Business is booming.

Kapolri Trending, Netizen: Gak Usah Takut Pak, Berantas Mafia di Polri

Jenderal Listyo Sigit Prabowo blak-blakan kesulitan tangani kasus Ferdy Sambo

Tagar Kapolri trending di media sosial Twitter pada Kamis (8/9/2022), menyusul Jenderal Listyo Sigit Prabowo blak-blakan kesulitan tangani kasus Ferdy Sambo karena ada intimidasi hingga ancaman ke penyidik.

Sontak netizen gaduh menanggapi tagar Kapolri tersebut hingga tercatat 5.383 ciutan (Tweets) yang mereka sampaikan. Berikut beragam ciutan mereka.

Seperti pemilik akun Twitter @rido_trio menulis, “Agak lucu sih Penyidik kepolisian dapat intimidasi dan ancaman.. Kenapa gak di tindak aja sekalian yang ngancam??”

Lalu akun Twitter @SafiraKanza10 menulis, “Kumpulin semua bukti. Tuntut balik dengan pasal pengancaman. Sebarkan ke netizen. Eh beda cerita kalau ancamannya ‘bongkar aib’. Ntar habis semua yak polri wkwk”

@OmahWarungBuMi menulis, “Klo ngomong ngacau, tapi pass. BAHAYA BESAR…BISA JADI YANG ANCAM PEGANG REMOT, pecet langsung bubar”

@Arsil_Irham menulis, “Yang mengintimidasi lebih kuat posisi nya”

@rido_trio menulis, “Padahal penyidik dilindungi UNDANG-UNDANG lho. Bila penyidik memanfaatkan nya dengan benar , itu yang mengancam bisa juga di tahan”

@Arsil_Irham menulis, “Semua bisa terjadi di negeri ini. Hal yang secara logika ajaib pun bisa saja terjadi”

@andriandjaya_ menulis, “Lbh kuat krna sama2 suka bagi2”

@Nyi_Maheswari menulis, “Kuat mana sm kapolri?”

@Arsil_Irham menulis, “Lebih kuat dari Kapolri kayaknya. Tuh buktinya tau ada intimidasi tapi gak bisa apa apa. Cuma bisa curhat”

@Nyi_Maheswari menulis, “Secara kedudukan dan administrasi Kapolri paling kuat, diatasnya Kapolri ya Presiden… Kecuali 3/4 kepolisian pro sambo…itu beda lagi..kekuatan massa polisi namanya..”

@untungb27371702 menulis, “Bahasa nya menutupi sesuatu…bisa saja geng sambo punya kartu ceki.”

@Gibing0 menulis, “Pihak Kepolisian ngakunya terintimidasi, muncul pertanyaan oleh siapa dan bagaimana ?, Logikanya Polisi itu penegak hukum sebuah negara, yg bisa mengintimidasi polisi berarti negara itu sendiri atau bisa disebut pimpinan negara, benar apa benar?”

@Andrean67053940 menulis, “Bpk kapolri adalah Jendral bintang 4 ,kekuasaan tertinggi di polri pak,gak usah takut pak,berantas aja sekalian mapia2 itu,apalagi sudah melanggar hukum dengan mengancam2 segala,tindak aja pak sekalian gak usah takut..banyak yg mendukung bpk.”

@leamaya6 menulis, “gereeeddd ajah sekalian biar publik tau, dia dia dapat malu”

@S_Indah4 menulis, “𝗠𝗮𝘀𝗮𝗸 𝗽𝗼𝗹𝗶𝘀𝗶 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁”

@Barangbagus2504 menulis, “Polisi takut polisi??

@fiz_redy menulis, “Betul sekali bro isilop kan penegak hukum”

@AlfredGeary menulis, “Ancaman yg melibatkan keluarga penyeledik yg membuat penyelidik merasa was-was terhadap ancaman tersebut”

@Alanafirman_94 menulis, “Memang tidak ada institusi di negara ini yg benar2 putih, semuanya memiliki boroknya masing2. Tapi setidaknya TNI lebih baik, dan mungkin bisa dijadikamn solusi untuk menyelesaikan kasus yg rumit ini.”

