Faisal Basri Trending, Ini Profil Ekonom yang Sebut Jokowi Rugikan Negara
ekonom UI ini menyoroti kebijakan Presiden Jokowi yang membebaskan bayar pajak selama 30 tahun
Tagar Faisal Basri trending di media sosial Twitter pada Minggu (23/10/20220, menyusul ekonom UI ini menyoroti kebijakan Presiden Jokowi yang membebaskan bayar pajak selama 30 tahun kepada perusahaan China.
Sontak netizen gaduh menanggapi tagar Faisal Basri hingga tercatat 1.670 ciutan mereka sampaikan. Berikut beragam ciutan mereka.
Seperti pemilik akun Twitter @MhdHida70558206 menulis, “Kebijakan ini akan berdampak pada generasi yg akan datang. Tetapi kekuasaan itu pasti akan ada akhirnya. Ketika kekuasaan berakhir, Disinilah penguasa akan bisa paham, siapa yng sebenarnya lawan atau kawan.
Seharusnya ini sudah dipahami penguasa. 🤐”
Jangan Lewatkan
Lalu akun Twitter @TarunaAdjie1 menulis, “Bukan lagi kebijakan TOLOL, tapi Kebijakan Jokowi tsb memang “BOTOL–BODOH DAN TOLOL ” ! Anak negerinya di peras, pihak Cina nya dibikin kenyang!”
@Hudakeyy menulis, “Rakyat jadi sapi perah demi Ambisi
@jokowi semua kebijakan sangat merugikan rakyat! Selama Pemerintahan jokowi kegaduhan tdk pernah Usai.. bahkan Ada lagi kegaduhan Baru SEMBRONO Padahal sudah jelas” yg SEMBRONO itu @jokowi Partai Wong licik!”
@Yahyaridwan4 menulis, “Yg gw aneh bro..! Gada satupun dr dewan yg brani berkoar ato nntang langkah kebijakan s’dongo ni dah ky kerbau yg d’pansung idung’a.. L’natullah ni makhluk”
@yedi_kurniahadi menulis, “Export gas tangguh Papua ke China gosipnya harganya dibawah harga pasaran.”
@bejat90 menulis, “Tapi sayangnya dipilih jadi presiden 2 periode, disitulah titik utama permasalahan bangsa ini”
@ajimuhammadsult menulis, “Parah harganya 80 dolar dijual 34 dolar sudah gitu pajaknya bebas selama 30 tahun untuk china…sama seperti emak banteng waktu berkuasa gas dari Aceh dijual murah ke China dengan kontrak jangka waktu yg panjang.
Dua2 nya bikin bangkrut Indonesia.”
@supratmanareaky menulis, “Orang2 dari partai itu memang menghancurkan negara. Mereka tukang gadai aset negara… Semoga 2024 besok dan seterusnya masyarakat luas melek dan tidak mau lagi memilih partai itu…”
@encesutisna menulis, “Cina dikasih lahan usaha, keuntungannya buat Cina, dibebaskan pajak sampe 30 tahun. Lha kita dapat apa?”
@khasdani menulis, “Ngutangnya sama cina
Buat bayar utang dari pajak..
Pajaknya yg gede di gratisin..
Padahal yg gede itu modalnya cina ..
Enak bgt ya??”
@BarisanOpOsisi menulis, “Bisa dibayangkan kalau rezim ini berkuasa lagi??? Enough is enough…*tp tergantung nanti pilpres nya jurdil apa gak🤦🤦”
@Mrgp_crypto menulis, “Kok bs yak kebijakanya malah menyenangkan pihak asing, tp rakyat yg dikejar2 pajak. Harusnya klo pihak asing mau investasi ya hrs taat aturan termasuk pajak, inikan penerimaan pajak yg besar kok malah digratisin. Pantes ekonomi seret.”
@zulfadli777 menulis, “Itulah presiden yg di pilih dengan SEMBRONO… akhirnya HANCUR NEGARA INI”
@yudaptwit20 menulis, “Memaksakan kebijakan yg tidak memikirkan masa depan anak bangsa, ini benar2 kebijakan yg diluar akal sehat.”
@HambaUbaidillah menulis, “Bebaskan pajak slama 30Tahun sangat sembrono sekali 😤”
@YudiSet16452924 menulis, “Saya sepakat dengan Bung Faisal Basri Kebijakan jokowi membahayakan negara, lebih baik rezim ini segera dibubarkan.”
