atas penegakkan hukum yg selalu TAJAM ke bawah TUMPUL ke atas.”
@JuliaRahma3S menulis, “Kasus Brigadir J saja ” mbulet” padahal 3 perwira sdh dinonaktifkan, apalagi kasus lain yang jauh dari link pemerintahan dan jg ga berduit?
Pantas kasus KM50 ga selesai 2… Ini wajib REFORMASI TOTAL lembaga ini ..!”
@EsTeh__28 menulis, “Baju sudah di setting ajudan yang lain warna putih. Hanya Bharada E warna hitam Publik sdh tdk bisa dibodohi jaman begini Semua karena ketidak jujuran dari awal Kalo Polri mau dipercaya kembali, buktikan hingga tuntas, siapapun dalang dibalik drama semua ini”
@JalilBasyah menulis, “Demi anak bangsa dan kepercayaan masyarakat berlaku adillah apa adanya kata hukum,jk terbukti kriminal jgn ditutupi #ReformasiPOLRI #ReformasiPOLRI”
@Jibara09 menulis, “Kebalikan era orde baru
Ini lebih parah”
@Rezamorset1 menulis, “Kata teman saya wartawan metro..ya gantian dong,dulu TNI AD kesayangan pak harto..sekarang polisi kesayangan jokowi. Dulu senjata buatan barat, sekarang cina..gitu deh katanya.”
@Soffiyah06 menulis, “bukan rahasia lagi”
@BudAS21516940 menulis, “Dizaman orba ada institusi dwifungsi yg membuat pemerintahan nyaris seumur hidup,dizaman sekarang ada institusi multifungsi yg bisa bisa mengulang orde baru”
@TokokMbah menulis, “Utk reformasi dibutuhkan manusia yang telah selesai mengurus dirinya bertabiat baik punya tekad yg kuat cerdas pemberani punya asa utk memperbaiki. Pak Mahfud MD pak Erick Thohir pak Ahok pak Sandiaga Uno bisa dijadikan pilihan..”
@reishi_aja menulis, “Dulu reformasi TNI terjadi gara gara pejabat negara banyak dari TNI, dan kepolisian memisahkan diri dari TNI, sekarang cita cita TNI di teruskan oleh kepolisian…hehehe”
@Jajang96747259 menulis, “Makanya jgm heran klu polisi nangan kasus suka gak beres atu terlambat karna polisinya sibuk dg tugas di luar jadi poksiny dia gak ke urus”
@AbdulLead72 menulis, “Gak masalah siapapun mereka, yang penting dapat jabatannya benar, kerjanya bener dan di kasih tugas yang bener juga, bener buat tugas polisi dan bener buat rakyat dan negara, kalau bener hanya buat jaga kekuasaan ya wasalam, bubrah kabeh”
@RamdanHesal menulis, “pantesan banyak y daftar polisi,karna banyak lowongan lain d dalam nya..”
Komnas HAM periksa enam ajudan Irjen Ferdy Sambo
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI memeriksa enam ajudan atau aide de camp (ADC) Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Polisi Ferdy Sambo secara terpisah.
“Jadi tidak dalam satu ruangan yang sama. Ini penting agar kami mendapatkan kekayaan informasi yang dibutuhkan,” kata Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam seperti dikutip Antaranews.com di Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Dalam pemeriksaan tersebut, tim dari Komnas HAM mendalami sejumlah hal termasuk meminta enam ajudan yang diperiksa untuk menggambarkan posisi terkait peristiwa itu.
Pada awalnya, Komnas HAM mengagendakan tujuh ajudan Irjen Polisi Ferdy Sambo untuk diperiksa. Namun, satu orang di antaranya tidak memenuhi panggilan Komnas HAM dengan alasan yang belum diketahui.
“Kami juga belum ada pemberitahuan,” ujarnya.
Pemeriksaan terhadap para ajudan Irjen Polisi Ferdy Sambo berlangsung sekitar delapan jam yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB, dan berakhir menjelang salat Magrib.
Anam mengatakan secara umum semua ajudan mendapatkan pertanyaan yang sama, akan tetapi ada kekhususan pada masing-masing ajudan sebagai contoh Bharada E.
“Contoh Bharada E, itu kontribusinya apa dalam struktur peristiwa kami tanyakan. Berbeda dengan ajudan lainnya yang memiliki kontribusi lain dalam peristiwa itu,” jelasnya.
Artinya, spesifikasi pertanyaan tidak hanya ditujukan kepada Bharada E saja namun menyeluruh kepada setiap ajudan.
Kendati telah memeriksa enam ajudan Irjen Polisi Ferdy Sambo, Anam mengatakan lembaga HAM tersebut masih membutuhkan keterangan dari beberapa pihak lainnya. Baik itu ajudan, pengurus rumah tangga dan lain sebagainya.
Tujuannya, untuk memperkuat data, informasi maupun keterangan yang telah dikumpulkan oleh tim. Terkait jadwal pemeriksaan, hal itu masih diatur oleh Komnas HAM.