@G336387 menulis, “Benang ruwet KKN di semua institusi para petinggi negri bukan hal mudah diselesaikan apalagi bercampur kepeentingan kemapanan kedudukan dan kursi kekuasaan, butuh keberanian pemimpin inovatif fisioner dan faham benang ruwet untuk kemajuan negara yang panglimanya Hukum!!”

@Kenko_mp menulis, “kata siapa? panglima sama kasad aja ga akur gara2 anak kasad ga diterima masuk akmil”

@tommy_shellby_ menulis, “NGAKAK, makan tuh mutilasi di papua, belum lagi jendral dudung sama jendral andika lagi musuhan kayak anak sd”

@TISUBASSA menulis, “belum terekspos aja, dan tidak ada yg berani buka, hahaha”

@arigmpt menulis, “TNI lebah gimana itu kasus mutilasi di Papua ksus di sragen”

@VictoryMedalli1 menulis, “Sama aj nder, cuma mereka 1 suara n taat sm jenderal2nya. Buktinya kasus korupsi mereka jg lg d tangani kejaksaan”

@Teman_Mikir menulis, “Yang memerintahkan pengusutan tuntas dan transparan dari mulai presiden, menkopolhukam, sampai kapolri tapi sambo cs masih bisa mengancam dan menakuti penyidik,..”

@SHOLIHIN_CL menulis, “Ngapain takut. Justru ketika d usut sesuai bisa jadi Hukum Mati tuh Si Sambo. Kalo udah d hukum mati mau ngapain dia…. Takutlah pada tuhanmu bro para penyidik. Takut sama sambo. Kalo tuhan udah mencabut nyawanya mau ngapain dia.?”

@jakapradipta menulis, “intinya, jika semuah orang mengandalkan pasal 1 yaitu KETUHANAN YG MAHE ESA, maka hendaklah mereka berjalan di jalan yg lurus. kecuali di depan itu simpang 3 kudu mengkol. itupun harus milih lagi, belok kanan apa kiri”

@pengepuloknum menulis, “Saya kira bukan karena pak Kapolri dan para penyidiknya yg ga berani, tapi jangan lupa tentu ada orang-orang tertentu dibelakang para tersangka yg mungkin pejabat tinggi atau bekas petinggi kepolisian. Sekiranya bisa kerjasama dengan TNI maka hasilnya akan lebih terbuka”

@yukar76 menulis, “Yo moso sekelas Kapolri Ndak bisa menangani orang dalam yg mengintimidasi dan mengancam…tinggal cari, tangkep…beres…apa susahnya..atauu….hmmmmm…”

@rizal_1966 menulis, “Insya Allah masyarakat dibekakang anda kalau kasus FS dibuka dengan terang benderang sesuai ketentuan hukum. “

@plibaspetaca menulis, “kalau takut ya mundur aja, biar nanti dicarikan yang lebih berani..”

@kumis800375675 menulis, “ada ribuan anggota Polri yg pintar, baik dan jujur. Yang model ABS, model cari duit sebaiknya diberhentikan, Negara & Rakyat butuh pengamanan dan pengayoman. Rakyat merindukan perlindungan dikala ada kriminal, bukan malah di jadikan korban, smoga Polri kembali dimata rakyat”

@Bank_Joee_ menulis, “Sebuah Institusi Penegak Hukum sebesar ini aja di Ancam …”

@aj_gitu menulis, “serahin aja ma polisi militer ya”

@bambangASuryo menulis, “Lha fungsi kapolri apaan masak kalah ama anak buah”

@riyan_0211 menulis, “Apa pak kapolri yang terhormat enggak bisa intervensi balik dan memberikan perlindungan bagi penyidik dan semua yang bersangkutan dengan kasus ini, masak bintang 4 kalah kama bintang 2, enggak tau kalau ada perang kepentingan disini”

@RidNgemil menulis, “Maaf pak @ListyoSigitP, yg kita pengen denger tuh kyk gini : “Meskipun banyak yg intimidasi hingga ancaman ke penyidik, sbg yg tertinggi di polri dan juga jendral polisi, saya jamin oknum2 itu meskipun pangkat mrk jendral polisi juga akan saya hajar habis semua! Itu aslik kereen!”

