Profil Kaesang Pangarep dan Faldo Maldini, Ketua Umum dan Politisi PSI
“Saya kenal Kaesang, Prof. Saya tahu seberapa brilian kawan itu. Soal kompetensi, dia jauh diatas kita, Prof.” tulis Faldo Maldini
Faldo Maldini ikutan trending terkait terpilihnya Kaesang Pangarep yang Ketua Umum baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bagaimana bisa? Faldo yang pernah menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) juga seorang politisi UI.
Tentang Kesang Pangarep, ternyata ia tidak iri, bahkan memujinya.
Paldo juga menganggap dirinya dibawah level Kaesang, meski selama ini, Kaesang dikenal publik tak pernah terjun ke politik.
Hal itu terbaca ketika ia menanggapi cuitan seorang intelektul bernama Joseph Pickard Phd.
Melalun akun X-nya @sociotalker ia membagikan berita Kompas berjudul Kaesang Pangarep Resmi Jadi Ketua Umum PSI.
Nah, komentarnya: pdahal yg lbh kompeten jd ketum itu @FaldoMaldini tapi apa bolbut…. basis psi bukan meritokrasi tapi poldinasti.
Lalu @FaldoMaldini menanggapi. “Saya kenal Kaesang, Prof. Saya tahu seberapa brilian kawan itu. Soal kompetensi, dia jauh diatas kita, Prof.” tulisnya.
Sikap merendah Paldo itulah yang memperoleh tanggapan tinggi netizen.
Sebelumnya saat Kaesang gabung PSI, Faldo telah membagikan foto-foto Kaesang dan foto dirinya dengan Kaesang.
Here we go pic.twitter.com/zFYEKbId47
— Faldo Maldini (@FaldoMaldini) September 23, 2023
Tanggapan serupa soal Kaesang Pangarep juga dibagikan Iwan Fals.
Sambil membagikan foto Kaesang berlatar bendera Merah Putih, @iwanfals menulis.
Wuiiih luar biasa, baru masuk sudah jadi Ketum PSI…
Profil Kaesang Pangarep
Kaesang Pangarep lahir 25 Desember 1994 (28 tahun). Ia adalah seorang pengusaha makanan Indonesia dan Youtuber.
Kaesang merupakan putra bungsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Ibu Negara Iriana.
Ia memulai pendidikan dasar di SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul, Laweyan, Solo, seperti juga kakak-kakaknya.
Kemudian ia melanjutkan SMA di Singapura, Anglo-Chinese School International dengan program studi International Baccalaureat.
Setelahnya ia berkuliah di Singapore University of Social Sciences.
Ia memulai karier sebagai narablog yang kemudian mendapat sorotan karena merupakan seorang anak calon presiden.
Blognya menuai kontroversi karena menuliskan pengalaman tak sengaja makan babi di Singapura, yang kemudian mendapat perhatian karena panasnya keadaan Pemilihan Presiden 2014 dan menyatakan rasa daging babi lebih enak dari kambing.
Kontroversi selanjutnya adalah saat ia menertawakan orangtuanya sendiri yang senang memelihara kodok, sehingga memunculkan panggilan kecebong untuk simpatisan Jokowi.
Penampilannya dalam bentuk video dimulai dengan adu panco dengan Jokowi.
Videonya banyak disukai dan akhirnya menciptakan kontroversi baru saat mengomentari akhir Pilkada DKI 2017 yang berakibat banyaknya demonstrasi dan pawai obor untuk mendesak dipenjarakannya Ahok.
Ia memanggil mereka dengan sebutan “ndeso”, yang berbuah tuntutan dari warganet lain.
Ia kemudian ikut memainkan peran sopir taksi dalam film Cek Toko Sebelah yang dibintangi Ernest Prakasa.
Pada Senin (25/9/2023) secara mengejutkan, Kaesang terpilih menjadi Ketua Umum PSI.
Dan publik menduga, pemilihan Kaesang Pangarep karena faktor ayahnya yang merupakan Presiden RI, Joko Widodo.
Profil Faldo Maldini
Faldo Maldini, S.Si., M.Res.M.I.P.[2] lahir 9 Juli 1990 (33 tahun).
Ia adalah pengusaha dan politikus Indonesia dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Saat ini, ia merupakan staf khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di bidang komunikasi dan media.
Ia pernah menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI).
