Gibran Trending, Publik Terbelah Soal Isu Gibran Menjadi Cawapres Prabowo Subianto
“Sudah jelaskan jadi tidak usah ngompori lagi, Maturnuwun Mas Gibran sukses terusss MERDEKA,” kata @ruhutsitomp
Gibran trending dalam beberapa hari ini.
Putra sulung Presiden Jokowi itu diisukan bakal menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Isu itu menggelinding menjelang putusan MK mengenai gugatan batas usia Capres-Cawapres 2024 dari 40 tahun menjadi 35 tahun.
Gugatan tersebut dikaitkan dengan Gibran Rakabuming yang saat ini berusia 36 tahun.
Dan MK baru akan memutuskan gugatan tersebut pada 16 Oktober 2023.
Gibran juga telah membantahnya akan maju sebagai cawapres dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Presiden 2024.
Citra baik Presiden Jokowi diprediksi akan hancur jika memaksakan Gibran maju sebagai cawapres.
Namun fakta-fakta itu tak mengurangi narasi tujuan tentang gugatan usia capres di MK untuk Gibran.
“Sudah jelaskan jadi tidak usah ngompori lagi, Maturnuwun Mas Gibran sukses terusss MERDEKA,” kata @ruhutsitomp yang membagikan video Gibran untuk memilih PDIP dan Capres Ganjar Pranowo.
Sudah jelaskan jadi tidak usah ngompori lagi, Maturnuwun Mas Gibran sukses terusss MERDEKA👍🤟🙏🇮🇩. pic.twitter.com/RDYnTtJ92A
— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) October 12, 2023
Gibran Rakabuming Raka, pengguna akun @gibran_tweet bukan anak “Malin Kundang”. Sudahlah, putusan MK apapun itu, akhirnya hanya anti klimaks dan PRANK NASIONAL. Sampai hari ini, saya masih menunggu pihak “tertentu”, khususnya gerombolan Prabu, yg mau “taruhan” 1 unit Mini Cooper. Clubman dgn saya, terkait hal tsb di atas.” @__AnakKolong
@BosPurwa: Gibran Jadi Cawapres Prabowo Panda Nababan : Apa iya moralnya begitu? Apa iya etikanya begitu? Apa iya budi perkertinya begitu?
Panda memang bercerita bagaimana Jokowi memogon Ketum Megawati agar anaknya dijadikan calon walikota Solo.
Padahal ketika itu, PDIP sudah munca calon walikota.
Semetara itu @henrysubiakto menulis panjang tentang apa jadinya jika Gibran benar-benar maju sebagai cawapres.
Kalau MK berani mengubah norma UU, yang kemudian membuat keponakan ketua MK yaitu Gibran Rakabuming Raka bisa dijadikan cawapresnya Prabowo, maka politik Indonesia akan ribut.
Artinya jika Gibran benar2 bisa maju karena normanya sudah diubah MK dan yg bersangkutan bersedia jadi cawapres 2024, maka tak hanya keputusan MK telah menjadi penentu variabel arah politik, tapi juga memunculkan perubahan signifikan sekaligus kontroversi yg munculkan isu kualitas demokrasi.
Konstituen yg selama ini mendukung pak Jokowi dan keluarga bisa ikut pindah kemana posisi politik @gibran_tweet berada pasca keputusan MK. Para pendukung yg ikut Gibran itu lebih banyak berasal dari pendukung Ganjar, bukan dari para pendukung Anies.
Jadi yg paling dirugikan pencawapresan Gibran adalah Ganjar. Disamping lembaga Mahkamah Konstitusi yang akan memburuk reputasinya.
Maka disitu poinnya. Siapa yang mendorong skenario ini terjadi adalah mereka yg ingin menggembosi atau memecah suara dukungan terhadap Capres Ganjar Pranowo, lewat perpindahan Gibran.
Mereka ingin menarik sekaligus membenturkan keluarga besar Jokowi dengan PDIP, Megawati, Ganjar dan pendukungnya.
Upaya ini dipercaya sebagai strategi yg bisa mengalahkan kekuatan Ganjar dengan memecah dukungan lewat pindahnya Gibran sebagai cawapres.
Jika ini terjadi maka suara Prabowo akan naik dapat tambahan dari para pendukung Gibran yg ikut berpindah. Kalau suara yg ikut terbawa itu tinggi, maka pasangan Amin juga akan diuntungkan.
Anies dan Cak Imien yang selama ini selalu di nomor buncit atau 3 dari dua yang lain, bisa punya kesempatan naik peringkat jadi nomer dua, karena turunnya suara Ganjar yang berpindah dukungan.
Skenario inilah yg ingin didorong oleh “lawan politik Ganjar dan PDIP”.
Dengan perubahan itu pasangan Amin punya kans masuk putaran kedua bersama Prabowo-Gibran. Namun berjalan tidaknya semua ini tergantung pada faktor kesadaran dan pemahaman mayoritas para pemilih terhadap karakter personal masing2 calon2 pemimpin yg diskenariokan tadi.
Dan yang lebih menentukan lagi adalah manuver para ketua partai, yang bisa saja di jam jam terakhir sebelum pendaftaran capres cawapres ada kemungkinan berubah haluan dan orientasi koalisi politiknya.
Sehingga koalisi dan dukungan partai masih ada kemungkinan juga berubah dan mengubah siapa pasangan capres dan cawapres yg benar2 maju yg bisa berubah dari yg selama ini disebut sebut.
Bagi masyarakat yg penting hrs tetap cerdas, tidak emosional, hati2, dewasa dalam memilih maupun menghadapi politik Indonesia yg memang dinamis bahkan sering tak terduga karena permainan dan manuver elit-elit penentu.
Masyarakat harus siap, tak selalu yg bisa kita pilih itu pasangan yg ideal. Makanya prinsip yg paling memungkinkan adalah tidak memilih yg terburuk karakter dan track recordnya. IMHO. (Foto hanya ilustrasi biar lebih menarik, karena ada muka saya di sebelah mas Gibran).
Btw kok saya dan mas Gibran berubah ya dulu dan sekarang.