@Iwanaki2 menulis, “Beneran ini statement Kapolri?ketakutan,kesulitan ngalahin kebenaran yg harusnya di ungkap.gimana sebenarnya isi sumpah jabatan dulu pak?gak berani babat sampah” di institusi anda berikut orang² di belakangnya,tapi rakyat suruh percaya kinerja anda²!
#negeringeri”

@pasadenasl menuli, “Masak polisi tidak bisa tangkap yang mengancan ?, jangan alasan!”

Kapolri Blak-blakan Kesulitan Tangani Kasus Ferdy Sambo

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo blak-blakan berbicara soal penanganan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga:  Daftar Alumni Akmil 1991 Sandang Pangkat Bintang di Pundak, Jenderal Agus Subiyanto No Urut 58

Kapolri mengungkapkan pihaknya menemui kesulitan karena awalnya Ferdy Sambo membangun skenario bahwa peristiwa tewasnya Brigadir J disebabkan karena baku tembak.

Skenario tersebut kemudian dibangun dan disampaikan kepada banyak pihak termasuk publik, bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit sendiri.

“Awalnya agak sulit karena saudara FS menceritakan peristiwa skenario yang terjadi di Duren Tiga itu kan peristiwa tembak-menembak,” kata Kapolri dikutip dari wawancaranya dengan wartawan senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo pada Rabu malam (7/9/2022) dalam Program Satu Meja The Forum di Kompas TV .

Namun belakangan, kata Kapolri, muncul banyak kejanggalan terkait peristiwa yang diklaim Ferdy Sambo sebagai tembak menembak.

Kejanggalan itu termasuk adanya larangan yang disampaikan pihak keluarga korban di Jambi bahwa jenazah Brigadir J dilarang dimakamkan secara kedinasan.

Lantas, karena kasusnya semakin membesar, Listyo Sigit memutuskan untuk membentuk tim khusus atau Timsus yang di dalamnya melibatkan Wakapolri, Irwasum, Kabareskrim, hingga beberapa tim yang memiliki integritas.

Listyo Sigit pun menuturkan dalam perjalanannya, Timsus Polri yang dibentuk untuk mengusut kasus Ferdy Sambo tidak bisa bekerja dengan baik.

Penyebabnya, kata dia, penyidik mendapati adanya upaya menghalang-halangi, intimidasi bahkan membuat cerita-cerita di luar yang dilakukan.

Menurut Listyo, hal tersebut dilakukan untuk memperkuat skenario yang dibangun Ferdy Sambo kepada banyak orang yang dianggap memiliki pengaruh.

“Kami mendapatkan informasi-informasi bahwa ada kesulitan dari Timsus pada saat itu. Kemudian saya dalami, dan ternyata memang benar,” ujarnya.

“Saya mendapatkan informasi ada upaya menghalang-halangi, mengintimidasi, bahkan membuat cerita-cerita untuk memperkuat skenario yang bersangkutan (Ferdy Sambo).”

Karena adanya imtimidasi hingga ancaman, lanjut Kapolri, penyidik Polri yang menangani kasus pembunuhan brigadir j sempat takut.

Mereka diancam jika mengusut kasus pembunuhan Brigadir J, maka akan berhadapan langsung dengan Ferdy Sambo.

Baca Juga:  BPJS Trending, Netizen: Sehat Itu Amat Mahal Harganya

“Kami lihat penyidik saat itu sempat takut karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan,” ujar Listyo.

Karena sebab itulah, Kapolri memutuskan untuk menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri. Belakangan, Ferdy Sambo dimutasi menjadi Pati Yanma Polri.

“Sehingga kami putuskan untuk menonaktifkan Ferdy Sambo,” ujar Listyo Sigit.

“Dari situ kami putuskan 25 orang pada saat itu, termasuk yang bersangkutan untuk kami mutasi demosi dan kami ganti dengan pejabat yang baru.”

Setelah Ferdy Sambo dan 24 polisi lainnya dimutasi, proses penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir J berjalan lancar dan mulai terungkap fakta yang sebenarnya.

Termasuk adanya kejanggalan-kejanggalan dalam kasus tersebut sudah mulai bisa dijawab. Salah satu kejanggalan yang terjawab adalah soal temuan balistik di lokasi kejadian.

“Pada saat itu kami mulai masalah perkenaan atau pun temuan balistik di TKP yang berbeda dengan apa yang dia sampaikan,” ujar Listyo Sigit.

“Dalam perjalanannya, memang butuh waktu.”

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...