Sewaktu kampanye pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, ia merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Ia pernah maju sebagai calon anggota DPR-RI pada 2019 serta bakal calon Gubernur Sumatra Barat dan Bupati Pesisir Selatan pada 2020.
Faldo Maldini lahir di Balimbiang, Kuranji, Padang, Sumatra Barat dan bersuku Minangkabau.
Ayah Faldo bekerja sebagai pedagang, sementara ibunya bekerja di bidang swasta.
Ia menempuh pendidikan di SD Adabiah Padang tahun 1996-2002, SMP Negeri 1 Padang tahun 2002-2005, dan SMA Negeri 3 Padang tahun 2005–2008.
Saat masih duduk di bangku sekolah, ia tidak aktif berorganisasi.
Setamat SMA, Faldo masuk ke Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI pada tahun 2008.
Di kampus, ia mengenal gerakan tarbiyah dan menjadi kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Ia mulai aktif berorganisasi dan pernah menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Departemen Fisika UI tahun 2010, Ketua BEM FMIPA UI tahun 2011, hingga Ketua BEM Universitas Indonesia tahun 2012.
Di bidang akademik, ia menerima Beasiswa Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri dan Goodwill International Scholarship.
Pada 2011, ia meraih juara 3 pada kompetisi Mahasiswa Berprestasi.
Pada 2013, ia menyelesaikan studi S-1 dan meraih gelar Sarjana Sains (S.Si.).
Faldo melanjutkan pendidikan pasca-sarjana di Imperial College London.
Pada pemilihan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) United Kingdom (UK) 2013, Faldo ikut dalam kontestasi bersaing dengan Ray Zulham Farras Nugraha, anak Zulkifli Hasan, politikus PAN dan Menteri Kehutanan RI.
Faldo terpilih sebagai Ketua PPI UK periode 2013-2014
Ia sebelumnya dikenal aktif menentang penertiban lapak pedagang-pedagang liar di sekitar Stasiun KRL ruas Depok-Pasar Minggu pada tahun 2012.
Aksi penentangan penggusuran tersebut dilakukan dengan meletakkan batang kayu besar di tengah rel kereta lin Bogor.
Selesai studi pascasarjana dari Inggris pada 2014, Ray bersama Faldo merintis Langgar Group, perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa, dan ekonomi kreatif.
Ray diangkat sebagai direktur utama, sedangkan Faldo menjabat manajer pengelola.
Perusahaan ini mengembangkan bisnis industri pengolahan seperti bahan kimia dan perlengkapan rumah tangga.
Saat ini, Langgam Group setidaknya memiliki 14 anak perusahaan dengan lebih dari 500 karyawan.
Pada 2015, Faldo bekerja sebagai anggota Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko PT Garuda Indonesia, di bawah Dewan Komisaris Garuda Indonesia.
Ia bertugas memberi masukan pengembangan bisnis perusahaan dan memetakan segala risiko bisnis yang muncul.
Setelah menyelesaikan studi sarjana di UI pada 2013, Faldo berencana bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tetapi urung.
Ia merasa PKS tidak memberinya “tempat” dan melihat peluang ada di Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam wawancara dengan BBC Indonesia, ia mengaku mendapat tawaran bergabung dengan PAN dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan melalui Ray.
Faldo diberi jabatan sebagai kepala departemen dalam struktur kepengurusan PAN.
Pada 2017, dalam waktu relatif singkat, Faldo menduduki jabatan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PAN.
Dalam posisi itu, ia bertanggung jawab berkoordinasi dengan DPW dan DPC di daerah, membangun sistem pengkaderan yang sistematis, hingga mengupayakan Zulkifli Hasan untuk ikut dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Dalam ajang pemilihan umum legislatif 2019, Faldo maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PAN daerah pemilihan Jawa Barat V, tetapi tidak terpilih.
Pada Oktober 2019, ia mengundurkan diri dari PAN dan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Di PSI, ia mendapat posisi sebagai Ketua DPW PSI Sumatra Barat.
Selaku politikus PSI, Faldo menyatakan dukungannya terhadap Perda Syariah, yang bertentangan dengan sikap PSI di pusat.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam pidato politik pencalonan dirinya di ajang Pemilihan umum Gubernur Sumatra Barat 2020.
Sejak 14 Juli 2021, Faldo menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara bidang Komunikasi dan Media.