Business is booming.

Ebola Trending, Sudah 21 Orang Meninggal di Uganda

21 orang warga negara Uganda meninggal dunia karena terserang virus Ebola

Tagar Ebola trending di media sosial Twitter pada Kamis (29/9/2022), menyusul 21 orang warga negara Uganda meninggal dunia karena terserang wabah demam berdarah yang mematikan itu.

Presiden Uganda Yoweri Museveni pada Rabu (28/9/2022) waktu setempat menyampaikan lima orang meninggal karena Ebola dan 19 kematian lainnya mungkin terkait serangan virus tersebut.

Virus Ebola adalah virus yang asal muasalnya berasal dari benua Afrika. Sampai sekarang belum ada kasus ebola yang terdeteksi di Indonesia.

Netizen pun gaduh menanggapi tagar Ebola yang trending tersebut hingga tercatat 9.335 ciutan (Tweets) yang mereka sampaikan. Berikut beragam ciutan mereka.

Seperti pemilik akun Twitter @Ron_251253054 menulis, “Oh tidak. Bukan Ebola lagi. PBB perlu bertindak cepat jika mereka belum melakukannya.”

Lalu akun Twitter @raybrown007 menulis, “Oh menakutkan.”

@bbcworldservice menulis, “Sekitar enam dari petugas kesehatan yang terpapar … benar-benar sakit kritis.” Ada kemarahan yang meningkat di kalangan petugas kesehatan di Uganda saat Ebola menginfeksi rekan-rekan mereka”

@Rustybe96849965 menulis, “6 katamu…menarik simbolisme akan menjadi kejatuhan Anda”

@Mutesijanet7 menulis, “Dengan mewabahnya Ebola, perhatikan baik-baik tanda dan gejala berikut ini.”

@AgabaClintonDan menulis, “Ketegangan Ebola di Sudan adalah salah satu dari enam korban yang terserang Ebola. Sejak pertama kali dilaporkan, telah terjadi enam kali wabah jenis ini. Dua di Sudan dan empat di Uganda.”

@MarketWatch menulis, ““Ketika dunia terlihat lebih kuat dari pandemi COVID-19, jelas bahwa kita harus lebih siap ke depan, sesuatu yang disorot oleh wabah cacar monyet, Ebola, dan polio baru-baru ini,” kata kepala HHS dan WHO dalam sebuah pernyataan.”

@NyenyeriL menulis, “”Virus Ebola tidak akan menginfeksi Anda sampai masuk ke tubuh melalui bagian yang lunak. Sangat mudah untuk melawan musuh ini. Itu sebabnya kami memutuskan bahwa kami tidak akan melakukan penguncian. Kami hanya perlu mengurus beberapa hal. “- Presiden Museveni

@AT_Bajaber menulis, “Sepertinya kita tidak menganggap serius wabah Ebola ini. Ebola tidak memiliki vaksin, dan tingkat kematian kasus bervariasi dari 25% hingga 90%. Lebih parah covid. Orang bertanya-tanya langkah apa yang diambil pemerintah kita untuk melindungi masyarakat?”

@MugenyiHenry_ menulis, “EBOLA UPDATE: Hingga pagi ini, kasus Ebola telah meningkat. 6 orang dipastikan meninggal dari fasilitas kesehatan dan 31 orang dipastikan mengidap penyakit tersebut.”

@nbstv melaporkan, “Pemerintah memiliki kapasitas untuk mengendalikan virus Ebola ini seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, jadi tidak perlu panik dan penutupan sekolah, pasar, dan pembatasan pergerakan yang tidak perlu untuk saat ini, kata Presiden Museveni.

@DorcasMilcah menulis, “Tapi ini bukan hanya tentang Daily Monitor yang mengeluh angka pasti korban Ebola, banyak dari kita bahkan selama covid pemerintah tidak mempublikasikan jumlah pasti kematiannya. Jadi tolong jika berbicara yang sebenarnya maka berikan angka pastinya tidak peduli berapa banyak sakit atau biayanya.”

@SuperMuchwezi menulis, “Kesombongan dan kebanggaan mrn museven akan membuatnya membayar mahal suatu hari nanti, jika bukan anak dan keluarganya yang akan membayarnya”

@RShylok menulis, “setiap tahun uganda mendapat kasus ebola dan kasus kolera, ini hanya terjadi antara pertengahan september sampai awal oktober, sejak saya kecil·”

Lima Meninggal karena Ebola, 19 Lainnya Kemungkinan Sama

Lima orang meninggal karena Ebola di Uganda dan 19 kematian lainnya kemungkinan terkait dengan penyakit tersebut, kata Presiden Yoweri Museveni pada Rabu (28/9) waktu setempat.

Baca Juga:  Profil Brigjen (Mar) Wahyudi, AAL 1999, Danlantamal VI Makassar

Menurut presiden, tidak akan ada instruksi untuk penguncian wilayah sebab Ebola lebih mudah ditangani ketimbang dengan COVID-19.

Wabah demam berdarah yang mematikan itu diumumkan Sudan pekan lalu sehingga menimbulkan kekhawatiran krisis kesehatan utama di negara berpenduduk 45 juta orang itu.

Belum ada vaksin untuk Ebola galur Sudan yang menjadi penyebab kasus infeksi terbaru di Uganda.

Dalam pidato di televisi seperti dikutip Antaranews.com, Museveni mengatakan bahwa selain lima kematian yang terkonfirmasi itu, sebanyak 19 kematian lain sepertinya berhubungan dengan Ebola lantaran penderitanya mengalami gejala serupa.

Akan tetapi, tidak ada pengambilan sampel dari mereka untuk mengonfirmasi hal itu sebelum kematian, menurut presiden.

Sebanyak 19 kasus lainnya juga terkonfirmasi Ebola, di antaranya menimpa empat dokter, satu ahli anastesi dan satu mahasiswa kedokteran, kata dia.

“Cuci tangan dengan air dan sabun atau gunakan cairan pembersih beralkohol. Hindari kontak dengan cairan tubuh dari siapa pun,” kata Museveni.

Dia menambahkan bahwa wabah Ebola lebih mudah diatasi ketimbang virus corona yang ditularkan melalui udara.

Ebola lebih cepat menular melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Penyakit menular itu memiliki gejala seperti lelah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare dan ruam di kulit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tingkat penularan Ebola galur Sudan kecil dan tingkat kematiannya lebih rendah pada wabah sebelumnya dibanding Ebola galur Zaire, yang telah menyebabkan hampir 2.300 orang meninggal selama epidemi 2018-2020 di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.

Infeksi terbaru ditemukan di distrik Mubende di Uganda tengah, yang berjarak sekitar 140 km sebelah barat ibu kota Kampala, dan telah menyebar ke dua distrik lainnya.

Baca Juga:  Indonesian Idol Tinggal Tiga Orang, Paul Tereliminasi, Salma Diprediksi Juara

“Pemerintah memiliki kapasitas untuk mengendalikan wabah ini seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu tidak perlu merasa cemas, panik, dan tidak perlu penerapan pembatasan mobilitas atau penutupan ruang publik,” kata presiden.

 

Orang Lain Juga Baca
Komentar
Loading...