Fomo Trending, Dikaitkan dengan Penonton Blackpink Hingga Perdebatan Gaya Hidup yang Mengkhawatirkan
Fomo singkatan dari Fear of Missing Out atau takut tertinggal

Fomo trending. Ada yang dikaitkan dengan konser Blackpink hingga konser-konser lainnya yang lagi booming di dunia termasuk Indonesia.
Fomo singkatan dari Fear of Missing Out atau takut tertinggal .
Nah, dalam konser blackpink ternyata banyak penonton yang sebenarnya bukan fans blackpink namun tetap nonton karena takut ketinggalan informasi.
Ada pula orang yang maunya nonton semua konser karena ikut-ikutan.
“Haters bilang yang nonton konser blackpink fomo semua, gtw fanchant, lirik lagu dan cuma datang doang. Kalian harus liat mbak ini karena dia ngerekam sambil baca liriknya. Cr: story teman ig,” tulis akun @roseareposie_ seraya membagikan penonton blackpink rekam konser seraya membuka lirik lagunya di dua hp.
“klo yg kebanyakan nonton konser bp itu orang fomo emang bisa ya bikin crowd sekenceng ini?,” kata @jjenniekimbap dengan video kemegahan konser Blackpink.
@chickenstarbak Replying to @tanyarlfes yang nonton fomo semua anjir males bgt
yang nonton fomo semua anjir males bgt
— mada (@chickenstarbak) March 12, 2023
Yang menarik adalah cuitan @nerdygeek_ yang bermula menanggapi thread @ryanffebrianto.
Ryan menulis: Late capitalism ini melelahkan, ya. Dikit-dikit kepengen nonton konser (sekarang hampir tiap bulan ada konser), pengennya makan enak terus, ada aja yg perlu dibeli. Kayaknya kalau ga bs ikutin standar lifestyle kebanyakan, bakal ngerasa left-out dan kesepian
Komentar @nerdygeek_: Mas, itu namanya bukan Late Capitalism. Tapi dirimu kena Fear of Missing Out alias FOMO.
Lalu terjadi perdebatan antara akun @nerdygeek_dan @lucaxyzz
@lucaxyzz Replying to @nerdygeek_: Dia (@ryanffebrianto) ada benarnya. Lebih tepatnya adalah perilaku konsumtif sehingga standar livingnya naik dan susah untuk turun
@nerdygeek_ Replying to @lucaxyzz: Kalo pake epistemologi Marxism, jelas. Cuman istilah “late capitalism” sendiri jarang digunakan para penstudi sosial (khususnya di Indonesia) karena tidak ada perbedaan signifikan dari akarnya. Kecuali kalo mendefinisikannya sebagai bagian dr Neoliberalism mungkin lebih tepat.
@lucaxyzz Replying to @nerdygeek_: Sepakat.. tapi bukan FOMO. Pure gaya hidupnya saja yg susah balik krn pemasukannya juga ngikutin. Dibentuk oleh dirinya sendiri, didukung dgn neoliberalisme oke.. tidak ada intervensi apapun, malah didukung karena menggerakkan ekonomi dan faktanya di lapangan begitu. Win-win… Show more
@nerdygeek_ Replying to @lucaxyzz: Betul mas, kuncinya di kontrol diri. Kalo makin boros sampe ngutang demi ngikutin lifestyle ya itumah salah elunya bkn salah kapitalismenya wkwkwk
@lucaxyzz Replying to @nerdygeek_: Kita gatau lingkungan dia segimana. Seberapa besar mereka ini ingin exist. Bersyukur lah yang memiliki lingkungan suportif dan produktif. Yah manfaatin aja manusia seperti mereka buat wealth transfer
Tentang Istilah Fomo
Fomo berasal dari singkatan Fear of Missing Out yang memiliki arti takut tertinggal.
Yang dimaksud adalah timbul presepsi bahwa orang lain bersenang-senang, bahagia menjalani kehidupan yang lebih baik daripada diri sendiri.
Berita mengenai istilah Fomo ini tengah viral di media sosial.
Kerap dikaitkan dengan kehidupan atau gaya hidup anak-anak ibu kota dalam hal ini menonton konser musik.
Efek Fomo rentan dirasakan oleh kalangan remaja.
Hal itu bisa menimbulkan perbandingan dan ketakutan yang kuat akan ketertinggalan dengan orang lain.
Fomo ini pertama kali muncul di tahun 2004, dan baru digunakan secara luas di tahun 2010.
Bahkan, istilah Fomo sudah masuk ke kamus Oxford di tahun 2013.
Ada cara untuk mengatasi emosi Fomo yakni fokus terhadap kelebihan dan perkembangan diri, berteman dengan orang-orang positif, dan berdamai dengan keadaan.