@Ichal_KD644 menulis, “Bang gimana caranya jadi buzzer?”
@ArmiSatria8 menulis, “😆😆 nggak perlu jadi buzerrp,ni saya ajari kerja keras,keluar keringat insyaallah hidup juga berkecukupan, nggak perlu juga gelar berderet..”
@Babab77391960 menulis, “Dari latar pendidikan nya saja.. Jelas lebih tinggi.. Doktor.. Yang satu ijazah S1 pun digigat orang.. Dan nambah lagi satu orang pake nanya..”
@ArmiSatria8 menulis, “Gelar berderet memangnya jaminan dalam politik atau kekuasaan..? Klu pengamat bolehlah..”
@Sirqieee menulis, “Kalau jokowi nya aja tolol apalagi yg ini 😂👍”
@s4yu71 menulis, “Sy yakin lebih baik, krn hitung2nya akurat”
@karaeng_lipank menulis, “Gak mungkin dibebasin dongo ekonom dgn pengusaha itu beda hitungannya ..LOL 🤪”
@ArmiSatria8 menulis, “Makanya teori itu tak semudah dg praktek nya…LOL..”
@Jujurlambeku menulis, “Ngaku saya Indonesia…tapi gak paham kalau Indonesianya dalam penjajahan ekonomi asing….ngisin isini”
@Lalungse___ menulis, “Apalagi situ ya lbih parah mungkin 🤣”
@Yahyaridwan4 menulis, “He’s better than Jokowi, I gest..”
@KristionoPramo1 menulis, “Bisa lebih baik.”
Profil Faisal Basri
Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Wikipedia menulis, Faisal Basri ikut menjadi salah satu pendiri Mara dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.
Faisal Basri adalah alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Ia adalah salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.
Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Karirnya sebagai akademisi dimulai dari Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang).
Faisal Basri juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).
Ia juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998), Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003), Pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).
Sementara di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000). Ia juga memiliki website pribadi yang memuat tulisan-tulisan dari pemikirannya.
Jokowi Bebaskan Pajak 30 Tahun untuk Cina, Faisal Basri: Tolol Itu Namanya!
Ekonom senior, Faisal Basri menyebut Presiden Jokowi paling banyak merugikan negara. Hal itu disampaikan Faisal pada agenda diskusi ASA, Jumat (21/10/2022).
Faisal menceritakan, dirinya pernah diundang Kejaksaan menjadi saksi ahli. Terkait kasus minyak goreng. Orang di Kejaksaan mengatakan, kasus tersebut merugikan keuangan negara.
Hal itu ditepis Faisal. Sebab, menurutnya Presiden Jokowi yang paling merugikan keuangan negara. Atas pernyataan itu, Faisal batal jadi saksi ahli.
“Yang paling banyak merugikan keuangan negara itu Pak Jokowi,” tegas Faisal Basri dikutip fajar.co.id.
Menurut Faisal, Presiden itu harus terukur. Kelembagaannya diatur, dicek terlebih dahulu oleh Bappenas. Sebagaimana gunanya Bappenas itu menjadi tangan kanan Presiden.
“Karena Bappenas kan lintas sektoral, lintas kementerian, lintas daerah. Sebelum Pak Jokowi memutuskan, yah Bappenas, tangan kanannya itu. Yang ngerjain kan dia semua. Kereta cepat lewat Bappenas, IKN juga Bappenas ditugaskan,” tambahnya.
Atas hal itu, Faisal meminta Presiden Jokowi tidak boleh asal bicara. Sebab, Faisal beranggapan Jokowi bukan hanya bapak rumah tangga dari istri dan anak-anaknya. “Ini rumah tangga 270 juta orang,” lanjutnya.
Bangka Belitung menjadi korban kebijakan Presiden Jokowi. “Ingat itu, nasib rakyat Bangka Belitung itu kayak gimana larangannya? Nikel dilarang. Biji nikel yang dilarang,” bebernya.
Lebih jauh Faisal menuturkan, sekitar 95 persen biji nikel sebetulnya dipakai untuk perusahaan Cina. “Dikasih harga. Harganya di Shang Hai 80 Dollar. Pemerintah resmi menetapkan buat Cina-Cina itu 34 Dolar. 95 persen produknya, diekspor ke Cina. Bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol itu namanya,” pungkasnya.